Oleh: Umar Faruq
Demokrasi memandang setara
Demokrasi menjungjung tinggi kebebasan
Demokrasi meniadakan diskriminasi
Demokrasi mendengarkan suara bukan menikam
Namun ralitas demokrasi meniadakan kesetaraan
Menghilang esensi manusia menyampaikan kebebasan
Mayoritas menindas Minoritas bertopeng kepentingan bersama
Suara kecil minoritas di anggap sebagai ancaman oleh megahnya istana
Padahal Demokrasi memandang semua setera
Jeritan suara kebebasan selalu terdengar
Menggelegar menyuarakan kesetaraan
Dari serpihan-serpihan  jalur aspirasi yang tersumbat
Akibat suara mayoritas yang menjadi pembenar
Serpihan suara dengan bernuansa jeritan
Membuat pedih penguasa
Penguasa dengan tongkat saktinya
Mengutuk kebebasan warga negara dengan membuatnya tak berdaya
Hukum menjelma menjadi tongkat sakti serba guna untuk menibas mereka yang berbeda
Rusaknya  Negara demokrasi bukan karena suara lantang warga negara
Tertupnya aliran suara yang membeku membuat negara  demokrasi itu hancur tak bernafas
Nafas Demokrasi sekencang kebebasan yang ada
Denyut nadi Domokrasi terhubunya suara warga negara pada penguasa
Demokrasi sistem paling baik didunia
Tapi kesalahan dalam pelaksanaannya
Membuat demokrasi menajdi sistem paling buruk
Karena penindasannya dilakukan secara berjema'ah dengan alasan kepentingan bersama
Kini Istana menugaskan manusia setegah dewa
untuk menjaga kepentingan penguasa dari serangan jeritan suara warga negara.
Salam Konstitusi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H