Mohon tunggu...
Umarul faruq
Umarul faruq Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswa

Tetap tegakan agama allah!!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yang Berat Itu Bukan Rindu, tapi Istiqamah dalam Iman

2 Januari 2020   15:43 Diperbarui: 2 Januari 2020   15:54 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tidak jarang kita mendengar para pemuda pemudi mengatakan bahwa yang berat itu adalah rindu, mungkin mereka menukil kata-kata sang legenda (Dilan), namun apakah memang benar yang berat itu rindu? Baik kita simak di bawah ini!

Kata al-Iman selalu bergandengan dengan 'amilu. Menurut Prof. DR. Muhammad Quraish Sihab menukil beberapa pendapat para Ulama bahwa Al-Quran menunjukkan bahwa dua komponen tersebut tidak bisa dipisahkan, karena setiap amal, sebaik apapun amal tersebut tanpa didasari keimanan, maka hal tersebut merupakan suatu kesia-siaan, begitu juga dengan iman, sebuah keimanan butuh yang namanya pengorbonan, yaitu dengan amal-amal yang baik.

Prof. DR. Ahmad Thib Raya mengatakan:

Setiap gerakan ada keberkahan, yaitu gerakan yang didasarkan dengan keimanan.

Iman adalah dasar bagi setiap amal. Orang yang memiliki iman yang kuat akan selalu terdorong untuk melakukan amal. Bertambah kuat iman seseorang bertambah kuat dorongan untuk beramal. Sebaliknya, iman yang lemah tidak mampu menroong diri manusia untuk beramal. Bertambah lemah iman seseorang bertambah lemah pula dorongan untuk beramal yang baik.

Karena dorongan imannya seseorang akan mampu melakukan amal, meskipun amal itu terlalu berat menurut pandangannya. Iman yang kuat pula yang mendeorong orang untuk berjihad di jalan Allah. Jihad adalah pekerjaan yang paling berat. Tetapi karena dorongan iman, amal itu mampu dilakukan.

Mari kita perhatikan apa yang dikatakan oleh Rasulullah di dalam hadis bahwa seorang mukmin dipandang sangat mulia Allah, apabila dia melakukan ha-hal berikut:

Dari Sahl bin Sa'd al-Saa'idiy, dia berkata: "Jibril a.s. pernah datang kepada Nabi, lalu berkata: Wahai Muhammad, cintailah siapa pun yang engkau suka, tetapi ketahuilah bahwa engkau akan berpisah dengannya. Lakukanlah semua amal yang engkau sukai, tetapi ketahuilah bahwa semua amal itu akan dibalasi oleh Allah. Nikmatilah hidup ini sesukamu. Tetapi ketahuilah bahwa engkau akan mati. Ketahuilah, wahai Muhammad bahwa mukmin yang paling mulia (di sisi Allah) adalah orang yang selalu bangun malam (untuk salat, berzikir, berdoa, dan berisitigfar) dan mukmin yang paling mulia (di sisi Allah) adalah orang yang merasa puas dengan apa yang dimilikinya (tidak meminta dari orang). HR Abu Zur'ah.

Oleh sebab itu, ingatlah lima hal yang diingatkan oleh Jibril kepada Rasulullah dalam hadis di atas, yaitu:

1. Cintailah setiap orang yang engkau sukai secukupnya, jangan berlebihan. Sebab, pada suatu saat nanti engkau akan saling berpisah. Engkau yang berpisah dengannya atau dia akan berpisah dengan engkau.

2. Lakukanlah semua amal yang engkau sukai, dan pilihlah amal yang baik, amal yang saleh. Sebab, amal salehmu itu akan dibalas oleh Allah dengan kebaikan. Jangan melakukan amal yang buruk. Amal buruknya akan menghasilkan keburukan bagimu.

3. Nikmatilah kehidupanmu di atas dunia sesukamu dengan melakukan amal-amal yang baik, amal yang saleh. Jangan menunda-nunda untuk melakukan amal baik itu. Sebab, tidak lama lagi engkau akan mati. Jika engkau sudah mati, maka tidak mungkin lagi engkau akan beramal dengan baik. Jauhkanlah dirimu dari amal yang buruk, sebab amal ini akan mengarkanmu kepada keburukan setelah kematianmu.

4. Bangun pada waktu malam untuk melahsanakan salat (tahajjud), berdoa, berzikir dan beristigfar adalah pekerjaan yang paling mulai di sisi Allah. Jika engkau melakukannya, maka engkau mendapatkan derajat yang tinggi dari Allah di sisi-Nya.

5. Merasa cukup dengan apa yang engkau miliki, dengan apa yang ada padamu (bersikap qana'ah), tidak meminta-minta kepada orang lain adalah suatu sikap yang paling mulia di sisi Allah. Jika engkau bersikap seperti ini, maka Allah mengangkat derajatmu ke derajat yang tinggi di sisi Allah.
Nah, pembaca yang semoga dirahmati Allah, tau kan sekarang yang berat itu apa?

Semoga kita semua termasuk di dalamnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun