Mohon tunggu...
Umar Ahmad Alamery
Umar Ahmad Alamery Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hanya seorang individu yang penuh dengan keresahan.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Prabowo Presiden, Jaminan Mutu untuk Kelanjutan Deforestasi Hutan Indonesia?

21 Februari 2024   17:16 Diperbarui: 21 Februari 2024   20:03 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEMILU dan PILPRES untuk periode 2024-2029 hampir sudah dipastikan hasilnya, untuk pemilihan presiden (PILPRES) Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 yakni Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menang telak versi quick count dan terus memimpin perolehan suara versi real count KPU, hal ini dapat menutup kemungkinan terjadinya putaran kedua yang disebabkan pasangan nomor urut 02 menang dengan angka lebih dari 50% suara serta mendominasi di hampir seluruh Provinsi yang ada di Indonesia.

Sebagaimana yang kita ketahui, pasangan Prabowo-Gibran menjadi representasi dari keberlanjutan pemerintahan Presiden Joko Widodo, tentu saja segala program-program yang dijalankan oleh Jokowi akan terus dilanjutkan oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka seperti pembangunan infrastruktur, IKN serta proyek strategis lainnya seperti proyek Lumbung Pangan (Food Estate).

Proyek Food Estate yang dijalankan oleh pemerintahan Jokowi, yang dikomandoi langsung oleh menteri pertahanan Indonesia yakni Prabowo Subianto, dinilai sarat akan kontroversi, pasalnya proyek serupa sudah pernah dijalankan oleh pemerintahan sebelumnya dengan hasil yang nihil kontribusi terhadap suplai pangan Indonesia.

Alih-alih proyek Food Estate mengatasi persoalan suplai pangan dalam negeri, proyek ini malah menimbulkan permasalahan ekologis, yakni deforestasi hutan di sejumlah wilayah Indonesia.

Untuk informasi saja, proyek Food Estate yang digagas oleh Presiden Jokowi bukanlah proyek yang amat baru untuk mengatasi krisis pangan, proyek Food Estate telah dijalankan jauh lebih dari 30 tahun lalu tepatnya sekitar tahun 1990an di era Presiden Soeharto yang berhasil menggunduli sekitar 1  juta hektar lahan hutan di Kalimantan yang menjadi habitat bagi ribuan makhluk hidup dan tempat berbudaya bagi masyarakat adat setempat.

Kemudian proyek yang sama di tahun 2010 era Presiden SBY menjalankan proyek yang serupa bernama Marauke Integrated And Energy Estate (MIFEE).

Sebagaimana yang sudah bisa ditebak, proyek Food Estate era Soeharto dan SBY juga berujung gagal untuk membantu pasokan pangan dalam negeri.

Dan yang lebih mirisnya lagi, lahan dan hutan bekas penggundulan pemerintahah hanya menjadi lahan kering yang rentan akan bencana kebakaran hutan, dan lebih parahnya lagi, lahan gagal Food Estate yang ada di Marauke banyak yang dikonversi menjadi lahan pertanian kelapa sawit yang jelas itu untuk kepentingan pebisnis besar. Pada akhirnya, masyarakat Papualah yang menikmati pahitnya proyek tersebut.

Lucunya, pemerintah Indonesia terasa seperti kisah keledai yang selalu jatuh di lubang yang sama dikarenakan tidak pernah belajar dari kegagalan masa lalu. Pemerintah Jokowi yang diwakili oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (Calon Presiden Terpilih) akan melanjutkan proyek busuk seperti ini dengan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi lahan hutan yang ada di Kalimantan dan Papua.

Jelas, proyek ambisius seperti ini memperbesar resiko terjadinya krisis iklim, sebagaimana yang kita ketahui, Indonesia menjadi paru-paru oksigen dunia dengan hutan tropisnya yang ada di Kalimantan dan Papua, jelas ini sangat meresahkan bagi pemerhati isu lingkungan.

Semoga pemerintah tidak malu untuk belajar dan mulai untuk berani memikirkan ulang rencana-rencana mereka yang sarat akan resiko terjadinya bencana ekologis seperti banjir dan kebakaran hutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun