KKN) Kelompok 3 Universitas Sebelas Maret Surakarta bekerjasama dengan Jatikuwung Innovation Center (JIC) di Desa Sunggingan, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen. Acara tersebut diikuti oleh perwakilan dari tiap RT, Kelompok Tani dan didampingi oleh beberapa perangkat desa, Bhayangara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) dan perwakilan penyuluhan pertanian lapangan. Kegiatan Program KKN pembuatan pupuk organik padat ini diadakan dalam 3 kegiatan.
Desa Sunggingan (30/01/2023) -- Kelompok Kuliah Kerja Nyata (Program ini dilakukan dalam bentuk kegiatan yang ditujukan melalui aksi yang bertujuan untuk mendorong daya kelola masyarakat terhadap limbah ternak berupa kotoran sapi. Limbah kotoran sapi ini merupakan bahan baku yang mudah untuk ditemukan di Desa Sunggingan. Melimpahnya limbah kotoran ternak ini merupakan suatu peluang bagi masyarakat di Desa Sunggingan untuk mengolahnya menjadi pupuk organik padat yang dapat digunakan sebagai pendamping pupuk kimia serta membuka peluang usaha bagi masyarakat untuk menjual pupuk ini. Adapun program-program yang dilakukan antara lain penyuluhan pembuatan, strategi pengemasan dan pemasaran, serta pendampingan pembuatan pupuk organik padat.
"Penggunaan pupuk organik sangat penting bagi unsur hara di dalam tanah. Penggunaan pupuk kimia jangka panjang menyebabkan tanah menjadi miskin unsur hara dan dapat menyebabkan penurunan produktivitas hasil pertanian. Untuk menghindari hal tersebut perlu diiringi dengan penggunaan pupuk organik berdampingan dengan pupuk kimia," ungkap Satria Hadi Wicaksono selaku narasumber dalam penyuluhan pembuatan pupuk organik padat yang bertempat di rumah Alm. Bapak Gamin yang merupakan salah satu warga yang ikut serta dalam pembuatan pupuk organik padat di Desa Sunggingan.
Setelah dilakasanakannya penyuluhan warga berkesempatan untuk mendapatkan pendampingan pembuatan pupuk organik padat oleh kelompok KKN bersama dengan JIC. Pendampingan dilakukan dengan cara memonitor pembuatan pupuk mulai dari pembuatan hingga tahap akhir.
Program pengolahan pupuk organik padat ini juga dilakukan secara bersinergi bersama pihak terkait dalam lingkup dusun, seperti kepala Dusun Sunggingan yang memberikan bantuan selama program KKN MBKM UNS berlangsung kepada masyarakat berupa sosialisasi dan perizinan, melibatkan kelompok tani serta masyarakat umum. Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL) turut hadir dalam kegiatan ini untuk memberikan informasi tambahan terkait pentingnya penggunaan pupuk organik serta memberikan motivasi kepada para petani di Desa Sunggingan agar memulai untuk mencoba untuk menghasilkan padi organik yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Diadakannya program ini sangat membantu masyarakat dalam proses pemberdayaaan SDM (Sumber Daya Manusia) serta sebagai bentuk pengelolaan dusun dalam pengolahan limbah ternak menjadi barang yang memiliki nilai jual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H