Revolusi industri 4.0 merupakan fenomena yang mengguncang tatanan dari perindustrian yang ada di berbagai dunia. Beberapa negara yang berhasil dalam menghadapi tantangan ini adalah Jerman,Prancis dan Cina, negara-negara tersebut mampu memanfaatkan kesempatan yang ada dalam revolusi industri 4.0.
Penerapan dari revolusi industri 4.0. dapat memberikan dampak positif dan negartif di berbagai bidang. Salah satunya adalah penggunaan robot untuk pengerjaan suatu proyek, hal itu bisa memberikan keuntungan bagi manusia karena pekerjaan robot lebih stabil kemudian penggunaan robot juga mengurangi risiko kecelakaan kerja yang terjadi. Namun tidak secara keseluruhan orang-orang dapat menerima konsep revolusi industri 4.0 dikarenakan sebagian lainnya berpendapat bahwa penggunaan teknologi robotik dapat berdampak buruk bagi pekerjaan mereka sehingga mereka bisa saja di berhentikan karena penggunaan robot.
Di Indonesia sendiri pada 4 April 2018 Presiden Joko Widodo secara resmi meluncurkan roadmap  Making Indonesia  4.0 yang bertujuan agar Indonesia mampu memasuki urutan 10 besar dalam ekonomi terkuat pada tahun 2030. Berdasarkan data yang diperoleh dari salah satu Sekjen Kemenperin Haris Munandar,  salah satu strategi yang bisa dipakai dan diterapkan oleh Indonesia dalam menghadapi revolusi industri 4.0 adalah dengan memperkuat lima sektor yang bisa dijadikan sebagai acuan dalam memperkuat struktur industri tanah air yaitu sektor industri makanan dan minuman, insustri otomotif, industri elektronik, industri kimia, dan industri tekstil.
Pada saat ini perusahaan dan industri yang dimiliki Indonesia sudah memahami dan mengenali tentang revolusi industri 4.0, namun pengetahuan mereka belum didukung oleh aksi yang yang nyata dalam penerapannya. Keberhasilan suatu industri dalam menerapkan revolusi industri 4.0 sangat dipengaruhi oleh kualitas dari sumber daya manusia pekerjanya.Untuk kesempatan dan hambatan yang dimiliki oleh industri Indonesia sangat beragam dalam menghadapi situasi ini yang tergolong masih baru. Jika dikaji mengenai ketertinggalan teknologi Internet Of Thing  (Iot) bukan, melainkan mereka belum menerapkan Internet of Thing dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Bukan hanya penggunaan Iot dalam fenomena ini juga terdapat kecerdasan buatan (AI) dan penggunaan robotik.
Indonesia memiliki bonus demografi yang bisa menjadi modal dalam menghadapi revolusi industri 4.0 yaitu sumber daya manusia (SDM) yang melimpah, namun sayangnya kualitas dari sumber daya manusia yang banyak tersebut tidak sebanding dengan jumlah SDM yang berkualitas, hal itu menyebabkan  kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh Indonesia masih tergolong rendah.
Menurut sumber dari suara.com berdasarkan Indeks Sumber Daya Manusia (Human Capital Index) yang dikeluarkan oleh Bank Dunia pada tahun 2018, untuk peringkat SDM Indonesia berada pada urutan ke-87 dari 157 negara di dunia. Sumber daya manusia merupakan salah satu hal yang sangat terpenting  dalam menentukan keberhasilan dari revolusi industri 4.0 ini. Kemampuan dan kualitas dari SDM Indonesia harus lebih ditingkatkan lagi untuk menunjang  era digital ini. Rendahnya penguasaan terhadap teknologi yang ada dapat memperlambat laju perkembangan revolusi industri 4.0 karena kualitas dari sumber daya yang ada masih rendah.
Langkah yang dapat diambil oleh pemerintah Indonesia  dalam memperbaiki tingkat kualitas sumber daya manusia yang ada adalah dengan lebih memberikan perhatian khusus terhadap pendidikan di Indonesia, memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat sehingga dapat menambah keterampilan masyarakat. Melalui keterampilan dan ilmu yang dimilikinya masyarakat mampu mengoperasikan mesin dan menggunakan teknologi dengan tepat sesuai dengan pemanfaatannya, yaitu melalui penggunaan teknologi mereka mampu menyelesaikan pekerjaan atau tugas mereka dengan lebih cepat.
Kesimpulannya, demi tercapainya indutrial 4.0 maka harus diselenggarakan perubahan yang sistemik terhadap pengembangan sumber daya manusia, tidak hanya meningkatkan infrastruktur pelayanan tetapi juga mental manusia indonesia itu sendiri.
Referensi
- suara.com
- liputan6.com
- kemenperin.go.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H