Penulis yang peduli isu gender tersebut tinggal di Massachusetts, Amerika serikat. Lebih dari sepuluh tahun ia bekerja sebagai Litigator dan fokus dalam meneliti gender khususnya kisah sejarah wanita yang tersembunyi.Â
Hatinya terketuk menjadi filantropis dan penulis ketika ia menemukan fakta bahwa ada perempuan yang sangat hebat, akan tetapi tenggelam termakan popularitas orang lain. Lalu ia tertarik untuk menjadikan kisah pilu wanita yang "cerdas" itu menjadi sebuah buku[2].
Tekad untuk menguasai fisika dan matematika-lah yang membuatku masuk Politeknik, bukan keinginan untuk berteman atau menyenangkan orang lain. Aku berusaha mengingat fakta sederhana ini saat menguatkan diri menghadap dosenku dan teman-temanku.[3]
 Kapabilitas yang tinggi pada ilmu fisika dan matematika ditunjukan oleh Mileva, hingga ia merubah paradigma dosen dan teman-temannya, bahwa ketidaksempurnaan fisik bukan menjadi penghalang untuk tetap bersinar.Â
Einstein menjadi orang pertama yang sangat terimpresif dengan kecerdasan yang dimiliki oleh Mileva dalam perhitungan Matematika dan Fisika.
Ia pun berteman baik dengan Mileva, hingga rasa yang awalnya hanya sebatas teman, berekspansi menjadi rasa cinta, Mereka tetap menjalin asmara meski hubungan mereka ditentang oleh Ibunya, Pauline Einstein.
Mereka tetap melanjutkan hubungannya. Hingga akhirnya, karna di tentang keras oleh Ibu Einstein, mereka melakukan kesalahan yang sangat fatal, yakni Mileva hamil di luar nikah.
Ini sungguh sangat membuat Mileva terpukul karna harus berhenti kuliah dan gagal memperoleh gelar akademisnya, tidak dengan Einstein yang masih boleh melanjutkan kuliahnya.Â
Karena terus depresi akan masalah yang menimpanya, Mileva Maric keguguran dan kehilangan bakal calon buah hati pertamanya dengan Einstein.