Mohon tunggu...
Fajar Umarsandi
Fajar Umarsandi Mohon Tunggu... -

Saya bukan penulis, bukan jurnalis tapi ingin mencoba untuk menulis, menuangkan apa yang ada di dalam pikiran. Saya tebuka akan masukan yang membangun. Thanks dan berkunjung ke blog saya. Salam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kapan Warga Seperti Ini Taat Aturan?

29 Desember 2015   16:22 Diperbarui: 30 Desember 2015   00:00 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pengemudi Merokok Di Dalam Bus"][/caption]Sore hari di tanggal 28 Desember 2015, dalam perjalanan dari Kebumen menuju Yogyakarta. Mesin bus berderu kencang dengan suara khas besi berkarat yang ketika bergoyang dengan getaran kaca bus yang bising menemani sepanjang perjalanan. Tampak dari luar bus "MUL*O" berkelir biru melaju cukup kencang. Hawa panas tak sepadan dengan cuaca yang cukup mendung di luar sana. Inilah fakta transportasi umum di sekitar kita. Harga murah dan mudah ditemui menjadi alasan masyarakat untuk menggunakan moda trasnportasi ini.

Untuk mengurangi suara bising pada kaca mereka mengakali dengan ganjalan berupa botol minuman yang diselipkan diantara kaca-kaca bus. Yah lebih mendinganlah meski yang saya rasakan tetap sama. "Ngik Ngik Ngik" semacam hewan sesak napas, itulah suara besi besi bus bergoyang. 

[caption caption="Aturan Dilarang Merokok dan Wajib Mematikan Mesin Kendaraan"]

[/caption]

MEMATIKAN MESIN SAAT MENGISI BBM

Bus berbelok kearah kiri yang terlihat adalah sebuah SPBU. Yapz, sepertinya bus ini akan mengisi bahan bakar. Beberapa saat mengantre tibalah bus ini mengisi bahan bakar. Dan yang menjadi kebiasaan bus-bus di Indonesia adalah mereka tak pernah mematikan mesin kendaraan ketika mengisi bahan bakar. Mungkin hampir semua bus yang pernah saya naiki rata-rata memiliki kesamaan seperti ini.

Entahlah, apakah ada pengaruhnya jika bus dimatikan sejenak selama pengisian bahan bakar. Jelas sudah terdapat petunjuk di setiap SPBU untuk mematikan mesin kendaraan selama pengisian. Karena merupakan pemicu kebakaran SPBU yang cukup besar. Dan larangan itu pun sangat jelas di setiap SPBU.

Saya pun sebagai penumpang menjadi was-was kalau-kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karena kecerobohan sopir bus ini. BBM yang cukup sensitif ini mampu menyambar apapun yang bisa menjadi sumber panas. Setahu saya pemicu kebakaran tak selalu dari api yang menyala. Tekanan udara dan gesekan juga mampu menyebabkan panas bisa menjadi sumber kebakaran serius. 

Atas dasar ini saya menjadi khawatir jika terjadi ledakan yang membahayakan seluruh penumpang dan orang sekitar. 

DILARANG MEROKOK DI SPBU

Hal sepele seperti ini pun yang seharusnya sudah dipahami para pengemudi masih saja dilanggar. Selama masih di dalam wilayah SPBU saja masih dilarang untuk merokok apalagi di dalam BUS yang sedang mengisi BBM. Seperti yang tampak pada gambar di atas. Dalam gambar memang tidak begitu jelas, tapi saya melihat asap dari rokok pengemudi BUS yang dengan santai tetap dihisap meski sangat beresiko.

Ini membuat penumpang merasa takut dan khawatir jika terjadi ledakan. Sangat disayangkan, karena seharusnya pengemudi sadar akan hal itu dan mengutamakan keselamatan penumpang. Tak hanya mementingkan setoran dan pendapatan. Saya paham betul akan kebutuhan pengemudi maupun kondektur untuk mencari nafkah. Akan tetapi jangan sampai membuat penumpang merasakan ketidaknyamanan. Apalagi BUS Purwokerto-Joga-Solo ini menjadi kendaraan pilihan utama masyarakat sekitar karena harga yang terjangkau. 

Semoga saja hal ini bisa dibenahi oleh pihak yang berwenang. Dan pihak SPBU bisa lebih tegas untuk menegakkan aturan dan tata tertib yang ada. Mungkin yang dilakukan saya menggunakan kamera di dalam SPBU juga salah akan tetapi ini perlu diketahui bahwa banyak kejadian seperti di atas dan cenderung diabaikan oleh warga. Semacam ini sudah dianggap biasa dan tak perlu dikhawatirkan, padahal bahaya mengintai kapan saja.

Semoga pengemudi bisa lebih berhati-hati dan mampu menaati aturan yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun