Mohon tunggu...
Asep Saeful Ulum
Asep Saeful Ulum Mohon Tunggu... Operational Manager of ButterflyAct - Training and Coaching -

Panggilan hati saya adalah tentang Pengambilan Keputusan. Saya tertarik untuk belajar dan membantu apapun yang berkaitan dengan pengambilan keputusan. Sedang menekuni bidang Personal Decision Making, menulis buku tentang keputusan, dan akan merambah pada Government Decision Making. "Trainer Pengambilan Keputusan | Authorized Trainer of ButterflyAct"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keputusan dan Keputusasaan

24 Desember 2014   01:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:36 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keputusan dan Keputusasaan selamanya akan selalu dekat. Ada yang terjebak memutuskan untuk putus asa. Ada yang putus asa karena tak bisa memutuskan.

"Tak bisa memutuskan" juga sepertinya harus kita revisi menjadi "Tidak tahu bagaimana caranya untuk memutuskan."

Kita bisa bilang, siapa sih yang tidak pernah putus asa? Dulu mungkin kita pernah khilaf dan akhirnya putus asa. Namun, dewasa ini kita lebih sering dan lebih mudah menyaksikan bagaimana orang lain dengan semangat menunjukkan ke-putus-asa-an-nya.

Ironis memang.

BBM naik, harga-harga naik, tiba-tiba yang tadinya tidak terpikirkan justru kini menjadi bahan pikiran setiap saat, setiap waktu.

Bagaimana ini? Bagaimana itu?
Resah. Gelisah. Takut. Putus asa.

Mereka (mungkin kita) tak sadar bahwa sikap yang ditunjukkan karena adanya stimulus yang terjadi di luar kendali kita adalah satu bentuk dari pengambilan keputusan. Kita sedang mengambil keputusan ketika memilih sikap apa yang akan kita tampilkan.

Termasuk menampilkan bentuk-bentuk dari putus asa.

Bolehkah?
Boleh saja. Tapi, penelitian bertahun-tahun terhadap mereka yang 10 kali berhasil melewati keadaan yang serba tidak pasti menunjukkan bahwa yang membedakan mereka dengan pembandingnya adalah mereka tidak membiarkan keputusannya bergantung kepada peristiwa luar biasa yang terjadi di luar kendali mereka.

Mereka yang tingkat keberhasilannya 10 kali lebih baik ketika melewati keadaan yang serba tidak tentu adalah mereka yang mampu mengambil keputusan di area yang memang mereka memiliki kendali penuh di sana.

Salah satunya adalah kendali atas apa sikap yang akan ditunjukkan atas berbagai himpitan yang menekan dari luar sana.

Hidup boleh sulit. Tantangan boleh selangit. Tapi, pilihan sikap sepenuhnya menjadi wilayah keputusan kita.

Putuskanlah!
dan tidak berputus asa.

—-
Asep Saeful Ulum
Decision Support Analyst
Twitter : @UlumDSA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun