"KH Ahmad Dahlan mampu menggunakan metode-metode baru untuk menghadirkan Islam," ucap Haedar Nashir.
Haedar kemudian mengutip pendapat Mukti Ali (tokoh Muhammadiyah, ahli perbandingan agama, dan Menteri Agama zaman Orde Baru) yang mengatakan bahwa pembaruan KH Ahmad Dahlan itu berbeda dengan pembaruan-pembaruan sebelumnya. Baik yang dilakukan oleh Muhammad Abdul Wahab, Ibnu Taimiyyah, Muhammad Rasyid Ridha, maupun tokoh-tokoh yang lain.
"Apa bedanya? Contohnya ada dua hal. Pertama, KH Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah telah melahirkan institusi atau organisasi modern. Gerakan sebelumnya hanya sebatas pemikiran. Kedua, ini yang tidak dimiliki gerakan sebelumnya, yakni melahirkan gerakan perempuan bernama Aisyiyah yang hadir ke ruang publik. Kemudian melakukan pembaruan peran perempuan Islam di Indonesia," tandasnya.
Di samping gerakan pembaruan yang modern dan melampauai jauh ke depan, konsep dakwah amar makruf nahi munkar di Muhammadiyah juga kata Haedar sangat kuat mengakar. Inilah salah satu yang menjadi ciri khas gerakan Muhammadiyah.
Tambahan informasi, Dialog Ideopolitor PWM Jawa Barat gelombang pertama ini berlangsung dari Sabtu-Minggu (12-13/08/2023) dan diikuti sekira 250 peserta.
Sementara itu, Dialog Ideopolitor gelombang kedua akan berlangsung dari 19-20 Agustus 2023 di Auditorium KH Ahmad Dahlan lantai tiga Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung).
Tema yang diangkat yakni "Mengimplementasikan visi, mengembangkan kolaborasi, menuju transformasi organisasi Muhammadiyah yang unggul dan berkemajuan."***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H