Siapa sih yang nggak tau anime? Pasti banyak anak-anak muda Indonesia sekarang ini, terutama yang punya tv di rumahnya plus masa-masa kecil bahagia, yang tentunya tau apa itu anime. Dari yang masih kecil tingkat sekolah dasar, masa-masa sekolah menengah pertama atau atas, mahasiswa, atau yang sudah dapat pekerjaan, istri, dan momongan, banyak yang suka anime. Dari yang nontonnya di tv ataupun download dari animeindo. (kalau saya nggak dua-duanya tapi minta dari temen hehe... *dikeplak pembaca).
Tapi jujur aja pasti banyak dari kalian saat pertama-tama menonton anime banyak yang menyebutnya “kartun Jepang” (termasuk saya sendiri hehe). Bisa jadi karena pada saat itu nggak tau istilah apa untuk membedakannya dengan kartun-kartun buatan Amerika terutama yang dari Nickelodeon, Looney Tunes, ataupun Cartoon Network atau ada juga karena merasa anime itu ya sama saja dengan kartun hanya saja dibuat dengan style yang berbeda dan punya gaya tersendiri.
Lalu apakah anime dengan kartun itu sama? Masih sering mengundang perdebatan diantara para otaku (mereka yang sangat terobsesi dengan anime sampai-sampai mencari merchandise dan segala jenis info tentang anime) dengan mereka yang hanya sekedar suka menonton saja walau keduanya tetap terlihat berbentu animasi. Banyak dari mereka menganggap bahwa anime dengan kartun itu berbeda namun tak jarang juga yang menganggap bahwa keduanya sama saja. Bahkan perdebatan ini sampai dibawa-bawa ke dalam berbagai forum jejaring di dalam maupun luar negeri. Jujur saya sendiri pernah berdebat dengan teman sekampus saya yang duga sebagai seorang otaku akut.
Sebelum itu, ada perlunya kita tahu makna dari anime. Anime sendiri diambil dari kata “animeshon” yang diambil dari pelafalan Jepang (tau sendirilah... gimana lidah orang Jepang) dalam kata bahasa inggris “animation” yang berarti “gambar bergerak”. Dari sinilah mungkin banyak menganggap keduanya sama. Namun ada juga bukti yang cukup kuat untuk mendukung bahwa anime dan kartun itu berbeda. Kartun diambil dari kata “cartoon” yang bisa diartikan sebagai gambar yang terlihat jenaka atau lucu dan kadang dibuat hanya sekedar menghibur. Walau ada juga orang yang menggunakan kartun sebagai bahan satire politik.
Bersumber dari postingan di blognya mas Muhammad Hidayat berjudul “Perbedaan Anime dan Kartun” yang di-publish pada 25 Juni 2013, ia menulis sebelas bukti yang membedakan anime dengan kartun. Bisa dilihat dibawah ini sesuai yang ditulis oleh beliau berikut ini:
1. Dari segi cerita, Anime lebih rumit dan lebih sulit dibayangkan kejadian selanjutnya, karena kemungkinan si tokoh utama berhasil hanya 50:50, bandingin dengan kartun, Ada orang baik melawan orang jahat, orang jahatnya kalah, orang baiknya menang, seluruh tokoh bersuka ria. Begitulah. Terlalu monoton.
2. Anime adalah sebuah film animasi yang diangkat dari novel atau komik, kalo kartun, ada beberapa yang diangkat dari komik, tapi biasanya ceritanya seri. Selebihnya kartun dibuat berdasarkan khayalan si pembuat.
3. Cara penggambaran anime beda sama cara penggambaran atau style gambar kartun, gw susah ngejelasin apa yang beda, untuk contoh kita liat gambar ini aja. Ini tokoh kartun, Bukan anime :) Adventure Time yang diubah ke anime mode. Beda banget. Finn-nya ganteng...
4. Tokoh utama sebuah anime adalah manusia (Paling nggak bentuknya manusia), kalau kartun terkadang manusia, hewan, tumbuhan, atau benda mati.
5. Biasanya background di film anime lebih real dibandingkan background di film kartun.
6. Anime selalu digambar manual, sedangkan kartun kadang digambar manual, kadang pake komputer.
7. Disadari atau tidak, kartun sebenarnya lebih sadis dibandingkan anime. Tapi itu dari segi aksinya, bukan dari segi gambarnya. Misalnya gini-biar nggak bingung-, kartun Tom and Jerry memuat banyak aksi sadisme, kayak muka dipukul dengan, tertimpa piano, atau selangkangan Tom yang terbelah seperti pohon, tapi sedikit banget gambar kekerasan kayak darah atau semacamnya.
8. Daya tidak realistisnya film kartun lebih tinggi daripada anime, tapi daya kreativitas anime lebih tinggi daripada kartun.
9. Kartun berasal dari Amerika atau Eropa, sedangkan anime dari Jepang.
10. Dalam tekhnik pewarnaan dan detail, anime lebih unggul.
11. Alur cerita Anime lebih rumit dibandingkan alur cerita Kartun.
Ya, kartun biasanya menceritakan tentang orang baik yang melawan orang jahat. Anime juga demikian, namun dalam anime prosesnya berjalan secara lebih rumit. Dalam kartun, penonton dapat melihat secara jelas pola plot baik vs jahat. Sedangkan dalam anime, walaupun memiliki kesamaan plot, namun terkadang penonton sulit untuk memprediksi jalan ceritanya. Sehingga tak jarang pula penonton memihak kepada pihak yang berperan sebagai 'jahat'. dan saya juga biasanya lebih suka memihak pada yang jahat.
Untuk beberapa poin saya setuju dengan mas Hidayat tapi untuk beberapa poin saya tidak setuju terutama untuk nomor satu. Benarkah tidak ada kartun yang alur ceritanya rumit dan selalu monoton? Tentu tidak, bagaimana dengan kartun asal Argentina berjudul Boogie yang penuh dengan sadisme, adegan yang erotis, dan menyinggung isu perseturuan para mafia dan kriminal di kota-kota besar yang sekaligus memberikan bantahan pada nomor 5,7,9, dan 11. Kartun-kartun 2d buatan Walt Disney juga memiliki cerita yang rumit.
Dan untuk nomor dua sendiri. Bagaimana dengan Fullmetal Alchemist versi tahun 2003 dimana sang mangaka, Hiromu Arakawa, belum rampung menyelesaikan proyeknya tapi sutradara Seiji Mizushima sudah ngebet bikin anime-nya. Akhirnya banyak terjadi perbedaan cerita dan membuat para fans kecewa. Hingga pada tahun 2009, dibuatlah Fullmetal Alchemist: Brotherhood yang sesuai manganya itupun juga masih adanya perbedaan cerita walau sedikit. Hal yang sama juga terjadi pada manga fenomenal Samurai Deeper Kyo oleh Kamijyo Akimine yang versi animenya malah sangat sangat mengecawakan karena adanya perbedaan tokoh dan alur cerita. Dan bagaimana dengan anime yang tidak diangkat dari komik (baca: manga) ataupun novel? Seperi Samurai 7, Gurren Lagann, Code Geass, dan Jubei Chan?
Di poin nomor 4, sang blogger menulis bahwa tokoh utama sebuah anime adalah manusia. Lalu bagaimana dengan Hamtaro si hamster yang suka biji bunga matahari?
Untuk poin nomor 8 sendiri, bagaimana dengan Waltz With Bashir yang menampilkan gerakan yang sangat halus dan latar belakang penggambaran Lebanon dan Israel yang dibuat sedemikian rupa seperti aslinya? Bahkan itu jauh lebih real dari pada anime.
Dan nomor 9? Bagaimana dengan Dae Jang-Geum versi serial animasi buatan Korea Selatan, Torkaizer buatan Uni Emirat Arab, dan film animasi Indonesia yang akan datang, Battle Of Surabaya?
Tulisan-tulisan diatas hanya sebatas opini saya saja. Beda atau tidaknya anime dengan kartun tergantung pada pendapat anda masing-masing dan sayapun hanya menyampaikan pendapat saya. Tidak peduli bagaimana penyebutannya, saya sendiri kadang menyebutnya dengan anime ataupun kartun Jepang. Cukup dengan duduk dan nikmati anime kesukaanmu. Sekeras apapun kamu berdebat tentang hal diatas tidak ada pengaruhnya buat kamu sebenarnya. Lagipula, daripada berdebat hal-hal tak berguna diatas, lebih baik berterima kasihlah kepada orang-orang yang terlibat dalam pembuatan anime, orang-orang yang telah membuat masa kecil kita bahagia dan juga untuk mengisi waktu kosong kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H