Mohon tunggu...
umarmaulanafiqri
umarmaulanafiqri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Departemen Sastra Jepang Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ragam-Ragam Bahasa Minangkabau

19 Desember 2024   23:33 Diperbarui: 19 Desember 2024   23:33 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bahasa Minangkabau

Bahasa mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, sebagai alat untuk berkomunikasi. Bahasa juga dapat digunakan sebagai media untuk megekspresikan diri. Seperti saat seseorang sedang senang maka bahasa yang digunakan biasanya lebih lembut dan halus, namun saat seseorang sedang marah bahasa yang digunakan akan lebih keras dan kasar. Dengan berbahasa pula kita dapat memahami kebudayaan suatu Kelompok.

Bahasa Minangkabau adalah bahasa daerah yang berkembang di wilayah Sumatera Barat. Orang Minang menggunakan bahasa Minang sebagai bahasa sehari-hari. Dalam bahasa Minangkabau, bahasa tidak hanya dijadikan sebagai alat untuk berkomunikasi saja. Tetapi bahasa bisa menjadi media penyampaian nilai-nilai dan ajaran dalam sosial budaya. Bahasa Minangkabau berkembang karena masyarakat Minangkabau dulu dikenal sebagai masyarakat perantau. Masyarakat Minangkabau telah merantau ke berbagai daerah di Nusantara dengan membawa bahasa mereka, seperti daerah Jambi, Riau dan lainnya. Oleh karena itu bahasa Minangkabau berkembang hingga saat ini dan memiliki banyak penutur di seluruh Indonesia. Dalam bahasa Minang terdapat 4 ragam bahasa, tergantung dari situasi dan kondisi bahasa tersebut akan digunakan. Yaitu bahasa surau, bahasa adat, bahasa parewa, dan bahasa biasa.

Bahasa Surau

Bahasa surau adalah bahasa yang biasa digunakan oleh para ulama untuk menyampaikan ajaran-ajaran keagamaan di surau.

Bahasa Adat

Bahasa adat adalah bahasa yang digunakan oleh ninik mamak (pemimpin adat) dalam kegiatan adat istiadat yang ada di Minangkabau. Seperti upacara pernikahan, pertemuan adat, musyawarah dan lainnya.

Bahasa Parewa

Bahasa Parewa adalah bahasa yang biasa digunakan oleh kaum muda. Biasanya bahasa yang digunakan sedikit kotor, kasar dan cenderung menyindir.

Bahasa Biasa

Bahasa Biasa adalah bahasa yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari oleh masyarakat Minangkabau atau biasa disebut sebagai bahasa Minang sehari-hari.

Dalam bahasa Minang juga terdapat berbagai dialek yang berbeda-beda sesuai dengan daerah nya. Berikut 5 dialek yang terdapat di daerah Sumatera Barat beserta daerah penuturnya.

1. Pasaman: Kabupaten Pasaman Barat dan Pasaman

2. Agam-Tanah Datar: Kabupaten Agam, Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Padang Pariaman, Solok, Kota Solok Selatan, dan Pesisir        Selatan

3. Lima Puluh Kota: Kab. Lima Puluh Kota, Kota Payakumbuh, Tanah Datar, Kota Sawahlunto, Kab. Sijunjung, dan Dharmasraya

4. Koto Baru: Kab. Dharmasraya

5. Pancung Soal: Pesisir Selatan

Dari kelima dialek diatas yang paling umum dan banyak digunakan oleh masyarakat Minangkabau untuk saling berkomunikasi adalah dialek Agam-Tanah Datar. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah penutur dialek tersebut di Sumatera Barat. Dialek Agam-Tanah Datar digunakan sebagai dialek umum di pusat kota Sumatera Barat karena tidak adanya unsur dialektika (kedaerahan) sehingga dianggap standar dalam menguasai bahasa Minangkabau. Inilah sebabnya bahasa Minangkabau dengan dialek Agam-Tanah Datar biasa disebut Bahaso Padang.

 

Bahasa Sopan

Dalam kebudayaan Minangkabau, yang dijadikan tatanan dalam kehidupan bagi orang Minangkabau dalam menjaga kesopanan dalam berbahasa sehari-hari adalah Kato Nan Ampek. Terdapat 4 kata Ketika berbicara di adat Minangkabau, yaitu:


a. Kato mandaki (kata mendaki) adalah kata yang digunakan oleh orang yang berusia lebih muda yang ditujukan kepada orang yang berusia lebih tua dari penutur. Kata mendaki ini biasanya digunakan oleh seorang anak kepada orang tua, kemenakan kepada mamak, adik kepada kakak, murid kepada guru dan lain-lain.

b. Kato Manurun (kata menurun) adalah kata yang disampaikan oleh orang yang berusia lebih tua kepada orang yang berusia lebih muda, seperti dari orang tua kepada anak, mamak kepada kamanakan, guru kepada murid dan lain-lain. Walaupun usia lawan tutur lebih muda dari penutur, ketika dalam pembicaraan orang yang berusia lebih tua harus tetap memperhatikan kesopanan bahasanya agar lawan tuturnya tetap merasa dihargai dalam pembicaraan tersebut.

c. Kato Mandata (Kata Mendatar) : adalah tata cara berbicara dengan orang yang sama besar dari segi usia maupun status sosial, biasanya kato mandata digunakan ketika berkomunikasi dengan teman sebaya atau seumuran dan pada kato mandata ini harus ada rasa saling menghargai satu sama lain yang berarti harus berkata-kata tanpa menyakiti/menyinggung perasaan orang lain.

d. Kato Malereng (Kata Melereng) : ialah bagaimana cara berkata dam bertutur baik dan sopan kepada orang yang di segani, biasanya kato malereng ini tidak ceplas-ceplos di ucapkan secara terus terang, terkadang kato malereng ini di ucapkan layaknya sindiran.Contoh kato malereng yaitu ketika berbicara dengan Sumando, Ipar, Mamak dan lain sebagainya.

Bahasa Kieh

Bahasa Minangkabau yang digunakan dalam pertuturan sehari-hari menggunakan ujaran tidak langsung, kiasan, sindiran dan perumpamaan disebut sebagai Bahasa Kieh. Bahasa Kieh merupakan salah satu cara bertutur masyarakat Minangkabau. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau, cenderung bertutur tidak berterus terang. Biasanya masyarakat Minangkabau bertutur melalui sindiran, kiasan dan perumpaman terlebih dahulu. Kata kieh biasanya diucapkan untuk mengungkapkan rasa kesal, marah, emosi, gembira dan sedih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun