Mohon tunggu...
Fajar Umarsandi
Fajar Umarsandi Mohon Tunggu... -

Saya bukan penulis, bukan jurnalis tapi ingin mencoba untuk menulis, menuangkan apa yang ada di dalam pikiran. Saya tebuka akan masukan yang membangun. Thanks dan berkunjung ke blog saya. Salam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejahtera Salah Satu Kunci Keharmonisan Dalam Keluarga

2 Maret 2019   18:36 Diperbarui: 2 Maret 2019   19:05 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keluarga Bahagia - Sumber : techinasia

Merujuk pada program pemerintah yang akan diluncurkan dalam waktu dekat tentu menjadi angin segar bagi keluarga Indonesia. Semua keluarga dengan tingkat perekonomian masih di bawah tentu menjadi langkah awal mendapatkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Kemiskinan menjadi momok yang mengerikan untuk keluarga saat ini. 

Tampak di zaman yang serba mudah karena teknologi, justru menjadi mudah pula keluarga mengambil segala keputusan. Sudah banyak terjadi kemiskinan menyebabkan banyak perceraian, KDRT bahkan hingga meregang nyawa. Tentu hal ini yang menjadi landasan awal kenapa pemerintah perlu segera turun tangan mengatasi masalah ini. 

Latar belakang di atas merupakan hal mendasar yang sangat sering terjadi beberapa tahun terakhir. 

Batam - 2.456 pasangan mengajukan cerai

Depok - 5.000 kasus perceraian

Kebumen - 5.740 kasus perceraian

(sumber : berbagai media online)

Di atas merupakan beberapa contoh data perceraian yang terjadi di sebagian wilayah Indonesia. Pada tahun 2016 perceraian mencapai 1,8 juta kasus, kemudian pada tahun 2017 naik menjadi 1,9 juta kasus perceraian  (Badilag) MA. Artinya kasus perceraian terus meningkat dan belum terpecahkan solusinya saat ini. Perlu ditelusuri lebih lanjut kenapa perceraian ini bisa terjadi. Faktor ekonomi cukup memberikan prosentase yang tinggi sebagai biang keladi perceraian di Indonesia. 

Sudah sepatutnya pemerintah perlu memberikan solusi aktif yang membangun untuk membuat keluarga mandiri dan sejahtera. Pencanangan program pemerintah yang bertajuk Program Keluarga Harapan (PKH) tentu menjadi langkah nyata pemerintah membuktikan peranannya dalam ranah (sekup) keluarga. Tentunya bagi penerima bantuan ini akan merasakan dampak positif bagi keberlangsungan kehidupan Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Program yang akan diberikan dengan periode selama 6 tahun ini diharapkan benar-benar tepat sasaran dan efektif untuk mengentaskan kemiskinan dalam keluarga. 

TAK SEKEDAR MEMBERI

Untuk problematika seperti ini sangat diharapkan pemerintah tak langsung lepas tangan atau sekedar menggugurkan kewajiban untuk memberikan bantuan saja. Perlu secara berkesinambungan mengontrol, melihat dan mengevaluasi setiap tindakan yang telah dilakukan kepada KPM. Mulai dari pelayanan kesehatannya apakah sudah sesuai standar yang diinginkan atau belum, kemudian pendidikannya apakah sudah disesuaikan dengan kurikulum yang berjalan atau bantuan jenis lain yang bisa di dapatkan KPM. 

Selain itu harapan lainnya adalah PKH juga memberikan wadah bagi para kepala keluarga untuk menemukan pashion dan keterampilan untuk melanjutkan kehidupan ke depan. Dengan pemberian bekal berupa keterampilan tentu akan sangat bermanfaat bagi kepala keluarga untuk meningkatkan taraf hidup keluarga, memenuhi kebutuhan keluarga dan mampu mandiri di masa mendatang. 

Mengembangkan produk lokal untuk menciptakan brand "kampung" juga menjadi salah satu cara untuk meningkatkan potensi yang ada. Misal, jika desa/kampung tersebut memiliki kreatifitas unik dalam bidang seni, setidaknya pemerintah bisa memberikan pelatihal selling skill, penggunaan teknologi sebagai media penjualan atau promosi untuk memperkenalkan produk dan meningkatkan penjualan. Hal ini akan membantu meningkatkan taraf hidup keluarga bahkan untuk satu wilayah tertentu. Sudah banyak contoh di sekeliling kita, dan ini bisa dijadikan contoh serta acuan untuk mensukseskan Program Keluarga Harapan nantinya. 

UKURAN

Yang sudah berjalan terkadang hilang, terlupakan dan minim evaluasi. Berhubung informasi ini cukup masif di media, harapannya ada keterbukaan tentang Program Keluarga Harapan. Baik kendala atau tentang kesuksesan perlu disampaikan terutama jika ada dari salah satu "keluarga" yang memang memberikan inspirasi akibat dari program ini. Ukuran keberhasilan setiap keluarga pasti berbeda, yang pasti ada standar ketika periode ini berakhir justru tidak membuat keluarga merasa ketergantungan dari Program Keluarga Harapan ini yang berujung keluarga terus berharap mendapatkan bantuan.

Kembali lagi, Pemerintah harus pro aktif membentuk keluarga yang mandiri melalui Program Keluarga Harapan. Pemberian standar periode sangat bagus agar Masyarakat mampu menerima dan mempersiapkan segala sesuatunya selama Program ini berjalan. 

Berilah buku panduan, laporan atau apapun sebagai bentuk keseriusan Masyarakat mengikuti Program ini dengan benar sesuai dengan ketentuan yang ada. 

Dengan Program Keluarga Harapan ini diharapakan tingkat perceraian dan kdrt dalam keluarga bisa menurun, kesejahteraan keluarga meningkat dan

yang pasti Keluarga Mandiri merupakan tujuan akhir kesejahteraan yang sesungguhnya. 

Dari keluarga harapan itu muncul, untuk masa depan yang sejahtera

/Fajar Umarsandi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun