Kepadamu yang sering aku tinggalkan
Tujuh hari dalam seminggu, engkau aku titipkan
Dalam rasa laparmu, aku tidak dapat menyuapkan
Dalam rasa kantukmu, aku tidak hadir untuk membuaikan
Adakah rasa marah saat kita berjumpa
Sebab aku tak layak di sebut orangtua
Kecil merah kulitmu, aku sibuk bekerja
Cokelat mata, ikal rambutmu, aku hanya mendapat nama
Sayang,
Jangan engkau buang
Bila nanti aku sudah bungkuk, sungguh aku butuh seseorang
Bila nanti besar namamu, limpah rezeki mu, lihatlah aku dan tetaplah pulang
Aku tak minta apa-apa, peluk mesra darimu bisa membuat hatiku senang
Sayang,
Jadilah wanita sholeha, meski jalan hidup kita saat ini sungguh gersang
Tak ada tulang punggung, aku rela banting tulang
Sayang,
Aku tidak tau seberapa luka batin mu saat tegur sapa seorang ayah tak lagi engkau kenang.
Tak mengapa, jangan engkau kecil hati. Kita lewati sisa hidup dengan berjuang.
*01-08-2022*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H