Apakah ada yang salah dengan mataku, ataukah ada fatamorgana yang telah mengelabuhi penglihatanku.
Kenapa, setiap kali kupandangi bulan itu, dia selalu terlihat kotak?.
Sungguh tidak dapat kumengerti, dimana-mana, orang bilang rembulan itu terlihat bulat, namun dimataku, kenapa ia tampak kotak. Benarkah rembulan itu benar-benar kotak, atau jangan-jangan kornea mataku yang kotak sehingga sebuah benda yang bulat jadi terlihat kotak.
Tapi tidak, kurasa mataku normal. Aku dapat melihat bahwa bola itu bulat, aku pun dapat melihat kalau kubus itu kotak, dan aku juga dapat membedakan mana yang segitiga dan mana yang segilima. Lantas… kenapa bulan itu terlihat kotak?. Hahhh… aku sendiri bingung. Pertanyaan itu terlalu sukar dipahami. Dimengerti pun susah, apalagi dijawab.
Dan pada akhirnya aku tidak mau memikirkan hal itu, karna memikirkannya sama saja dengan menjedot-jedotin jidat ketembok. Maka biarkanlah bulan itu terlihat kotak, toh pada hakekatnya, aku takjub denganya, dia aneh, berbeda, dan aku terkesima.
Kakekku selalu bilang bahwa Tuhan adalah Maha Kreatif, lihatlah, Tuhan selalu menciptakan sesuatu yang berbeda. Ya. Kata-kata Kakek membuatku paham bahwasanya penglihatan setiap orang bisa berbeda-beda. Maka aku yakin kalau ini hanya masalah perbedaan saja. Barangkali Ayahku selalu terlihat tampan dimata Ibuku, tapi lain halnya dimata istri tetanggaku. Dan tentu saja, jika bulan itu selalu terlihat bulat dimata orang-orang, tapi lain halnya dimataku, karna bulan itu terlihat kotak.
Dan tidak dapat kubayangkan bagaimana jadinya jika bulan itu terlihat bulat dimataku. Andaikan tiba-tiba bulan itu terlihat bulat, mungkin ini akan menjadi fenomena yang paling menggemparkan dalam sejarah hidupku. Namun aku sadar bahwa dia tidak akan pernah terlihat bulat dimataku. Seumpama daun yang terhempas ombak, maka aku tidak ingin mencoba mengubah takdir. Mataku adalah penglihatanku, aku tidak mau berpura-pura. Jika orang bertanya, tentu saja akan kujawab jujur bahwa dimataku, bulan itu terlihat kotak.
Bagaimana bisa bulan itu terlihat kotak? Nampaknya hanya Tuhan yang tau esensinya. Barangkali manusia hanya mampu me-reka dan mencoba mencari celah jawabannya.
Namun aku tidak mau memikirkan hal itu, karna memikirkannya sama saja dengan menjedot-jedotin jidat ketembok. Maka biarkanlah bulan itu terlihat kotak, toh pada hakekatnya, aku takjub denganya, dia aneh, berbeda, dan aku terkesima.
Seperti apapun bentuknya, walaupun bulan itu terlihat kotak, nyatanya, aku selalu rindu jika dia tidak muncul dilangit hitam. Dan ku ingin menjamahnya. Sempat kusampaikan keinginanku untuk bertemu denganya dikaki bukit, namun apa daya, tidak ada jawab yang jelas karna bulan tidak bisa berbicara dengan bahasaku. Tapi ku akui memang dia begitu jauh. Mungkin jaraknya kira-kira cuma sekitar 3 juta mil, namun kurasakan jaraknya seperti 3 milyar mil. Begitu jauhnya hingga tak pernah sampai tangan ini menggapainya.
Hahhh… sudahlah. Barangkali bulan itu terlihat kotak, tapi nyatanya, dia mengagumkan.
…..
jj 2012.
Pulomas – Dieng – Selokan Mataram.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H