Latar Belakang
Sebagai bangsa yang memiliki penduduk terbesar ke 4 di dunia, menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang beragam jumlah suku, budaya, agama dan ras yang memiliki perbedaan latar belakang satu sama lain. Kondisi geografis yang berbeda- beda menjadikan lingkungan antar masyarakat satu dengan masyarakat lain mempunyai kebudayaan dan adat istiadat yang berbeda pula. Sehingga menjadi tantangan dalam menyatukan budaya masyarakat indonesia yang multikultural.
Selain itu masuknya budaya-budaya luar juga ikut menambah dan mengakulturasikan budaya di Indonesia, membuat semakin beragam pula kebudayaan di pelosok Indonsia. Sehingga kebudayaan-kebudayaan tersebut mempunyai ciri khas tersendiri yang unik dijumpai di berbagai wilayah. Namun, semakin kesini membuat masyarakat Indoneisa yang multikultur banyak dihadapi konflik-konflik sosial. Pada kenyataan nya konflik-konflik bernuansa SARA (Suku, Agama, Ras, Antargolongan) makin banyak terjadi. Di beberapa tahun terkahir, kita disuguhkan oleh macam macam konflik tersebut yang memiliki latar belakang berbeda-beda.
Perbedaan tersebut seakan menjadi masalah ketika terdapat gesekan. Masyarakat Indonesia menjadi sensitif ketika ada gesekan antar budaya. Hal tersebut tentu nya terjadi atas banyak faktor, seperti kondisi sosial budaya, globalisasi, dan politik negara. Terkadang konflik sering didominasi oleh isu-isu yang lebih bersifat politik dan ekonomi, namun penolakan terhadap keragaman budaya tetap menjadi alasan yang utama.
Kajian Teori
Konflik Sosial pada Masyarakat Multikultur di Indonesia
1. Pengertian Konflik Sosial
Menurut (KBBI) asal katanya, istilah konflik berasal dari bahasa Latinconfligo, yang berarti bertabrakan, bertubrukan, terbentur, bentrokan, bertanding, berjuang, berselisih, atau berperang.
Soerjono Soekanto:Konflik sosial itu sendiri suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan dengan disertai ancaman dan kekerasan.
Lewis A. Coser: Konflik sosial adalah perselisihan mengenai nilai-nilai atau tuntutan-tuntutan berkenaan dengan status, kuasa, dan sumber-sumber kekayaan yang persediaannya terbatas. Pihak-pihak yang sedang berselisih tidak hanya bermaksud untuk memperoleh sumber-sumber yang diinginkan, tetapi juga memojokkan, merugikan atau menghancurkan lawan mereka.
Sehingga dari kesimpulan di atas menurut saya konflik adalah suatu perselisihan antara seseorang atau kelompok yang akan membuat berbagai pihak berusaha untuk memenuhi tujuan nya. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat, jika konflik terkontrol maka akan menghasilkan integrasi, namun ketika integrasi tidak sempurna maka akan menyebabkan konflik.