Dalam rangka rutinan bulanan di SMP-SMA Ali-Maksum Krapyak Yogyakarta. Kegiatan ziaroh Maqbaroh telah dilaksanakan pada hari Jumat 24 Mei 2024 di komplek pemakaman Dongkelan dengan kondisi cuaca yang gerimis, kendati demikian kegiatan tersebut tetap berlangsung di Maqom Dongkelan. Ziaroh Maqbaroh berlangsung dengan pembacaan Yasin yang dipimpin oleh Ustdzahah Diah, dilanjut tahlil dan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Ustadzah Ervina. Kegiatan dihadiri oleh seluruh santri SMP-SMA Ali-Maksum Krapyak Yogyakarta dan pembimbingnya.
Jokeishia Ulibasa Wilujeng br. Hutagalung. Salah satu santri dari SMA Ali Maksum berkomentar jika kegiatan maqbaroh rutin dilakukan setiap bulan: "Biasanya diadakan sebulan sekali di hari Jumat, setelah jamaah shalat shubuh dan setelah membaca surat Al-Kahfi yang biasa dibaca rutin di hari Jumat" ujarnya santri yang berasal dari Wonosobo itu.
Kegiatan maqbaroh sudah lama dilakukan di asrama SMP-SMA Ali-Maksum Krapyak Yogyakarta. Jokeishia siswi kelas 11 IPS 2 saat ini, membagi ceritanya tentang kegiatan maqbarohnya kali ini: "Saya sudah mondok di Ali Maksum selama 5 tahun, dari SMP sampai SMA kelas 11 ini, mabaroh kali ini agak sedikit berbeda karena pagi hari Jogja disambut dengan hujan sampai pukul 6 masih gerimis, kendati demikian kegiatan maqbaroh tetap dilakukan karena pagi hari asrama akan di fogging jadi harus segera dikosongkan. Saya juga berharap maqbaroh kali ini bisa mendatangkan barokah untuk kesuksesan saya dalam menuntut ilmu di Pondok Pesantren Ali-Maksum" ujar santri yang kerap dipanggil Jokei.
Maqbaroh yang rutin dilakukan oleh SMP-SMA Ali-Maksum dilakukan oleh 3 komplek asrama yaitu asrama tahfidz, asrama bahasa, dan asrama hasyimah. Perjalanan maqbaroh dari asrama dilakukan dengan berjalan kaki oleh para santri. Jokeishia menambahkan pengalamannya tentang maqbaroh kali ini: "Saya biasanya berjalan kaki dengan teman-teman kelas yang satu asrama. Perjalanan dari asrama sampai maqbaroh sekitar 20 menit tapi karena dilakukakan bersama-sama maka perjalanan yang jauh tidak terasa. Sebelum maqbaroh saya merasa mengantuk karena kami berangkat di pagi hari yang sedang gerimis, namun setelah maqbaroh saya merasa senang karena gerimis yang telah berhenti dan kami diberi waktu untuk membeli makanan setelah maqbaroh sebelum kembali ke asrama" lanjutnya
Tradisi Ziarah Maqbaroh di komplek pemakaman dongkelan adalah maqam yang setiap harinya dikunjungi peziarah baik dari kota Yogyakarta maupun luar kota. Â Pemakaman di Dongkelan menjadi tempat makam ulama-ulama dalam menyebarkan agama islam di Yogyakarta terkhusus Krapyak yaitu Pendiri Pondok Pesantren Al-Munawir, Â pendiri Pondok Pesantren Ali Maksum, dan ulama lainnya.
Tidak ada waktu tertentu untuk berziarah kubur sehingga bisa dilaksanakan kapan saja. Tetapi masyarakat Indonesia biasa mengunjungi makam saat hari tertentu, misalnya menjelang haul, bulan Ramadhan dan saat hari raya Idul Fitri atau yang lebih baiknya rutinan di Hari Jumat.Tujuan ziarah maqbaroh memiliki tujuan penting yang tidak boleh diselewengkan. Yang pertama sebagai pengingat peziarah mengenai kematian, akhirat, dan menentramkan hati peziarah. Yang kedua yaitu memberi manfaat penghuni maqam sebagai bentuk salam dan doa. Yang ketiga adalah bertawasul yang berarti berdoa memohon kepada Allah dengan wasilah (perantara) barokah melalui Nabi dan orang yang beramal soleh.
Dalam tradisi islam sendiri, ziarah maqbaroh sudah tumbuh sejak berdirinya islam itu sendiri. Tradisi ini dalam perkembangannya sempat dilarang, sebab kebiasaan orang jahiliyah zaman dahulu,dan dikhawatirkan akan berbuat syirik serta melontarkan kata-kata batil. Dengan seiring berjalannya waktu, Islam semakin berkembang. Dengan izin Allah, diperintahkan untuk dijalankan kembali oleh Rasulullah . Sebagiamana hadis Rasulullah:
"Sesungguhnya aku dahulu telah melarang kalian untuk berziarah kubur, maka sekarang berziarahlah! Karena dengannya, akan bisa mengingatkan kepada hari akhirat dan akan menambah kebaikan bagi kalian. Maka barangsiapa yang ingin berziarah maka lakukanlah, dan jangan kalian mengatakan hujr (ucapan-ucapan batil)." (H.R. Muslim)
Dari sahabat Buraidah juga, beliau berkata: "Rasulullah telah mengajarkan kepada para sahabatnya, bilamana berziarah kubur agar mengatakan: "Assalamualaikum wahai penduduk kubur dari kalangan kaum mukminin dan muslimin. Kami Insya Allah akan menyusul kalian. Kalian telah mendahului kami, dan kami akan mengikuti kalian. Semoga Allah memberikan ampunan untuk kami dan kalian."(HR. Muslim)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H