Mohon tunggu...
Azanuddin Umaee
Azanuddin Umaee Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mencoba Menganalisis Apa aja!\r\nhttp://umaeeblogs.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bom Waktu!!! di Film Seri Nazaruddin

18 Agustus 2011   09:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:40 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_125524" align="alignleft" width="300" caption="foto by kompas.com"][/caption] BEBERAPA bulan ini ada begitu banyak pemberitaan media baik media Televisi maupun media Elektronik yang didominasi oleh pemberitaan politik bangsa ini. Mulai dari kerusuhan di papua, pendirian partai politik baru, penegakkan hukum oleh KPK, hingga kasus yang melibatkan mantan bendahara Partai Demokrat M. Nazaruddin. Dan yang paling heboh adalah kasus Nazaruddin. Berita ini menarik diikuti disamping karena jalan ceritanya yang cukup panjang dan banyak menyita perhatiaan publik juga banyak letupan-letupan adegan yang membuat berita tentang Nazaruddin menjadi menarik.

Karena Menariknya maka saya akan menjadikkannya Film yang serupa sinetron-sinetron Indonesia yang tak tau ujung pangkalnya namun tetap disenangi oleh penontonya. kecuali saya. hehe. Saya akan membaginya menjadi 3 skenario utama :

Skenario pertama

Saya akan bercerita tentang sekuel Film M. Nazaruddin waktu penangkapannya dikolombia. Penangkapan Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat ini penuh dengan Intrik murahan. Kenapa ? kita lihat dariproses penangkapan, Pemerintah Indonesia melalui Red Notice nya bekerjasama dengan Interpol (International Police) mengklaim telah melakukkan usaha yang maksimal untuk menangkap buronan yang paling banyak dibicarakkan di dalam negeri tersebut yang berujung berhasil ditangkapnya Nazaruddin. Berita itu pun menyebar sampai di Indonesia, dan disaat bersamaan polisi, KPK, BIN dan aparat penegak hukum yang lain ramai-ramai mengklaim, bahwa penangkapan M. Nazaruddin adalah hasil jerih payah mereka.

Para pewarta pun tidak ingin kehilangan berita pengangkapan sehingga banyak pertanyaan yang dilontarkan kepada penegak hukum Indonesia salah satunya perihal tempat pengkapan Nazaruddin. Disinilah mulai terlihat klaim yang buruk dilakukkan oleh penegak hukum kita, ada yang mengatakan di Pinggir pantai sedang menonton bola, di dalam hotel dan menonton bola lewat TV. dan juga polisi yang menangkap, ternyata hanyalah seorang polisi biasa yang mencurigai pasport Nazaruddin yang ternyata palsu dan berujung penangkapan. Ini makin memperjelas dugaan tentang Red Notice yang dikeluarkan oleh Indonesia yang jumlahnya ratusan itu tidak efektif sehingga klaim tadi terpentalkan dengan sendirinya.

Skenarionya adalah sengaja Nazaruddin menyerahkan diri ke polisi kolombia karena tidak ingin belama-lama diasingkan oleh negaranya sendiri. tetapi dengan deal-deal tertentu kepada para pemimpin-pemimpin demokrat. deal nya yang belakangan kita ketahui adalah agar istrinya dibebaskan dari pengejaran pemburonan yang dilakukkan oleh polisi dan dirinya sajalah yang menaggung semua beban itu. Kalau kita menggunakan Ilmu Psikologi berupa body language yaitu pada saat seeorang terdesak karena ulah seseorang yang menyampaikan keburukan dirinya akan menghindar dan mencari cara agar perbuatan buruknya itu tidak lebih jauh diketahui oleh orang lain. Terlilhat jelas bahwa deal itu dilakukan pertama kali kali ketida Nazaruddin tampil di media melalui Skype. Pada saat ini pemimpin-pemimpin demokrat yang disebut namanya seperti Anas urbaningrum, Angelina Sondak, M. Nasir dll. tiba-tiba menghilang dari rutinitas yang sering dilakukannya sehari-hari. Pada saat inilah deal-deal itu dilakukan dan telah mencapai kata sepakat. Dan sekarang body language yang diperlihatkan oleh mereka-mereka yang lari itu kini telah rileks dan tak ada beban lagi seperti yang diperlihatkan sebelumnya.

Tapi masalah di atas tidaklah terlalu subtansial dari kasus yang dialami oleh Nazaruddin, yang lebih subtansial adalah pernyataan-peryataan yang dikeluarkan oleh Nazaruddin dalam wawancara dengan media baik itu melalui BBM, via Telepon maupun via Skype dengan salah satu kompasianer Iwan pillinag. Yang menjadi pertanyaan besar publik adalah dimana barang bukti surat keterangan yang ditandatangani oleh Ketua partai demokrat Anas Urbaningrum, CD dan juga Flasdisk hitam yang diperlihatkaanya pada waktu berSkype dengan Iwan Pilliang. Setelah diperlihatkan kepada publik semua isi tas yang dibawa Nazaruddin tidak memperlihatkan adanya barang-barang tersebut. dan juga barang-barang yang ada di dalam tas Nazaruddin semuanya sudah di masukkan ke dalam palstik klip. pada keadaan ini ada dua kemungkinan.

Kemungkinan pertama adalah Nazaruddin sendirilah yang sengaja menghilangkan barang bukti tadi sehingga ketika dibuka tasnya oleh pihak kedutaan tidak menemukkan barang yang diperlihatkanya di media tersebut. kemungkinan kedua adalah di pihak kedutaan atas instruksi kekuasaan sengaja menghilangkan barang bukti tersebut. Tapi apapun ini bukti kuat yang sekiranya benar dapat membongkar kasus korupsi penguasa telah hilang.

Skenario kedua

Lanjutan dari Film Nazaruddin adalah setibanya di Indonesia, pemulanganya dengan menggunakan pesawat khusus senilai 4 milyar, saya anggap cukuplah membatu dikarenakan keamanan dirinya dari tindak pembunuhan yang kemungkinanya besar terjadi bila pemulangannya dengan pesawat komersil. Sesampainya di Indonesia dan dimasukkan di dalam tahanan KPK, masyarakat umumnya berharap ini lah momen yang paling pas untuk melakukan pembersihan kepada seluruh penguasa-penguasa yang terlibat langsung atau tidak langsung terhadap korupsi yang sudah merajalela di negeri ini.

Pada hari ini telah jelas harapan itu seolah menjadi anti klimaks dari rangkaian cerita Nazaruddin dengan penyataan pengacaranya O.C kaligis yang diperkuat dengan surat yang ditulis oleh Nazaruddin. berikut isi lengkap suratnya :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun