Mohon tunggu...
ULVI PUTRI MUSTAFIDAH
ULVI PUTRI MUSTAFIDAH Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Pelajar

ig : ulviputri_

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik dan Pendidikan

3 November 2020   15:46 Diperbarui: 3 November 2020   16:11 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konflik adalah salah satu hakikat dari kehidupan dan perkembangan manusia yang mempunyai ciri - ciri yang bermacam. Manusia memiliki perbedaan jenis kelamin, ekonomi, suku, agama, budaya, strata sosial, sistem hukum, politik, dan tujuan hidup.

Perbedaan itulah yang memicu terjadinya konflik. Selama perbedaan tersebut masih ada, konflik akan selalu terjadi dan tidak dapat dihindari. Konflik juga dibutuhkan untuk kepentingan perubahan dan pengembangan kepribadian seseorang dalam keadaan dan waktu tertentu, namun sayangnya banyak orang yang berargumen bahwa konflik selalu menimbulkan dampak yang negatif dan memicu perpecahan.

Konflik biasanya terjadi antar individu atau antar kelompok atau bahkan antar organisasi. Apabila antara kedua pihak bertukar pandangan atau pendapat yang saling bertentangan dan menarik kesimpulan yang berbeda dan tidak bersifat toleran, maka hal itu akan memicu terjadinya konflik.

Ada banyak macam dan penyebab terjadinya konflik sosial, dan konflik tersebut bisa menjadi faktor atau berkaitan dengan pendidikan. Berkaitan yang menguntungkan maupun menghambat jalannya pendidikan.

Meskipun demikian, konflik tidak untuk ditakuti ataupun dihindari. Konflik hanya perlu diselesaikan dengan baik karena hal itu akan menjadikan seseorang memiliki kekuatan diri yang baru yang sangat besar dalam menghadapi masalah atau konflik lain yang akan menghampiri.

Konflik adalah situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat dan mengganggu tindakan pihak lain.[1] Setiap hubungan antar individu pasti pernah mengalami konflik seperti perbedaan pendapat, perbedaan kepentingan, dan bermacam konflik lainnya. 

Meskipun unsur konflik ini selalu muncul dalam setiap hubungan antar pribadi, masyarakat pada umumnya menilai konflik sebagai situasi yang buruk dan menjadi salah satu faktor yang akan merusak hubungan sehingga harus segera dihindari. 

Namun, seiring dengan perkembangan diri manusia, banyak orang yang mulai tersadar bahwa rusaknya suatu hubungan dan situasi buruk lainnya muncul bukan karena faktor dari konflik itu sendiri, melainkan disebabkan karena kegagalan dari memecahkan konflik secara baik, adil, memuaskan kedua belah pihak.

Pelajaran tentang konflik di dalam ruang lingkup masyarakat dapat dikaji dengan melalui dua pendekatan yang populer yaitu pendekatan struktural fungsional dan pendekatan struktural konflik. Kedua pendekatan ini menghasilkan model hasil yang berbeda. Pendekatan struktural konflik melihat bahwa konflik merupakan gejala yang selalu hadir dalam masyarakat.

Maka dari itu, konflik tidak akan pernah dapat diselesaikan, karena menyelesaikan konflik masyarakat berarti juga menghilangkan masyarakat itu sendiri. Sedangkan pendekatan struktural fungsional melihat konflik muncul pada antar kelompok yang saling memperubatkan suatu hal yang sama, akan tetapi arah dari konflik itu akan menuju kesepakatan atau konsensus.

Konflik dalam lingkup masyarakat berdasarkan sifatnya terdapat dua macam yaitu konflik destruktif dan konflik konstruktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun