Mohon tunggu...
Umaya Kholida
Umaya Kholida Mohon Tunggu... Mahasiswa - 23107030138 Ilmu Komunikasi 2023 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Mahasiswi Ilmu Komunikasi 2023 UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ziaroh Maqbaroh di Dongkelan: Ngalap Barokah di Kala Hujan

27 Mei 2024   13:23 Diperbarui: 27 Mei 2024   13:56 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam rangka rutinan bulanan di SMP-SMA Ali-Maksum Krapyak Yogyakarta. Kegiatan ziaroh Maqbaroh telah dilaksanakan pada hari Jumat 24 Mei 2024 di komplek pemakaman Dongkelan dengan kondisi cuaca yang gerimis, kendati demikian kegiatan tersebut tetap berlangsung di Maqom Dongkelan. Ziaroh Maqbaroh berlangsung dengan pembacaan Yasin yang dipimpin oleh Ustdzahah Diah, dilanjut tahlil dan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Ustadzah Ervina. Kegiatan dihadiri oleh seluruh santri SMP-SMA Ali-Maksum Krapyak Yogyakarta dan pembimbingnya.

Jokeishia Ulibasa Wilujeng br. Hutagalung. Salah satu santri dari SMA Ali Maksum berkomentar jika kegiatan maqbaroh rutin dilakukan setiap bulan: "Biasanya diadakan sebulan sekali di hari Jumat, setelah jamaah shalat shubuh dan setelah membaca surat Al-Kahfi yang biasa dibaca rutin di hari Jumat" ujarnya santri yang berasal dari Wonosobo itu.

Kegiatan maqbaroh sudah lama dilakukan di asrama SMP-SMA Ali-Maksum Krapyak Yogyakarta. Jokeishia siswi kelas 11 IPS 2 saat ini, membagi ceritanya tentang kegiatan maqbarohnya kali ini: "Saya sudah mondok di Ali Maksum selama 5 tahun, dari SMP sampai SMA kelas 11 ini, mabaroh kali ini agak sedikit berbeda karena pagi hari Jogja disambut dengan hujan sampai pukul 6 masih gerimis, kendati demikian kegiatan maqbaroh tetap dilakukan karena pagi hari asrama akan di fogging jadi harus segera dikosongkan. Saya juga berharap maqbaroh kali ini bisa mendatangkan barokah untuk kesuksesan saya dalam menuntut ilmu di Pondok Pesantren Ali-Maksum" ujar santri yang kerap dipanggil Jokei.

Jokeishia dan teman kelasnya (Dok.Pribadi)
Jokeishia dan teman kelasnya (Dok.Pribadi)

Maqbaroh yang rutin dilakukan oleh SMP-SMA Ali-Maksum dilakukan oleh 3 komplek asrama yaitu asrama tahfidz, asrama bahasa, dan asrama hasyimah. Perjalanan maqbaroh dari asrama dilakukan dengan berjalan kaki oleh para santri. Jokeishia menambahkan pengalamannya tentang maqbaroh kali ini: "Saya biasanya berjalan kaki dengan teman-teman kelas yang satu asrama. Perjalanan dari asrama sampai maqbaroh sekitar 20 menit tapi karena dilakukakan bersama-sama maka perjalanan yang jauh tidak terasa. Sebelum maqbaroh saya merasa mengantuk karena kami berangkat di pagi hari yang sedang gerimis, namun setelah maqbaroh saya merasa senang karena gerimis yang telah berhenti dan kami diberi waktu untuk membeli makanan setelah maqbaroh sebelum kembali ke asrama" lanjutnya

Dok.Pribadi
Dok.Pribadi

Tradisi Ziarah Maqbaroh di komplek pemakaman dongkelan adalah maqam yang setiap harinya dikunjungi peziarah baik dari kota Yogyakarta maupun luar kota.  Pemakaman di Dongkelan menjadi tempat makam ulama-ulama dalam menyebarkan agama islam di Yogyakarta terkhusus Krapyak yaitu Pendiri Pondok Pesantren Al-Munawir,  pendiri Pondok Pesantren Ali Maksum, dan ulama lainnya.

Tidak ada waktu tertentu untuk berziarah kubur sehingga bisa dilaksanakan kapan saja. Tetapi masyarakat Indonesia biasa mengunjungi makam saat hari tertentu, misalnya menjelang haul, bulan Ramadhan dan saat hari raya Idul Fitri atau yang lebih baiknya rutinan di Hari Jumat.Tujuan ziarah maqbaroh memiliki tujuan penting yang tidak boleh diselewengkan. Yang pertama sebagai pengingat peziarah mengenai kematian, akhirat, dan menentramkan hati peziarah. Yang kedua yaitu memberi manfaat penghuni maqam sebagai bentuk salam dan doa. Yang ketiga adalah bertawasul yang berarti berdoa memohon kepada Allah dengan wasilah (perantara) barokah melalui Nabi dan orang yang beramal soleh.

Pemakaman di Dongkelan (Dok.Pribadi)
Pemakaman di Dongkelan (Dok.Pribadi)

Dalam tradisi islam sendiri, ziarah maqbaroh sudah tumbuh sejak berdirinya islam itu sendiri. Tradisi ini dalam perkembangannya sempat dilarang, sebab kebiasaan orang jahiliyah zaman dahulu,dan dikhawatirkan akan berbuat syirik serta melontarkan kata-kata batil. Dengan seiring berjalannya waktu, Islam semakin berkembang. Dengan izin Allah, diperintahkan untuk dijalankan kembali oleh Rasulullah . Sebagiamana hadis Rasulullah:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun