Mohon tunggu...
Umar Al Faruq
Umar Al Faruq Mohon Tunggu... -

Leadership & Performance Management Consultant

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Terorisme dan Ilusi Mati Syahid

28 Juli 2013   22:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:54 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Si A tidak sendirian, dan malah aku tidak pernah mendapat jawaban tegas: "Ya! Aku akan mengikuti jejak para mujahidin itu untuk membunuh para kafir untuk kemudian mati syahid dalam perjuangan itu."

Sebagian besar balik menghujat aku yang melontarkan pertanyaan dan saran seperti yang di atas, dan sisanya hanya berdalih kenapa mereka tidak melakukan hal yang sama.

Bagiku, ketika mereka menyatakan dukungan kepada para pelaku teroris tapi mereka tidak mau melakukan tindakan yang sama (membunuh dan mati syahid), maka hanya ada 2 kemungkinan;

1. Para pendukung terorisme tersebut adalah pengecut dimana mereka hanya berani bersuara memberikan dukungan namun tidak cukup nyali untuk melakukan hal yang sebenarnya merupakan kewajiban bagi mereka yang membenarkan tindakan terorisme di Indonesia adalah jihad. Atau...

2. Jauh di dalam lubuk hati, mereka ragu bahwa tindakan yang dilakukan para pelaku teror adalah tindakan jihad. Mereka ragu jika para pelaku teror tersebut terbunuh, maka mereka mati syahid, dan pada akhirnya para pendukung tersebut juga ragu bahwa pelaku teror tersebut akan masuk surga.

Para pendukung terorisme tersebut semula menyatakan yakin bahwa Imam Samudra cs yang sudah mati ditembak itu mati syahid dan masuk surga.

Namun, dengan cepat mereka hanya sekedar menghujat aku dan berdalih seribu satu alasan ketika aku bilang: "Kalau begitu, kenapa kalian tidak mengikuti jejaknya? Kan yakin tuh bakal masuk surga? Dah, gak usah banyak cakap. Sono gih, buruan! Bunuhin tuh para kafir dan terus bunuh sampe kalian sendiri terbunuh! Sono gih!"

Lihat sendiri kan? Antara mereka pengecut atau mereka tidak yakin mereka akan masuk surga jika mereka melakukan hal yang sama dengan para pelaku teror itu.

Para pendukung itu hanya sekedar membenci orang-orang yang memiliki pandangan yang berbeda dengan mereka.

Mereka hanya senang ketika ada orang-orang yang melakukan teror atas nama pandangan mereka dan melakukan kekerasan kepada orang-orang yang mereka benci.

Mereka hanya berani "nabok nyilih tangan", dan tidak cukup melakukan sendiri karena mereka pada dasarnya tidak yakin bahwa para pelaku teror akan mati syahid dan masuk surga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun