“Acara on hita baen di son harani adat na adong di hita do on sian najolo, nadong maksudna lain. Markumpul pe hita di son aso rap-rap mandoa do hita tu Tuhan aso mago virus na meresahkon masyarakat dunia on. Boti, mardoa jolo hita anso tarbuka pintu hati ni halak na mandokkon na tola marusaho baenna virus on. Harana anggo inda kehe viros on nangge be bisa hita manjalani kehidupanon be songon nalalu-lalu.”
‘Acara ini kita buat di sinii karena adat yang sudah kita miliki selama ini. Tidak ada maksud lain. Bekumpul pun kita di sini agar sama-sama berdoa kepada Tuhan agar hilang virus yang meresahkan masyarakat di dunia ini. Lagi pula marilah kita berdoa agar terbuka pintu hatinya orang yang mengatakan tidak boleh bekerja karena virus ini. Karena jika virus ini tidak hilang tidak lagi bisa kita menjalani kehidupan lagi seperti biasanya.”
Ritual tolak bala ini dilanjutkan dengan tahlil dan doa yang dipimpin langsung oleh tokoh pemuka adat dan agama yakni Ruslan A. Gani Harahap. Dimana lemang yang sudah disuguhkan di atas piring diletakkan di tengah untuk di doakan dan mengambil berkahnya.
Acara ritual dilanjutkan dengan makan lemang bersama-sama. Setiap orang yang hadir dalam ritual itu wajib memakan lemang yang sudah disuguhkan tersebut. Kata petuah adat setempat,
“Onma acara inti sian martolak balaon, satiop na adong di son di pangidohon aso mamangan lemang on, bope na sakkamata. Harana lomang on ima tanda bahwa hita madung mangadaon tolak bala na sangat sakral dan jarang do hita pasuon na songonon.
“Inilah acara inti dari ritual ini, setiap yang hadir harus makan lemang minimal satu potongan, karena lemang ini sebagai tanda bahwasanya masyarakat Pasar Gunung Tua, Padang Bolak telah mengadakan sebuah ritual yang sangat sakral dan jarang terjadi.”
Masyarakat Pasar Gunung Tua, Padang Bolak sangat berharap agar virus corona yang menyerang penjuru dunia akan segera musnah. Ruslan A Gani Harahap juga menyampaikan,
“Acara adat martolak balaon sasakali ma ia di baen masyarakaton harana jika adong musibah na manimpah sajo do.”
“Acara adat martolak bala ini hanya dilakukan oleh masyarakat setempat jika ada musibah yang menimpa saja.”
Setelah ritual martolak bala selesai, masyarakat yang berada di Mushollah tersebut saling bersalam-salaman guna mempererat tali silaturrahmi dan saling menguatkan dalam menghadapi pandemic irus corona saat ini. Begitu ritual selesai, masyarakat setempat membagi-bagikan lemang bambu kepada setiap rumah tangga mendapatkan satu lemang bambu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI