Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat tinggi. Tingginya jumlah penduduk tersebut dilengkapi dengan keragaman masyarakat yang memiliki perkembangan budaya di tengah kehidupannya. Salah satu budaya tersebut yaitu budaya antre (Queue Culture) yang bukan lagi sesuatu yang baru bagi masyarakat Indonesia. Meskipun sistem budaya ini telah diterapkan diberbagai lokasi, terutama di lokasi umum yang banyak dikunjungi orang, namun penerapannya masih asing dalam pemaknaan kedisiplinan mengantre.
Antre sendiri dapat didefinisikan sebagai aktivitas sekumpulan orang yang dilakukan secara bergiliran untuk memperoleh suatu kesempatan atau barang sesuai dengan urutannya. Aadanya sistem mengantre ini disebabkan karena adanya keterbatasan dalam kapasitas pelayanan serta kebutuhan terhadap sesuatu layanan yang sama. Disini dapat kita lihat akan pentingnya menerapkan sitem mengantre ini agar tidak terjadi kericuhan dan keributan sehingga emosi seseorang dapat terkontrol. Selain untuk mengontrol emosi, budaya mengantre juga dapat melatih kedisiplinan dan tanggung jawab dalam diri setiap individu karena sistem yang diterapkan yaitu, orang yang datang terlebih dahulu berhak untuk mendapatkan pelayanan lebih dahulu. Dengan demikian, jika seseorang menyerobot suatu antrean artinya orang tersebut telah mengambil hak orang lain. Pada kejadian seperti ini, mengantre dapat menumbuhkan rasa malu untuk menyerobot suatu antrean sehingga terhindar dari amarah atau emosi. Selain dapat menimbulkan emosi, menyerobot antrean juga dapat mengakibatkan situasi berdesakan. Hal ini akan memperparah keadaan dan antrean menjadi berantakan, bahkan dapat mengakibatkan seseorang sesak napas dan pingsan karena kerumunan yang tidak baraturan.Â
Untuk menciptakan masyarakat yang tertib, budaya antre ini sangat penting untuk diterapkan. Budaya mengantre ini sering kita jumpai ditempat-tempat umum seperti di toilet umum, pembagian bantuan sosial (bansos), kasir, tempat pemberhentian transportasi umum, rumah sakit, bank, dan lainnya. Dalam prinsip beberapa orang yang berfikiran bahwa mengantre itu tidak penting, yang penting hanyalah tercapainya apa yang menjadi tujuan dengan cepat tanpa memikirkan kenyamanan orang lain yang ada disekitar. Prinsip seperti ini yang harus dirubah agar tujuan budaya mengantre dapat diwujudkan sehingga membawa kemajuan bagi setiap masyarakat, bahkan kemajuan bagi bangsa dan negara itu sendiri. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H