Mohon tunggu...
Novia Meril Bettri
Novia Meril Bettri Mohon Tunggu... Lainnya - 🌼

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinderella

22 Januari 2022   10:01 Diperbarui: 22 Januari 2022   10:03 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*Gadis desa dari kampung terpencil

Teman temannya adalah anak sungai
Bungkusan di tubuhnya hanya kain sehelai
Putih bersalju kulitnya, sesekali kumuh karena bermain dengan kotoran keledai
Gerak geriknya selalu ramah dan juga lemah gemulai

*Sayembara dari istana raja

Datanglah sayembara dari istana raja
Sayembara mencari istri untuk pangeran berkuda
Seluruh penjuru kampung mendapatkan berita gembira
Sibuklah orangtua merias anak perempuan bak putri raja

*Gadis kampung disulap jadi cinderella

Turunlah jelmaan peri langit menghampiri gadis kampung
Gadis kampung begitu dekil,bau dan berwajah murung
Bergeraklah tongkat sihir mengikuti ucapan peri langit yang melambung
Abracadabra,sekejap mata sudah berubah menjadi cinderella dengan gaun biru yang melengkung

*Pesta dansa dengan sepatu kaca sampai lonceng penghabisan malam berbunyi

Hadirlah cinderella di pesta dansa dengan sepatu kaca
Pangeran berkuda menawarkan ajakan santun untuk ikut berdansa
Pinggang beradu tangan, mata beradu senyum, hati beradu cinta
Tak terasa berdansa, lonceng malampun menggema
Cinderella melarikan diri dan tertinggalah sepatu kaca

*Kisah cinta menjadi legenda pangeran berkuda dan cinderella hidup bersama

Akhir sebuah legenda yang membuka mata membuka telinga
Pangeran berkuda sudah terpesona dan tak ingin berganti wanita
Meskipun pangeran tau pemilik sepatu kaca adalah gadis kampung yang beda kasta
Namun rasa cinta keduanya menghapus kisah simiskin dan sikaya yang tak bisa bersama
Mereka berdua menjadi buktinya, betapa manisnya hidup tanpa mengadukan harta

*22-Januari-2022*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun