Mohon tunggu...
Novia Meril Bettri
Novia Meril Bettri Mohon Tunggu... Lainnya - 🌼

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lorong Kehidupan

24 Maret 2022   13:53 Diperbarui: 24 Maret 2022   14:22 1314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi masih buta
Pintu rumah sudah terbuka
Kaki yang renta siap sedia mengitari seperempat kota
Meninggalkan airmata di dalam lemari tua
Membawa senyum agar terlihat baik baik saja

Beban kehidupan kian hari semakin menjepit
Tak ada yang gratis, semuanya butuh duit
Yang miskin kian hari semakin gelisah
Yang kaya kian hari semakin tumpah ruah

Lorong lorong sempit tempatnya hidup yang pahit
Tak ada lagi gosip, yang ada hanya tangis anak kecil yang menjerit
Botol tempat susu di rubah menjadi air rebusan beras yang katanya irit
Bukan irit tapi kantong tempat menyimpan duit sudah sakit

Lorong kehidupan tempatnya takdir berjalan
Susah senang hanya tinggal menunggu giliran
Carilah yang halal meski hidup di landa kesusahan
Pakailah yang bijak saat hidup sedang berkecukupan


*24-Maret-2022*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun