Artificial Intelligence atau biasa dikenal Kecerdasan buatan yang kini sudah merebak di berbagai negara dan terus menjadi perhatian utama dalam pengembangan teknologi.Â
AI menjadi subjek penelitian yang kini sangat bergengsi dan menjadi sebuah hal yang menggiurkan para pengusaha, khususnya mereka yang bergerak pada bidang teknologi dan inovasi.
Namun, pada perkembangannya, AI juga menjadi sebuah ketakutan bagi para buruh pekerja akan masa depan pekerjaan mereka. isu ini pun diangkat dalam sebuah serial drama korea terkenal yang sedang berjalan pada bulan ini dengan judul "start-up",Â
Dalam salah satu scene di drama tersebut terdapat sebuah perusahaan yang sedang mengembangkan suatu kamera pengawas dengan teknologi AI yang mereka buat, diaplikasikan kepada suatu bank dan memicu amarah dan demo para buruh karena hadirnya teknologi tersebut akan menggeser pekerjaan mereka.Â
Faktanya, Hal tersebut sangatlah dilematis, di mana para angkatan kerja sangat banyak, akan tetapi efisiensi dan inovasi yang dihasilkan oleh keberadaannya AI sangat menggiurkan sehingga mau tak mau inovasi ini harus terus berjalan.Â
Menurut World Economic Forum pada "Future of Report"-nya tahun 2018 mengatakan bahwa akan 75 juta pekerjaan yang akan hilang dan digantikan oleh hadirnya AI/robot. Mengerikan, bukan?
Menghasilkan kenyataan bahwa dunia terus berjalan, inovasi terus berjalan, teknologi apalagi. Contohnya saja pada zaman dahulu ada pekerjaan operator yang menjadi perantara penelpon dan ditelpon yang kini tiada karena terciptanya direct call.Â
Fakta atas hilangnya pekerjaan atas kemunculan AI adalah benar adanya. Namun tentu tidak menjadi akhir dari sebuah dunia, kemunculan AI juga dapat membuka lapangan pekerjaan baru.Â
Dalam Future of Report WEF menyatakan bahwa memang 75 juta pekerjaan akan hilang karena hadirnya AI, tetapi akan lahir 133 miliar pekerjaan baru karena munculnya AI.Â
Tentu sektor pekerja kasar yang banyak akan hilang, karena AI/robot terpaku pada rutinitas, sehingga pekerjaan yang tidak terpaku pada rutinitas dan condong pada kreativitas akan muncul dan juga bertahan pada masa depan.Â
Hadirnya AI juga membuat pekerjaan semakin mudah, bukan sepenuhnya menghilang. Seperti mereka para pekerja full time akan berkurang jam kerjanya sehingga tidak semua pekerjaan kasar akan langsung digantikan oleh AI, kehadiran manusia tetap dibutuhkan sebagai pengontrol sebuah teknologi.
Kalimat tersebut dilontarkan oleh ketua buruh yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) karena hadirnya teknologi, ia menyatakan bahwa sangatlah bagus ada hadirnya para pengembang teknologi karena akan memajukan dunia.Â
Akan tetapi kecepatan berkembangnya teknologi tersebut yang menjadi ketakutan para buruh pekerja.Â
Memang manusia dituntut untuk beradaptasi dengan berkembangnya zaman, tetapi kecepatan berkembangnya harus diatur dan dijaga agar memberikan ruang untuk manusia beradaptasi dalamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H