Sasaran kritiknya adalah kaum kapitalis dan tradisi masyarakat pada masa itu. Bagi Sartre, pandangan eksistensialis adalah suatu doktrin yang memungkinkan kehidupan manusia. Eksistensialime mengajarkan bahwa tiap kebenaran dan tiap tindakan mengandung keterlibatan lingkungan dan subyektifitas manusia.
3.Martin Haidegger
Menurut Martin Haidegger bahwa keberadaan hanya akan dapat dijawab melalui jalan Anologi, artinya jika persoalan ini dihubungkan dengan manusia dan dicari artinya dalam hubungan ini. Metode untuk ini adalah Metode Fenomenologis. Jadi yang penting adalah menemukan arti keberadaan itu.
4.Friedrich Wilhelm Nietzsche
Dilahirkan di Rocken, Prusia, pada tanggal 15 Oktober 1844. la menegaskan, tidak ada penentu akhir atas nilai-nilai itu diluar pengalaman kepuasan (satisfaction). Nietzsche bahkan mengusulkan suatu seleksi yang drastis untuk tujuan melahirkan manusia-manusia agung, antara lain dengan jalan eugenika serta Menurut Nietzsche, demokrasi adalah suatu gejala yang menunjukkan bahwa suatu masyarakat sudah menjadi busuk, dan tidak mampu lagi melahirkan pemimpin- pemimpin yang Agung.
5.Albert Camus
Albert Camus  tidak sering disinggung dalam pengajaran eksistensialisme dewasa ini. Dalam bukunya The Myth of Sisyphus (1942), Camus tidak memfokuskan diri pada masalah-masalah yang terkait dengan isu kebebasan, tetapi menekankan pada hakikat absurd dari eksistensi, bagaimana manusia menangan in ya, dan bagaimana meneruskan kehidupan. Individu-individu yang mencari ketertiban, harmoni dan bahkan kesempurnaan.
Sekian dari saya, kurang lebihnya mohon maaf dan semoga bermafaat....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI