Ruang publik merupakan aset utama bagi masyarakat Besi, Jalan merupakan ruang publik yang paling mudah diakses, Jalan tak hanya berfungsi sebagai jalur sirkulasi tetapi juga ruang sosial yang dapat merepresentasikan kehidupan dan Identitas Kota dan desa, Kab. Maluku Tengah berperan penting dalam merepresentasikan identitas Kota Masohi sebagai "Kota Gotong Royong". Pemanfaatan ruang  publik Bupati Maluku tengah tak becus optimalisasi Jalan Lintas seram.
Mengembalikan peran jalan sebagai ruang publik merupakan solusinya yakni dengan mengoptimalkan fungsinya sebagai tempat masyarakat bersosialisasi dan beraktivitas, serta mengintegrasikan kebutuhan pejalan kaki dengan pembangunan lokal Maluku.
Pada tahan 1993 terjadi penggusuran jalan lintas kabupaten Maluku tengah oleh salah satu perusahan jalan swasta PT. WASKITA kala itu. Tentu Masyarakat Negeri Besi Seram Bagian Utara merasakan ada angin segar terhadap Masyarakat bahwa ada akses ke kampung kami yang sudah lama kami nanti-nantikan adanya infarstruktur jalan yang masuk ke negri kami. Tapi hanya janji politik saja dari bupati Abua Tusikal pada saat datang ke Negeri Besi tahun 2017.
Hal ini tampak misalnya dalam amanat UU No 38 Tahun 2004 yaitu "Jalan adalah akses transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas,
Maka tidak mengherankan ketika misalnya pihak Masyarakat besi kemudian menggunakan UU ini sebagai dasar berargumentasi untuk menyatakan hanya jalan berfungsi sebagai akses  ruang ekonomi Masyarakat Seram utara lebih tepatnya Masyarakat Besi karena dianggap sangat membantu  kami.
Sudah 26 tahun setelah penggusuran belum ada pembangunan jalan seperti di daerah lainnya, padahal pada saat penggusuran tersebut masyarakat menghibahkan lahan pertanian mereka untuk pemeritah Maluku tengah membuka akses jalan lintas Besi, Kami hanya ingin bahwa aksis darat masuk ke negri kami untuk lebih mudah menjual hasil pertanian kami dan hasil nelayan kami ke kota.
Bagimana kita mau menyekolakan anak-anak kami ke perguruan tinggi sedangkan jalan sebagai hal yang urgen untuk membantu kami berjualan ke desa tetanga kami saja susah akses jalan belum memadai, jalan pun masih berbatuan dan ketika musim hujan kami pun tidak bisa berjualan hasil-hasil yang kita miliki sebab jalan becek dan licin, ujaran Masyarakat Negri Besi Saat berjualan Muhidi Tihurua.
Harapan masyarakat Besi kepada Pemerintah provinsi Maluku dan pemerintah Kab. Maluku Tengah untuk bisa membangun jalan yang sudah lama mereka harpakan, sebab mereka beranggapan bahwa jalan sebagai sumber kehidupan masyarakat Besi, Bukan hanya janji-janji palsu kepada Masyarakat Besi saat momen politik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H