Mohon tunggu...
ULVI PUTRI MUSTAFIDAH
ULVI PUTRI MUSTAFIDAH Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Pelajar

ig : ulviputri_

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Metode Granada

24 Oktober 2021   16:03 Diperbarui: 24 Oktober 2021   16:07 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahapan -- Tahapan Metode Granada

Sebelum memasuki praktek menerjemah menggunakan metode Granada,ada beberapa hal yang harus dikuasai terlebih dahulu yaitu:

  • Harus menguasai perubahan kata dalam dua bahasa, bahasa asaldan bahasa terjemah. Dalam menerjemahkan harus menguasai bahasa yang digunakan.
  • Harus menguasai pola kalimat pada dua bahasa tersebut. Dalam bahasa arab kalimat ada tiga yaitu isim, fi'il, dan huruf, bagi yang ingin menerjemah harus menguasai itu.
  • Harus menguasai kosa kata pada dua bahasa tersebut. Penguasaan kosakata harus luas.
  • Harus memahami kata-kata idiom pada dua bahasa terebut. e. Harus memiliki emosional yang hidup ketika membaca sebuahteks asli dan bisa mengungkapkan kembali dalam bahasa terjemah dengan baik.

Metode ini memiliki empat tahapan langkah strategis dan sistematis, keempat tahapan tersebut memberikan kemudahan untuk menerjemahkan Al - Qur'an, langkah-langkah tersebut ialah sebagai berikut :

  • Tahap awal Metode Granada yaitu memahami dan menguasi secara komprehensif komponen dalam bahasa arab yeng terdiri dari tiga kalimat didalam bahasa Arab yaitu Isim (kata kerja), Fi'il (kata kerja) , dan Huruf (kata benda) seperti : Di, ke, tentang, dan, demi, tidak, dan lain sebagainya. Tiga kalimat ini menjadi pelajaran terpenting paling awal agar peserta didik dapat membedakan mana yang masuk Isim, Fi'il dan Huruf.
  • Tahap kedua yaitu memahami kata-kata yang tidak bisa berubah dan katakata ini meliputi Huruf bermakna, kata ganti, kata penghubung, kata tunjuk. Hal ini dapat dipahami peserta didik agar dapat membedakan bilangan terhubung atau sebuah kalimat (ayat Al-Quran) untuk menguasai huruf bermakna dibutuhkan kesabaran dalam latihan dan sering membaca secara berulang-ulang atau menghafalnya.
  • Yang menjadi ciri khas pada tahap ketiga adalah memahami rumus Granada beserta Aplikasinya diantaranya adalah mencari akar kata, pola aktif pasif dan huruf. Rumus Granada ini berupa table awal yang berisi awalan, akhiran, sisipan, berfungsi memberi kemudahan bagi peserta didik untuk mencari akar kata dari setiap kata dalam Al-Quran. Pada kata kerja terdapat huruf penyakit yang harus diketahui oleh peserta didik, agar dalam mencari akar kata di dalam kamus tidak keliru, adapun huruf penyakit itu ada tiga yaitu : (waw,alif,dan ya).
  • Mempraktikkan secara konsisten merupakan tahapan akhir dalam tahapan terjemah Al-Quran metode Granada kata per-kata dengan ilmu yang diperoleh sebelumnya, setelah proses pelaksanaan terjemah selesai maka tahap selanjutnya adalah memahami terjemah secara maknawiyah disamping itu dilanjutkan dengan membaca tafsir agar lebih memahami secara komprehensif. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara membaca buku , latihan praktek metode Granada beserta kamus ringkas Al-Qur'an.

Adapun alasan mengenai penyusunan metode granada yaitu:

  • Adanya pemikiran bahwa Allah akan memudahkan al-Quran untuk dipelajari, hal ini mengandung pesan bahwa ada cara khusus untuk mempermudah mempelajari al-Quran, baik bacaan maupun menerjemahkan bahasa dan pesan-pesan-Nya. Oleh karena itu, sudah menjadi tugas kita untuk menerjamahkan pesan-pesan suci al-Quran sehingga cahayanya dapat menerangi umat Islam secara keseluruhan, karena dengan mengerti bahasa al-Quran berarti akan mengerti pesanpesan-Nya, dengan mengerti pesan-pesanNya berarti akan mendorong pada penghayatan dan pengalaman ruhani yang lebih dalam.
  • Umat Islam sangat membutuhkan cara mudah dan cepat untuk memahami al-Quran. Hal itu disebabkan oleh keterbatasan waktu yang mereka miliki, sementara pesan-pesan Ilahi yang mereka butuhkan untuk acuan hidup sebagian besar tertulis dalam al-Quran.
  • Pengentasan buta bahasa al-Quran kurang mendapatkan perhatian di kalangan Ulama, sementara kondisi umat sangat memerlukannya. Selin itu juga membangkitkan untuk belajar memahami al-qur'an tanpa merasa bosan ketika mempelajarinya. Dengan metode yang mudah dan simple minat untuk menerapkan metode tersebut sangat berkembang sekali dan peningkatan sesuai keinginan.

Metode Granada memiliki tujuan Khusus dan Tujuan Umum, yaitu:

1. Tujuan Khusus

  1. Menghilangkan pendapat bahwa bahasa al-Quran sulit. Pendapat ini harus segera dihilangkan, sebab jika tidak, akan terjadi stagnasi (kemandegan) pemahaman tentang al-Quran, jika tidak dikatakan sebagai bentuk pemasungan terhadap usaha untuk memahami pesan- pesan al-Quran.
  2. Peserta didik mengetahui perubahan kata dalam bahasa al-Quran dengan baik. Perubahan kata dari yang awal bermakna atau menjadi memiliki makna dua atau tiga, selain itu juga perubahan kata waktu anatara sedang melakukan, telah melakukan, atau akan melakukan.
  3. Peserta didik mampu dan lihai membuka kamus untuk mengetahui makna dari lafadh-lafadh yang dicarinya.dalam membuka kamus ada cara atau kunci agar mudah dalam mencarinya, yaitu dengan mengurutkan sesuai huruf hijaiyah.
  4. Peserta didik mengetahui pola kalimat dalam bahasa al-Quran dan mampu menerjemahkannya. Pola atau susunan kalimat bisa terdiri atas fi'l dan fa'il atau mubtada' dan khobar.
  5. Peserta didik bisa mengungkap pesan-pesan al-Quran dengan baik setelah mengetahui terjemahnya, baik secara harfiyah maupun maknawiyah. Mampu menyampaikan maksud dari yang dikaji tersebut selain itu mampu mengaplikasikannya.
  6. Peserta didik lebih khusyu' beribadah dan lebih santun dalam tingkah laku dengan mengetahui pesan-pesan Allah secara langsung dari al-Quran. Dengan mengetahui makna suatu bacaan, maka akan timbul rasa terharus dari isi sebuah bacaan tersebut, yang bisa kita renungkan untuk diambil hikmahnya.

2. Tujuan Umum

  1. Memasyarakatkan bahasa al-Quran dalam pesan-pesan-Nya. Agar banyak yang mengetahui betapa sangat berart pesan-pesan yang ada dalam al-Qur'an.
  2. Melaksanakan kewajiban menyebarkan ilmu-ilmu syariat yang antara lain adalah ilmu tafsir. Sebab terjemah al-Quran merupakan bagian dari, dan proses menuju tafsir. Metode pembelajaran Granada dalam pembelajaran penterjemahan.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Granada

Setiap proses atau sebuat metode pembelajaran atau cara menggunakan suatu metode pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, hal ini terbilang wajar ada dalam sebuah motode, terutama dalam metode terjemah Al-Qur'an kata per-kata menggunakan Metode Granada, adapun metode Granada memiliki beragam kelebihan yaitu sebagai berikut :

  • Metode ini memiliki buku panduan belajar bagi peserta didik dan mengajar bagi guru atau tutor, buku praktik menerjemahkan Ql-Qur'an, beserta kamus Ringkasan Al-Qur'an.
  • Metode ini memiliki rumus Granada yang membuat Ilmu Nahwu dan Sharaf dalam satu halaman saja. Secara bahasa nahwu bermakna sebagai suatu thariq (jalur lintasan) atau qiyas (rule/aturan) yang di buat dengan meletakkan suatu nahwu (contoh model), dengan tujuan untuk mengarahkan (jihah) kepada suatu maksud tujuan (qashd) berupa pembacaan dan sekaligus pemaknaan yang benar sehingga terhindar dari adanya kekeliruan (lahn). Ilmu nahwu ialah ilmu yang mengetahui perubahan-perubahan akhir kalimah yang berkaitan erat dengan i'raf, struktur kalimah, serta bina'. bentuk kalimah. Sedangkan Shorof menurut etimologi adalah mengubah. Shorof adalah salah satu nama cabang ilmu dalam pelajaran bahasa arab yang khusus membahas tentang perubahan bentuk kata (bahasa arab: kalimat) perubahan bentuk kata ini dalam prakteknya di sebut tashrif. Oleh karena itu di namakan ilmu shorof (perubahan: berubah) karena ilmu ini khusus mengenai pembahasan tasrif (pengubahan: mengubah). Menurut Syeh musthafa al-gulayani secara etimologis shorof artinya perubahan. Artinya setiap mengubah sesuatu dari bentuk asalnya maka di sebut shorof. Jadi dapat disimpulkan bahwa ilmu nahwu dan shoraf saling berkaitan dalam membantu memahami bahasa arab dalam rangka menerjemahkan Al-Quran yakni sebagai alat yang digunakan untuk mengubah bahasa dan makna.
  • Metode ini memberikan kemudahan kepada peserta didik yang ingin menerjemahkan Al-Quran dengan cara menghitung huruf
  • Metode ini dalam pengajarannya hanya memakan waktu 8 jam dan peserta didik sudah mampu memahami dan bisa menerjemahkan Al-Quran, dengan artian calon penerjemah harus benar-benar bersungguh-sungguh dalam mempelajarinya sehingga mudah faham.
  • Metode ini sudah terbukti berhasil melahirkan penerjemah
  • Metode ini sangat relevan diajarkan bagi peserta didik pada jenjang sekolah menengah pertama dan jenjang menengah atas
  • Pelatihan metode Granada ini hanya membutuhkan waktu 3 jam dengan catatan peserta didik dapat menggunakan teknologi
  • Metode ini sangat mudah diajarkan dengan pola dan pembelajaran yang ada di Indonesia
  • Metode ini memudahkan peserta didik untuk menerjemahkan Al-Qur'an dan tidak merasa ketakutan dalam menerjemahkannya.

Dengan kemudahan-kemudahan yang diperoleh dari penerjemah dengan Metode Granada diatas tidak menuntut kemungkinan memiliki kekurangan, selain beberapa kelebihan diatas adapun kekurangan dari metode Granada yaitu :

  • Aspek pertama, dalam metode Granada sulit mencocokkan persamaan kata yang sama dengan makna hakiki Al-Qur'an, karena Al-Qur'an memiliki makna dengan tatanan bahasa yang cukup tinggi sehingga mencari persamaan kata itu hampir tidak ditemui.
  • Aspek kedua, metode ini terbatas hanya untuk menerjemahkan lafadz atau kata dalam Al-Quran yang sudah matang / berbentuk (berharokat) tidak pada kata atau lafatdz yang mentah (gundulan)
  •  Tidak menerangkan atau mencantumkan Pengetahuan tentang kedudukan kalimat dalam bahasa Arab sebagai bahasa Al-Quran seperti kekududkan sebagai Mubtada', Khobar, Badal, Na'at, Man'ut dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun