Tanggal 27 Desember 2016 kemarin Indonesia dikejutkan dengan Penemuan Kasus pembunuhan di Perumahan Elite Pulomas Utara, Pulogadung, Jakarta Timur. Dengan Meninggalnya 6 korban, dengan 3 diantaranya pemilik rumah dan 5 selamat. Menyebakan trauma bagi korban selamat maupun keluarga korban. Selain itu bagi masyarakat yang tinggal diperumahan elite juga mengalami ketakutan. Karena tinggal di tempat tinggal elite tidak menjadi jaminan keselamatan.
Berita penagkapan mengenai penagkapan 2 tersangka pembuhan dan penyekapan pulomas,terungkap bahwa komplek terjadinya tkp ternyata  minim pengawasan. Pengawasan hanya di pintu utama, dengan jalur akses di lokasi tkp ternyata lebih dari satu. Sedangkan rumah korban berdekatan dengan akses langsung ke jalan umum. Adapun akses ke jalan umum kurang pengawasan. Satpam hanya keliling itu pun jika ada yang mencurigakan baru mendatangi.
Adapun syarat meninggalkan identitas ktp hanya berlaku di pintu utama saja, ternyata minimnya CCTV Komplek di sepanjang jalan sekitar komplek. Karena itu seharusnya kepolisian republik indonesia perlunya melakukan sosialisasi dan pemantauan dalam penyeragaman keamanan di perumahan. Seperti pentingnya komplek memliliki cctv tersembunyi di jalur akses sejumlah titik yang dilewati kendaraan. Karena berkaca kasus polomas pelaku mencuri server CCTV. Juga pentingnya setiap rumah mempunyai cctv menghadap ke jalan perumahan, atau perlunya tombol panik seperti supermarket di amerika yang terhubung ke keamanan satpam komplek. Dan perlunya mengurangi akses pintu masuk ke komplek untuk jalur umum. Penutupan jalur komplek untuk umum menjadi satu pintu juga sangat diperlukan.
Sumber:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H