Sorot mata jauh melayang hingga sabang...
Lingkar kuning belum terlihat dari ufuk timur...
Kurasa alam mencoba akrab pada isi kepala yang terguncang...
Sambil kulihat layar pagi ini...
Tak ada lagi ucapan selamat pagi...
Tak ada lagi my hero disepanjang hari...
Sebuah nama yang menempel pada layar ponselku...
Pahlawan yang memberi separuh denyut jantungnya...
Untuk aku yang saat itu hampir mati karena ditinggal pergi...
Pahlawan  yang menanamkan bibit cinta...
Pahlawan yang melintangkan sayapnya hingga aku mengudara...
Ku tempelkan kedua tanganku pada ilahi...
Memohon hari ini agar bisa kulewati...
Merayu hati untuk bisa melupa...
Menghapus fikiran untuk terbiasa...
Merobek niat untuk berkaca...
Kepadamu My hero...
Pahlawan pada bulan september...
Izinkan aku untuk mengucap syukur atas hadirmu...
Singkat waktumu menjadi panjang bagiku...
Hilangnya dirimu mengejutkan aku...
Tulisanku ini untukmu...
Menjadikan namamu sebagai hadiah bagi putera ku kelak...
Atas mimpi kita yang tertolak...
Untuk ragaku yang belum sempat kau bawa ke kota sabang...
Menjadi kenangan pada hatimu yang pergi karena bimbang...
*06-Desember-2021*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H