Bandung --- Sering kali produk-produk lokal di Indonesia dibuat menggunakan bahan baku impor. Misalnya saja gorengan ataupun bala-bala yang ternyata menggunakan bahan tepung terigu yang berasal dari luar negeri.
Hingga pada akhirnya, komoditas terigu di Indonesia mengalami masa krisis yang berdampak pada beberapa industri.
Begitulah beberapa di antara poin penting yang dikatakan oleh dosen program studi Teknologi Pangan UM Bandung Saepul Adnan dalam kegiatan "Mimbar Iqra" yang berlangsung di ruang pertemuan lantai 5 UM Bandung pada Selasa lalu.
Adnan menjelaskan, konsumsi terigu di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. "Kebutuhan terigu di Indonesia sangat luar biasa hingga mengalahkan komoditas bahan baku lainnya," ucap Adnan.
Ia menjelaskan perlu adanya research innovation atau riset inovasi dalam mencari dan menggantikan bahan-bahan impor tersebut. "Tidak serta merta mudah menggantikan bahan baku, perlu adanya research innovation untuk memenuhi kebutuhan pasar," tanggapnya.
Menurut Adnan, banyak sekali bahan baku lokal di Indonesia yang dapat menggantikan bahan baku impor. "Indonesia masih kaya dengan bahan baku lokal yang sampai saat ini masih kita manfaatkan," terang Adnan.
Meskipun begitu, ia menjelaskan perlu adanya penelitian untuk menentukan karakteristik yang sama dengan bahan baku impor pada bahan baku lokal yang ada.Â
"Perlu adanya riset, modifikasi, dan pengolahan untuk menentukan bahan baku pengganti mana yang memiliki karakteristik yang sama dengan bahan baku lokal tersebut," kata Adnan.
Hanjeli
Dirinya menjelaskan, salah satu bahan baku lokal yang memiliki potensi sama dengan tepung terigu yakni hanjeli. Jawa Barat menjadi salah satu provinsi yang menghasilkan hanjeli yang masih belum dioptimalkan pemanfaatannya.