Martolak Bala merupakan adat istiadat yang dilakukan oleh suku Mandailing untuk mengusir bencana yang datang ke kampung mereka. Ritual ini dipercayai warga setempat secara turun temurun, mulai dari nenek moyang mereka sampai saat ini.
Martolak Bala ini diadakan oleh suku Mandailing Desa Pasar Gunung Tua Kecamatan Padang Bolak Kabupaten Padang Lawas Utara Provinsi Sumatera Utara pada Kamis (9/4).
Ritual ini dilaksanakan untuk mengusir wabah virus corona yang menyebar di penjuru dunia agar tidak menjangkit ke kampung mereka. Ruslan A. Gani Harahap selaku tokoh pemuka adat dan agama di Desa Pasar Gunung Tua mengatakan
“Ritual martolak bala on di baen di huta nita on aso rap-rap hita mangido partolongan tu Tuhan aso mago virus corona sian muka bumi on.”
“Ritual martolak bala ini dilaksanakan di kampung ini agar masyarakat sama-sama berdoa meminta pertolongan kepada Allah SWT agar virus corona ini hilang dari muka bumi.
Gunung Tua, Padang Bolak adalah daerah yang mayoritasnya suku Mandailing, adat istiadat pada daerah ini masih sangat kental, khususnya pada masa yang dianggap dapat mengganggu kenyamanan dan aktivitas masyarakat setempat. Seperti yang terjadi pada masa sekarang ini, saat pandemic virus corona menyebar luas di penjuru dunia.
Masyarakat Gunung Tua, Padang Bolak ini sangat sigap dalam menyikapi hal ini dengan mengadakan acara adat istiadat yang sering disebut oleh masyarakat setempat dengan istilah martolak bala.
Masyarakat sekitar Gunung Tua, Padang Bolak mengadakan ritual ini dengan beramai-ramai, dimana mereka saling bergotong royong dalam hal melaksanakan ritual marolak bala maupun dalam bidang dana.
Mereka memulai ritual dengan memasak lemang bambu sebagai makanan ciri khas Gunung Tua, Padang Bolak yang di masak oleh ibu-ibu setempat, kemudian di suguhkan di atas piring dalam bentuk yang sudah di potong-potong. Lemang yang sudah disuguhkan kemudian digiring beramai-ramai dari rumah menuju Mushollah setempat.
Tidak hanya bapak-bapak, ibu-ibu, dan juga tokoh masyarakat saja, anak-anak pun diikkut sertakan dalam acara ritual yang dianggap sangat penting dalam mengembangkan adat istiadat suku Mandailikng.
Setelah masyarakat setempat sudah berkumpul di Mushollah, tokoh pemuka adat dan agama langsung mengambil alih dengan membuka acara ritual tersebut dengan memberikan pembukaan dan menjelaskan sedikit penjelasan tentang ritual ini.