Mohon tunggu...
Jumardi Salam
Jumardi Salam Mohon Tunggu... -

Ingin bermanfaat bagi orang lain. just it

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pesona Bandara Sepinggan

31 Juli 2013   21:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:46 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dari Samarinda, saya dan teman lainnya berjumlah 8 orang, diamanahkan untuk menjemput para Mahasiswa yang tergabung dalam Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS) di Bandara Sepinggan yang akan diadakan dikampus kami. Sebuah perjalan yang cukup panjang di pagi hari. kami tiba di Sepinggan pada pukul 10.12 waktu setempat dan jika dirata-ratakan, kami menempuh perjalanan sekitar 3 jam 15 menit.

Bandara sepinggan ini, mulai beroperasi sejak zaman penjajahan Belanda tempo dulu (pra kemerdekaan Indonesia) dan kemudian diresmikan pada tanggal 6 Agustus 1997 setelah melewati 2 kali fase renovasi. Fase pertama, renovasi dimulai pada tahun 1991 hingga 1995 dan fase kedua, renovasi dilanjutkan pada tahun 1996 hingga kemudian diresmikan pada tahun 1997.

Memasuki Bandara Sepinggan, kami disambut dengan pemandangan ramai dan cukup padat. Semua serba sibuk entah apa yang ada dipikiran mereka. Namun yang harus diakui ialah bandara ini bersih dan rapi.

Disekitar bandara, kita bisa menggunakan fasilitas yang cukup memanjakan diri. ada hotel transit, business center, pusat informasi investasi, warehousing, meeting room, restoran dan mini market. Jika tak memiliki dana yang cukup, sebaiknya simpan baik-baik saja karena, semua serba dilipatgandakan dalam artian mahal. Yang harus kita syukuri, toiletnya gratis.

Setelah berjalan masuk dan melihat-lihat indahnya pesona di Sepinggan, kami ternyata sudah kedatangan Mahasiswa dari Bangka Belitung. Sebelumnya kami juga sudah kedatangan Mahasiswa dari Tarakan. Katanya, ia telah datang sejak malam hari. Tiket siang harga melambung, mereka melanjutkan pengakuan. Namun, wajah ceria masih saja melekat pada mereka. Selang beberapa saat kemudian, dari Jogjakarta, Bandung dan lainnya menyusul berangsur-angsur.

Disini, waktu tela memainkan peran terbaiknya. Kami dibuat lama menunggu Mahasiswa yang lain sehingga, waktu yang terbuang lumayan sia-sia. disela-sela bosannya menuggu, saya berinisiatif ingin membeli suatu yang dapat dibaca-baca. Sayapun keluar sejenak dari perkumpulan untuk mencari bacaan.

Ketika diperjalanan, saya melihat ada yang menjual aneka bacaan majalah dan koran dan sayapun menghampiri. Saya sebenarnya tahu, majalah disini mahal. Ya tapi tak apalah, asal ada yang bisa dibaca-baca. Saya mencoba berbincang lebih lama pada penjualnya namun initinya saya ingin mempertanyakan mengapa semua serba mahal.

Setelah berbincang cukup lama, saya baru tahu mengapa demikian mahalnya disini, karena Menurutnya, pajak yang harus dikeluarkan pertahunnya oleh para pedagang bisa mencapi 70 juta pertahunnya. Sebuah angkah yang besar bagi saya. Ya wajar sajalah barang-barang dibandara ini mahal.

Sekitar pukul 16:35 waktu setempat, kami bersiap-siap untuk kembali ke Samarinda. Karena menurut salah satu tim dari penjemput, yang lainnya biarkan saja menyusul belakangan karena bus sudah datang dan siap menemani.

Sebelum busnya jalan, saya melihat kembali slogan-slogan yang terpajang jelas disebagian bandara. Bwberapa slogan yang saya baca ialah, Balikpapan Kota Beriman. Kata kata itu sungguh nikmat kedengarannya. Jika saya mengartikan menurut analisa, slogan itu dipakai agar warga balikpapan selalu istiqomah menjaga kota tersebut. Termasuk kebersihan lingkungan dan infrastruktur. Tak heran jika Balikpapan salah satu yang terbaik dalam masalah kebersihan.

Di samarinda sendiri, slogan yang dipakai ialah, Samarinda Kota Tepian. Slogan itu dipakai karena memang Samarinda dikenal dengan Tepiannya yang indah dipinggir sungai mahakamnya.

Slogan selanjutnya yaitu, Balikpapan Kubangun Kujaga Kubela. Ini slogan yang menarik lagi ditelinga saya. Visinya terlihat jelas sekali. namun, di Samarina sendiri saya tak menemukan kata yang serupa. Yang ada ialah, Membangun Kaltim untuk Semua. Ini selogan yang keren dan sebenarnya mencangkup semuanya termasuk Balikpapan.

Setelah saya dan para Mahasiswa telah berkumpul di bus, kamipun berangkat kesamarinda sekitar 5 menit setelah kami mempersiapkan diri. Tak ada yang merasa risau didalam bus bermuatan 64 orang ini. Karena, jumlah kami sekitar 30 saja. Ketika busnya sudah jalan, Seketika saya bersorak pelan:”ohhh, ngantuknya, tidur ahhh”.

@umarSMD

http://umarsmd.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun