Â
Hallo Sahabat Merdeka! Perkenalkan saya Umar. Saya berasal dari Universitas Negeri Makassar, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Fakultas Ilmu Pendidikan,  saya merupakan salah satu dari 635  Mahasiswa Universitas Negeri Makassar yang mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Angkatan 4 yang dinyatakan lolos pada  Universitas Negeri Padang Provinsi Sumatra Barat. Program ini berlangsung kurang lebih lima bulan yaitu dari 02 Februari 2024 sampai 22 Juni 2024.
Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) merupakan salah satu program kampus merdeka yang telah menambah  begitu banyak pegalaman saya tentang hidup serta mengubah pola piker saya sebagai Mahasiswa. Berada pada  lingkungan yang baru membuka mata saya dan membuat saya sadar betapa beragamnya Indonesia ini, jika dikatakan culture shock memang benar, terutama pada Bahasa dan makanan yang sumpah itu membuat saya selalu ngomong dalam hati " wow bedah banget sama di Makassar"  Sedikit cerita mengenai culture shock pertama yang saya alami adalah ketika pertama kalinya saya berkomunikasi dengan orang padang melalui Via-Watsap yaitu salah satu mahasiswa Universitas Negeri Padang, ketika itu saya ingin meminta untuk di masukkan kedalam grub watsap pada salah satu mata pelajaran yang saya ampuh, singkat cerita dia pun membalas dengan kata "iya Bg" sontak saya terdiam sejenak dan mengatakan dalam hati saya kenapa dia mengatai saya seperti itu. Karna di daerah saya atau di makassar bahkan daerah lain pun "Bg" ini merupakan salah satu Bahasa yang kasar yang artinya 'Bodoh" dan ternyata setelah cari tahu "Bg" itu merupakan singkatan dari "Abang atau Bang" yang memang digunakan untuk panggial bagi laki-laki. ini baru salah satu kata saja belum kata yang lainnya. lalu berbicara tentang  makanan, sehari setelah sampai di padang saya dan beberapa teman, paginya kami mencari makan dan yahh sejenak mata terpelongok melihat menu makanan yang di jual 95% semuanya bersantan dan berlumuran cabai, dalam hati saya "sepertinya maagku akan sering kambuh" Â
Tidak berhenti di situ, melalui program PMM ini saya bertemu dengan teman-teman yang berasal dari berbagai daerah dipenjuru Indonesia yang memiliki latar belakang yang berbeda-bedah, apa ta'lagi dengan Bahasa, Budanya dan Tradisinya yang pastinya sangat-sangat jauh berbedah. ada dari pulau Jawa, Sulawesi, Papua, Kalimantan yang  memberikan saya pelajaran dan pemahaman mengenai pentingnya  sebua toleransi itu. ini sangat penting untuk kita junjung dan kita terapkan karna jikalau hal tersebut kita sepelekan, maka akan menimbulkan masalah yang cukup seruis. Ini yang saya rasakan ketika pembagian kamar asrama, yang dimana saya di tempatkan dengan 3 orang yang berasal dari daerah yang berbeda, sebut saja Juna dari Banten, Zain dari Malang, dan Haikan dari Depok. Yang dimana antara kita  masi merasa canggung jadi  hanya memaklumi semua ucapan, intonasi dan gaya bicara kita masing-masing, dan berusaha berbaur dengan satu sama lain  dan pada akhirnya kita semakin akrab dan menjadi teman dekan bahkan sekarang berat rasanya untuk  Berpisah.
Adapun Ilmu pengetahuan yang saya dapatkan dari PT tempat bertukar merupakan suatu kesempatan yang sangat istimewa yang tidak semua mahasiswa bisa merasakan kuliah di dua kampus yang berbeda, juga bisa merasakan gaya belajar yang baru di Kampus Penerima. Dan  yang tak kalah seruh yang memberikan kesan yang sangat luar biasa yaitu kegitan Modul Nusanta yang bertujuan untuk Mengenal, Mempelajari dan dan Menghargai warisan budaya, Sejarah Indonesia, serta mengunjugi berbagai tempat wisata yang ada di Sumatra Barat. Yang tidak saya temukan di Makassar. Seperti permandian air panas Aia ange yang benar-benar air panasnya yang alami, saya juga berkesempatan mengunjungi Iatana Basa Pagaruyuang tempat keluarga kerajaan Pagaruyuang disana saya mendapatkan pengetahuan baru mengenai Silsilah Keluarga Kerajaan Pagaruyuang. Tidak hanya itu saya juga berkesempatan belajar budaya yang ada di kota padang khususnya di Kecamatan Bungus yaitu Tradisi Limau Barongge Dinagari Sungai Pisang. di daerah  ini masi sangat kental terkait dengan budayanya.Â
Saya juga berkesempatan berkunjung ke salah satu wisata yaitu Kubugadang yang daerahnya juga masi sangat kental dengan budayanya, di sana kami di ajarkan cara makan Bajamba atau biasa di sebuat makan Barapiak yang dilakukan dengan cara duduk Bersama-sama di dalam suatu tempat yang telah di tentukan. dan  ada yang menarik dari Budaya  makan Bajamba atau makan Barapiak  ini, yaitu kita tidak di bolehkan menyudai makan atau mencuci tangan kita, ketika datua belum selesai makan, Datua ini bisa kita katakan sebagai pemimpin atau ketua, orang yang kita Tuakan. Kemudian di lanjutkan dengan belajar alat-alat musik Tradisional, kami tidak hanya melihatnya tapi kami berkesempatan pula untuk memainkan alat-alat musik teradisional tersebut.Â
Kemudian merasakan jalan di Pematang sawah, Mebuat dan bisa mencicipi Onde-onde, belajar membuat Alat musik teradisional dari batang padi, melihat dan belajar Atraksi Beladiri, belajar menanam padi, dan sebelum pulang kami berkunjung ke salah satu permandian yang ada disana dan saya sangan terkesan dengan keindahan alam yang masi sangat alami serta airnya yang sangat amat  dingin.Â
Kemudian kegiatan modul nusantara yang lain kami juga berkesempatan berkunjung  ke kota Bukittinggi bertemu dengan orang-orang yang luar biasa, disana kami mendapatkan pengetahuan baru mengenai Penguatan Profil Pelajar Pancasila Melalui Implementasi Mulok PKBAM di Kota Bukittinggi. yang dimana berpusat pada sekolah-sekolah, jadi saya juga sangat terkesan mengenai hal ini karna Mata pelajaran ini telah di rancang sedemikian rupah dengan tujuan mengenalkan dan mengajarkan budaya-budaya yang ada dengan berkolaborasi antara guru mata pelajaran dengan masyarakat setempat. Sehingga dengan pengetahuan baru yang kami dapatkan ini membuka pikiran kami untuk menirukan hal tersebut kedaerah kami dengan Nuansa yang berbeda. Dan pastinya tidak elok rasanya jika berada di Bukittinggi lalu tidak berkunjung ke Jam Gadang yang merupaka iconic Sumatra Barat yang sebelumnya hanya bisa saya lihat melalui foto dan vidio saja tapi sekarang bisa Berdiri dan Melihat secara langsung, itu karena Pertukaran Mahasiswa.
Kegiatan Campe  di Alahan Panjang juga tidak kalah seruh, disana kami menginap dengan beberapa agenda, seperti tukar kado, makan jagung bakar, dan juga beberapa game dan kegiatan penutup yaitu Festival Budaya yang mempersembahkan berbagai penampilan seperti Tari Piring, Tari Pasambahan,Tari Klosal dan parade 70 mahasiswa perwakilan dari setia Universitas.
Bertukar Sementara Bermakna Selamanya, sebuah kalimat yang memilikih makna yang sangan berarti. Saya telah menyelesai program ini, tetapi pelajaran untuk terus belajar dan berkontribusi pada bangsa belum berakhir. Dengan melalui program Pertukaran Mahasiswa Merdeka saya telah diberikan Kesempatan luar biasa untuk tumbuh, belajar, dan merasakan dunia secara lebih mendalam Bonusnya saya bisa merasakan Naik Pesawat yang pertama kalianya. Kami ucapkan terimakasih kepada PMM Angkatan 4 dan terlebih kepada Universitas Negeri Padang yang telah mewadahi dan menyukseskan kegiatan ini. Terimakasih Pula Kepada Para Dosen Modul Nusantara dan LO yang telah mendampingi kami selama kegiatan ini, juga kepada teman-teman terimakasih atas dukungan dan semnagatnya.
"Jadilah bagian dari perubahan, dan Bersama kita akan mengukir dan mencapai banyak hal-hal baru"
                                             Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H