NU:
• Membaca Qunut dalam sholat Subuh
• Membaca Sholawat/puji-pujian setelah Adzan
• Tarawih 20 Rakaat
• Niat shalat dengan membaca Ushalli
• Niat puasa dengan membaca nawaitu sauma ghadin dengan jahr, niat berwudulu dengan nawaitu Wudu’a lirafil hadats
• Tahlilan, Dibaiyah, barjanzi dan selamatan (kenduren)
• Bacaan Dzikir setelah sholat dengan suara Nyaring
• Adzan subuh dengan lafad Ashalatu khair minan naum
• Adzan Jum'at 2 kali
• Menyebut Nabi dengan kata Sayyidina Muhammad
• Shalat Id di masjid
• Menggunakan Mazhab Empat dalam Fikih (Syafii, Maliki, Hambali dan Hanafi)
Muhammadiyah:
• Tidak membaca Qunut dalam Shalat Subuh
• Tidak membaca puji-pujian/sholawat
• Tarawih 8 rakaat
• Niat Shalat tidak membaca Ushalli
• Niat Puasa dan Wudlu tanpa dijahr-kan.
• Tidak boleh Tahlilan, Dibaiyah, Berjanzi dan Selamatan (kenduren)
• Dzikir setelah shalat dengan suara pelan
• Adzan Subuh tanpa Ashalatu khairu minan Naum
• Adzan Jum'at 1 kali
• Tidak menggunakan kata Sayyidina
• Shalat Id di lapangan
• Tidak terikat pada mazhab dalam fikih
Sejatinya, perbedaan itu menjadi anugerah. Islam mengajarkan saling menghormati, bukan permusuhan.
Persamaan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah
Selain perbedaan, NU dan Muhammadiyah juga memiliki persamaan. Kemiripan kedua ormas Islam ini diungkapkan oleh Profesor Imam Suprayogo, seorang tokoh di bidang pendidikan Islam.
Mengutip tulisannya di website UIN Malang, menurutnya banyak kesamaan antara NU dan Muhammadiyah. Namun kalau hanya menyebutkan satu hal, baik NU maupun Muhammadiyah sama-sama menganut ajaran Islam, mereka hanya mengakui satu atau satu Tuhan saja, yaitu Allah SWT.
NU dan Muhammadiyah meyakini Muhammad adalah utusan-Nya dan karenanya menjadikan kehidupannya sebagai teladan. Mereka berdua kemudian menjadikan Al-Qur'an sebagai kitab suci yang patut diikuti, memandang ke arah Ka'bah dan sama-sama berusaha menerapkan rukun Islam yang lima dengan sebaik-baiknya.
Menurutnya, dengan bergaul dengan warga NU dan Muhammadiyah, mereka saling mendoakan yang terbaik. Setiap hari, mereka mendoakan agar umat Islam dan muslimah tanpa terkecuali dapat menikmati keselamatan, ampunan, kesehatan, dan kebahagiaan dari Allah SWT dalam hidup ini dan akhirat.
“Sholatnya juga tidak diskriminatif, misalnya hanya diperuntukkan bagi umat Islam tertentu anggota NU dan/atau anggota tertentu Muhammadiyah. “Doanya tidak pernah menyebutkan jenis keanggotaan organisasinya,” ujarnya.
Dijelaskannya, NU akan merasa senang jika Muhammadiyah ikut berjamaah dan mengikuti kegiatan kebudayaan seperti istighosah, tahlil, dan lain-lain. Begitu pula dengan warga Muhammadiyah akan senang bila warga NU mendaftarkan anaknya di lembaga pendidikan yang dikelola Muhammadiyah. Begitu pula warga NU juga senang anak-anak warga Muhammadiyah bersekolah di pesantren yang dikelolanya, tulisnya.
Sumber:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H