Mohon tunggu...
Uthy Azzahra
Uthy Azzahra Mohon Tunggu... -

Bismillah....\r\n\r\nAndi Astuti syarif, dipanggil uthy dan memiliki nama hijrah zahra lahir di kota angin mamiri (SULSEL). aktivitas skrng Mahasiswi+aktivis dakwah+menulis...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari Sebuah Kehidupan

12 Januari 2015   02:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:20 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

diri sendirilah yang menentukan kebahagiaan dan suksesannya kita.

kita yang memiliki keimanan yang kurang dan semangat yang rendah dalam menjalani kehidupan akan mendapat hasil yang buruk. dan kita yang memiliki keimanan yang kuat dan semangat yang tinggi dalam menjalani kehidupan akan mendapat hasil yang baik.

cobalah, sejenak kalian bayangkan atau keluar dari rumah melihat orang-orang yang kehidupannya serba kekurangan… dan bandingkan dengan orang-orang yang kehidupannya tercukupi…

apa yang ada di pikiran kalian?

yah… usaha…

usaha yang berbeda

ketika ku melihat realita kehidupan, begitu banyak orang-orang yang kurang semangat dan termotivasi untuk bekerja keras sehingga hanya mengharapkan bantuan dari tangan-tangan orang lain dan tak sedikit yang akhirnya putus asa dalam menjalani kehidupannya di dunia ini.

ditengah ganasnya kehidupan ini, berbagai cara pun dilakukakan seseorang untuk mendapat keuntungan tanpa mengenal halal dan haramnya sesuatu itu. namun… dibalik kekejaman tersebut, masih terdapat orang-orang yang menjalani kehidupannya dengan kejujuran.

sebut saja pak didit bersama wahyu.

pak didit dan anaknya yang bernama wahyu telah menginspirasi banyak orang termaksud saya.

dibalik kekurangannya yang tidak bisa melihat atau tuna netra, semangatnya untuk hidup begitu besar dan pantang menyerah. apalagi wahyu anak ke tiga dari pak didit yang sekarang lagi duduk di bangku SMP yang menjadi semangat hidup pak didit karena senantiasa membantu ayahnya berjualan kerupuk keliling. dari siang sampai malam, tak ada kata lelah apalagi mengeluh saat jualannya tak terjual semua. ditengah suara kendaraan berlalu lalang, pak didit bersama wahyu tetap setia menunggu para pembeli sampai kerupuknya habis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun