Mohon tunggu...
Ulya Ulfiyana
Ulya Ulfiyana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Nama Ulya Ulfiyana, dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara. Hobi saya menggambar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membangun Generasi Peduli dan Tanggung Jawab di Tingkat Anak SD

31 Desember 2024   11:36 Diperbarui: 1 Januari 2025   15:13 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tujuan pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah dasar adalah untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila, norma kewarganegaraan,  hak dan tanggung jawab kewarganegaraan pada siswa (Izma et. al., 2019). Melalui Pendidikan Kewarganegaraan, siswa diharapkan dapat mengembangkan keterikatan terhadap negaranya, menjadi warga negara yang menghargai keberagaman budaya, serta menyadari peran dan tanggung jawabnya dalam membangun masyarakat yang adil dan demokratis. Selain itu, PKn bertujuan untuk menanamkan etika, moralitas, dan etika komunikasi yang baik pada peserta didik agar dapat berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial dan politik di masa depan (Zulfikar et., 2021).

Lalu, bagaimana Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu sosial? Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar (SD) mempunyai peranan penting dalam mendidik siswa yang berminat terhadap isu-isu sosial di masyarakat. Melalui PKn, mahasiswa dibekali  pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan yang mendorong mereka menjadi warga negara yang aktif dan terlibat.

Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pembentukan Kepedulian Sosial:

  • Mengajarkan Nilai-Nilai Dasar: PKn mengajarkan nilai-nilai seperti toleransi, gotong royong, dan keadilan yang menjadi landasan bagi siswa untuk memahami pentingnya kesejahteraan sosial. Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dasar bertujuan untuk membekali siswa dengan pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan kewarganegaraan yang penting untuk pengembangan kepribadian yang peduli sosial. (Nurhalisyah dkk., 2022).
  • Pembelajaran melalui kegiatan praktik langsung: Kegiatan seperti kepramukaan dan kolaborasi teman sebaya dimasukkan ke dalam kegiatan kewarganegaraan untuk melatih siswa berinteraksi dan bekerja sama, sehingga mengembangkan empati terhadap sesama dan menumbuhkan hati kasih sayang. Melalui kegiatan Pramuka, siswa diajarkan menjadi manusia berkarakter yang mengamalkan nilai-nilai kepedulian sosial.
  • Mengembangkan sikap bertanggung jawab: PKn mengajarkan siswa pemahaman tentang hak dan tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat sehingga mereka menjadi lebih peka terhadap masalah-masalah sosial dan termotivasi untuk berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Sikap tanggung jawab dan kepedulian dapat ditanamkan melalui keteladanan guru, peran aktif kepala sekolah, serta kerja sama guru dan orang tua. (Irwan dkk., 2022).

Strategi pelaksanaan pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar:

  • Integrasi ke dalam kurikulum: Materi Pendidikan Kewarganegaraan yang mencakup topik-topik yang berkaitan dengan masalah sosial nyata dan membantu siswa menghubungkan apa yang mereka pelajari dengan kenyataan di sekitar mereka harus dikonfigurasikan sedemikian rupa dapat dikaitkan. Memasukkan mata pelajaran Kewarganegaraan ke dalam kurikulum dapat menumbuhkan kesadaran dan identitas kewarganegaraan siswa, serta sikap demokratis dan partisipasi sosial. (Safitri dkk., 2022).
  • Metode pembelajaran Partisipatif: Metode seperti diskusi kelompok, simulasi, dan proyek komunitas meningkatkan partisipasi siswa dan memperdalam pemahaman mereka tentang peran aktif mereka dalam masyarakat. Model pembelajaran kolaboratif STAD (Student Teams Achievement Division) terbukti meningkatkan kesadaran sosial dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn.
  • Kerja sama antara orang tua dan masyarakat: Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam proses pendidikan dapat memperkaya pengalaman belajar siswa dan memberikan contoh nyata keterlibatan sosial. Kolaborasi ini penting untuk mengajarkan siswa tanggung jawab dan kepedulian. (Irwan dkk.,2022).

Tantangan membangun generasi peduli melalui Pendidikan Kewarganegaraan

  • Terbatasnya Akses Digital dan Terbatasnya Pengetahuan Teknis: Di era digital, terbatasnya akses internet dan terbatasnya pengetahuan teknis merupakan tantangan implementasi terbesar. Banyak siswa dan guru, terutama yang tinggal di daerah terpencil, mengalami kesulitan dalam menggunakan sumber belajar berbasis teknologi (Wulandari et al., 2023).
  • Kurangnya Media Pendukung: Keterbatasan media pembelajaran seperti buku, poster, dan video terkait materi kewarganegaraan seringkali menurunkan minat siswa dalam memahami konsep keperawatan. Hal ini biasanya terjadi di sekolah yang sumber dayanya terbatas (Ariyati & Mus seeni, 2019).
  • Lingkungan yang Tidak Mendukung: Lingkungan di luar sekolah yang tidak memberikan contoh nilai-nilai kepedulian, seperti budaya individualisme atau perilaku acuh tak acuh, melemahkan kemampuan anak dalam mengamalkan nilai-nilai kewarganegaraan (Rahmawati & Kurniasih, 2023).
  • Metode pembelajaran yang monoton: Akibat kurangnya inovasi dalam metode pembelajaran PKn, siswa cenderung menganggap mata pelajaran tersebut membosankan. Guru sering kali mengadopsi format ceramah tanpa melibatkan siswa secara aktif (Teknocrat Blog, 2023).

Solusi untuk Mengatasi Tantangan

  • Meningkatkan Infrastruktur Digital: Pemerintah dan sekolah perlu bekerja sama untuk meningkatkan akses internet dan memberikan pelatihan teknologi kepada guru. Hal ini dapat membuat pendidikan berbasis digital  lebih menarik bagi siswa ( Wulandari et al., 2023).
  • Sumber Media Pembelajaran: Sekolah dan komunitas pendidikan dapat menggalang dana dan mencari sponsor untuk menyediakan media pembelajaran kreatif seperti video animasi, buku bergambar, dan materi pendidikan terkait nilai-nilai kewarganegaraan (Ariyati & Mus seeni, 2019).
  • Kerja Sama dengan Lingkungan: Program berbasis masyarakat seperti gotong royong, kunjungan masyarakat, dan kegiatan lingkungan hidup hendaknya mendorong partisipasi siswa secara langsung. Kerja sama dengan orang tua juga penting untuk memperkuat pendidikan karakter di rumah (Rahmawati & Kurniasih, 2023).
  • Inovasi Pembelajaran: Guru dapat menggunakan permainan yang berkaitan dengan metode pembelajaran berbasis proyek, diskusi kelompok, atau  materi kewarganegaraan. Metode ini menjadikan siswa lebih aktif dan termotivasi untuk memahami nilai-nilai kewarganegaraan ( (Teknocrat Blog, 2023).

KESIMPULAN

Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dasar memiliki peran krusial dalam membangun generasi yang peduli, baik terhadap sesama maupun lingkungan. Melalui pembelajaran yang terintegrasi dengan praktik nyata, siswa tidak hanya memahami nilai-nilai kewarganegaraan, tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, PKn dapat menjadi fondasi yang kuat untuk membentuk individu yang bertanggung jawab, toleran, dan cinta tanah air. Kolaborasi antara guru, keluarga, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan implementasi pendidikan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti, N. & Mus seeni, M. (2019). Pendidikan karakter sadar lingkungan melalui pembelajaran PKn di Sekolah Dasar. Jurnal Review Pedagogi, 2(2), 289-297.

Blog Teknokrat. (2023). Masalah Pendidikan Pancasila: Tantangan dan Solusi  Generasi Muda. Akses dari https://blog.teknokrat.ac.id.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun