Mohon tunggu...
Ulvadilah hasanah
Ulvadilah hasanah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa IAIN jember. Fakultas ilmu keguruan program studi Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah. Motto hidup " semangat pantang menyerah, karena kesuksesan berada di tangan kita sendiri"

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Aliran Filsafat Pendidikan Esensialisme dan Tokoh-tokoh Esensialisme

8 Mei 2020   23:14 Diperbarui: 14 Juni 2021   17:00 7240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memahami Aliran Filsafat Pendidikan Esensialisme dan Tokoh-tokoh Esensialisme (unsplash/inaki del olmo)

B. Tokoh- tokoh Aliran Esensialisme

Esensialisme didasri atas pandanga humanis yang merupakan reaksi tehadap hidup yang mengarah pada keduniawian, serba ilmiah dan meterialistik. 

Selain itu juga diwarnai oleh pandangan-pandangan dari paham penganut aliran idealisme dan realisme. Beberapa tokoh utama dalam penyebaran aliran esensialisme adalah:

1.    Desiderius Erasmus, humanis Belanda yang hidup pada akhir abad 15 dan permulaan abad 16, yang merupakan tikoh pertama yang menolak pandangan hidup yang berpijak pada dunia lain. Erasmus berusaha agar kurikulum sekolah bersifat humanistis dan bersifat internasional, sehingga bisa mencakup lapisan menengah dan kaum Aristokrat.

2.    Johann Amos Comenius, yang hidup di seputar tahun 1592-1670, adalah seorang yang memiliki pandangan realitas dan dogmatis. Comenius berpendapat bahwa pendidikan mempunyai peranan membentuk anak sesuai dengan kehendak tuhan, karena pada hakikatnya dunia adalah dinamis dan bertujuan.

Baca juga : Mengartikan Aliran Filsafat Pendidikan Esensialisme dalam Kebudayaan Lama

3.    John Locke, tikoh dari inggris yang hidup pada tahun 1632-1704 sebagai pemikir dunia berpendapat bahwa pendidikan hendaknya selalu dekat dengan situasi dan kondisi.

4.     Johann Henrich Pestalozzi, sebagai seorang tokoh yang berpandangan naturalistis yang hidup pada tahun 1746-1827. Pestalozzi memiliki kepercayaan bahwa sifat-sifat alam itu tercermin pada manusia, sehingga pada manusia terdapat kemampuan-kemampuan wajarnya.

5.    Johann Friederich Frobel, 1782-1852 sebagai tokoh yang berpandangan kosmis-sintetis dengan keyakinannya bahwa manusia adalah mahluk ciptaan tuhan yang merupakan bagian dari alam ini, sehingga manusia tunduk dan mengikuti ketentuan-ketentuan hukum alam.

6.    Johann Friederich Harbert, yang hidup pada tahun 1776-1841, sebagai salah seorang murid dari Immanuel Kant yang berpandangan kritis.

Harbert berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah menyesuaikan jiwa seseorang dengan kebajikan dari yang Mutlak dalam arti penyesuaian dengan hukum-hukum kesusilaan dan inilah yang disebut proses pencapayan tujuan pendidikan oleh Harbert sebagai pengajaran yang mendidik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun