Gerai rambut dirambat warna putih
Kehabisan legam yang dulu diidam-idam
Baris gigi pergi satu-satu silih berganti
Sisanya goyah menyerah pada keras-keras
Kulit kisut meluput pupus kesintalannya
Pandangan baur membuyar obyek di hadapannya
Rerungu hilang peka, tangkap suara sedikit saja
Kembalilah ia pada masa kejadiannya
Ucap diserap senyap tinggalkan lirih
Hilang gaung yang dulu dengannya berlantang-lantang
Kaki payah melemah tak kuasa tegakan badan
Di atas dipan terduduk tunggu sesiapa kan menghampiri
Sesiapa dapati ia tengah bermanja
Bermalas-malas dalam rapuhnya usia
Hampir-hampir seperti orok adanya
Kembalilah ia pada masa kejadiannya
Ku dapati sayangnya kala kecilku
Kala seucap tak dimengertinya
Duhai sabar kala itu ia ajariku berulang ucap
Hingga sanggup aku ucap berluap-luap
Ku dapati cintanya kala kecilku
Kala teledor remukan pacah belah
Duhai sabar ia singkirkanku dari tetajam itu
Tiada rela segores pun buat luka padaku
Ku dapati kasihnya kala kecilku
Kala kaki kecilku coba-coba tegakan badanku
Duhai sabar ia tuntun gerak dua kakiku
Hingga kini kedua kokoh semampai menopangku
Ku dapati masa kecilku padanya
Terharap ini khidmat dapati usia senjanya
Meski semampu jua aku tak kuasa
Bertaruh payah tuk balas setiap jasa
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI