Mohon tunggu...
Khoiry Bachrul Ulum
Khoiry Bachrul Ulum Mohon Tunggu... Penulis - Pengasuh Sepatumerah.net

Dunia hanya jembatan. Tempat menghamba kepada Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Istri Rasulullah | Ibu Sekalian Umat Mukmin

20 November 2019   21:35 Diperbarui: 20 November 2019   22:39 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disini kami akan menyajikan sebuah biografi singkat dari istri-istri Rasulullah. Mengetahui biografi dari istri-istri beliau adalah suatu pengetahuan yang tak ternilai, karena istri-istri beliau adalah ummahatul mukminin, ibunda dari seluruh orang mukmin. Sesuai data sejarah, Rasulullah memiliki istri berjumlah 11.

Hal itu adalah kekhususan bagi Beliau, orang islam tidak berhak sedikitpun mencontoh Beliau dalam hal ini. Sebagaimana puasa wishol yang dilakukan oleh Beliau. Nabi Muhammad bukanlah satu-satunya Nabi yang memiliki Istri lebih dari satu. Masih ada Nabi Sulaiman. Istri-istri Nabi Sulaiman jauh lebih berbilangan dari jumlah istri yang dimiliki Baginda Agung Nabi Muhammad.

Khadijah binti Khuwailid

Nama lengkapnya Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdil Uzza bin Qushay bin Murrah bin Ka'ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr. Ibunya bernama Fathimah binti Zaidah bin Al-Asham Jundab bin Rawahah Al-Haram bin Hajar bin Abdi bin Ma'ish bin Amir bin Luay bin Ghalib bin Fihr.

Di era Jahiliyah ia dipanggil dengan sebutan "Ath-Thahirah" (Wanita Suci). Sebelum menikah dengan Nabi, ia telah menikah dua kali. Salah satu suaminya adalah laki-laki dari Makhzum-Quraisy, Atiq bin Abid. Dengan suaminya ini ia melahirkan anak perempuan.

Suaminya yang lain adalah seorang dari suku Tamim, Abu Halah Hindun bin Zurarah bin Nabasy At-Tamimi. Dengan Abu Halah ia melahirkan anak yang bernama Hindun. la menikahi Rasulullah karena kejujuran dan sifat amanat yang dimiliki Rasulullah.

Ketika Rasulullah mulai berdakwah, Khadijah berada di sisinya dan membelanya dengan lisan dan hartanya. la termasuk wanita yang paling agung bagi beliau sehingga beliau sempat bersabda, "Sesungguhnya ia telah mengimaniku tatkala manusia mendustakanku, memberikan tempat yang aman bagiku tatkala manusia menolakku dan aku diberi anak darinya." Khadijah meninggal pada bulan Ramadhan tahun 10 kenabian pada 'Am Al-Chuzni (Tahun Kesedihan).

Saudah binti Zam'ah

Dia adalah Ummul Mukminin Saudah binti Zam'ah bin Qais bin Abdi Wadd bin Nashr bin Malik bin Hasal bin Amir bin Luay Al-Qurasyiyah Al-Amiriyah. Ibunya bernama Asy-Syamus binti Qais bin Zaid bin Umar Al-Anshari. Sebelum menikah dengan Rasulullah, ia menikah dengan anak pamannya. Yakni As-Sakran bin Amr saudara Suhail bin Amr Al-Amiri.

Ketika masuk Islam, ia memberikan baiat kepada Rasulullah. Suaminya juga ikut masuk Islam bersamanya. Ia bersama suaminya hijrah ke Habasyah, namun suaminya meninggal di sana. Nabi menikahinya sementara ia mempunyai enam orang anak.

Pernikahan beliau dengannya terjadi pada bulan Ramadhan tahun kesepuluh kenabian setelah Khadijah wafat di Makkah. Pendapat lain mengatakan pernikahan beliau dengannya terjadi pada tahun ke-8 H dengan maskawin sebesar 400 dirham.

Ayat hijab turun berkenaan dengannya. la adalah perempuan yang suka bershadaqah. la telah memberikan hari gilirannya kepada Aisyah. la meriwayatkan lima hadits. Abdullah bin Abbas dan Yahya bin Abdillah bin Abdirrahmann Al-Anshari meriwayatkan darinya. Para penyusun kitab hadits, Abu Dawud, An-Nasa'i dan Al-Bukhari meriwayatkan hadits darinya.

la meninggal pada bulan Syawal tahun 54 H. Pada masa Khalifah Muawiyyah Ada yang berpendapat bahwa ia meninggal tahun 55 H.

Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq

la adalah Ummul Mukminin Aisyah binti Abi Bakar bin Quhafah. Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir Al-Kinaniyah adalah ibunya. la lahir di Makkah sekitar tahun delapan sebelum Hijriyah. la seorang perempuan putih dan cantik. Karena itu, ia dipanggil dengan Al-Humaira (Kemerah-merahan).

Rasulullah menikahinya pada bulan Syawal tahun pertama Hijriyah. Imam Az-Zuhri mengatakan, Jika ilmu Aisyah dikumpulkan bersama dengan ilmu semua kaum perempuan, niscaya ilmu Aisyah lebih utama. Diriwayatkan bahwa Nabi bersabda, "Banyak laki-laki yang sempurna, namun tidak ada wanita sempurna kecuali Maryam binti Imran dan Asiyah perempuan Fir'aun. Kelebihan yang dimiliki Aisyah melebihi seluruh wanita ibarat roti Tsarid yang melebihi segala jenis makanan." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Aisyah mendapat cobaan dengan kasus Haditsul lfki (Berita Bohong), dimana ia dituduh berbuat zina oleh kaum munafik. Peristiwa ini merupakan cobaan yang besar bagi dia, suaminya, dan keluarganya. Akhirnya Allah menyingkap kedustaan tersebut dengan menurunkan ayat yang dibaca terus menerus sepanjang masa yang membebaskannya dari tuduhan keji tersebut.

Allah berfirman, "Sebenarnya orang-orang yang datang dengan (membawa) kabar palsu itu berasal dari golongan kalian. Janganlah kalian beranggapan bahwa kabar palsu itu buruk bagi kalian. Bahkan ia adalah baik bagi kalian. Tiap-tiap orang dari mereka akan mendapatkan balasan dari dosa yang dikerjakan. Dan barangsiapa di antara mereka yang mengambil bagian terbesar dalam pemberitaan kepalsuan itu, maka baginya adzab yang besar". (An-Nur: 11-12)

Aisyah meninggal di Madinah tanggal 17 Ramadhan tahun 57 H/676 M. Jenazahnya dimakamkan di Baqi la meninggal tahun 59 H pada usia 66 tahun.

Hafshah binti Umar bin Khatthab

Nama lengkapnya Hafshah binti Umar bin Al-Khathab. la dilahirkan lima tahun sebelum kenabian. Sebelum menjadi istri Nabi , ia adalah istri sahabat agung, Khunais bin Hudzafah As-Sahmi, yang gugur sebagai syahid dalam Perang Uhud. Khunais luka-luka dalam perang tersebut hingga meninggal dunia.

Hafshah menjadi janda tatkala umurnya dua puluh tahun. Rasulullah menikahinya dengan maskawin 400 dirham. Hafshah meriwayatkan enam puluh hadits dari Nabi. Sejumlah sahabat dan tabi'in meriwayatkan hadits darinya. Hafshah adalah perempuan yang dapat menulis dan fasih dalam berbicara.

Al-Qur an setelah dikumpulkan jadi satu disimpan di rumahnya. Hafshah meninggal di Madinah tahun 45 H. Pendapat lain mengatakan, ia wafat tahun 54 H dan sebagian lagi mengatakan, tahun 37 H

Zainab binti Khuzaimah

Nama lengkapnya Zainab binti Khuzaimah bin Al-Harits hin Abdillah bin Amr Al-Hilaliyah Al Amiriyah. Ibunya adalah Hindun binti Auf bin Al-Harits bin Hamathah Al-Hamiriyah. Saudara-saudara perempuannya yang sekandung antara lain Ummu Al-Fadhl Ummu bani Al-Abbas bin Abdil Muthalib, Lubabah Ummu Khald bin Al-Walid. Adapun saudara perempuannya yang seibu adalah Maimunah binti Al-Harits Ummul Mukminin.

Pernikahannya dengan Rasulullah terjadi pada bulan Ramadhan tahun ketiga Hijriyah setelah beliau menikah dengan Hafshah binti Umar dan sebelum beliau menikah dengan Maimunah binti Al-Harits. Beliau memberikan maskawin kepadanya dengan 400 dirham dan menyelenggarakan walimah dengan menyembelih hewan.

Zainab mencurahkan perhatiannya terhadap amal-amal kebajikan dan shadaqah. la tidak merasa lelah dalam memelihara anak-anak yatim dan janda-janda, memperhatikan mereka dan berbuat baik terhadap mereka. Dengan itu ia berhasil menanam cintanya ke dalam hati orang-orang yang lemah dan orang-orang yang membutuhkan bantuan.

Bukti yang paling baik atas hal itu adalah ia terkenal dengan julukan Ummul Masakin (ibu bagi orang-orang miskin) dan julukan ini tetap melekat pada dirinya hingga Hari Kiamat. Zainab meninggal pada bulan Rabiul Awal tahun keempat Hijriyah Umurnya mencapai tiga puluh tahun. la dimakamkan di pekuburan Baqi'.

Ummu Salamah Hindun binti Umayyah Al-Makhzumiyah

Nama lengkapnya Hindun binti Abi Umayyah bin Al-Mughirah bin Abdillah bin Amr bin Makhzum bin Yaqazhah bin Murrah Al-Makhzumiyah. Kakeknya dijuluki Zad Ar-Rakb (Pemberi Bekal Para Musafir) karena kedermawanannya. Kakeknya selalu mencukupi bekal orang yang bepergian bersamanya.

Ummu Salamah adalah putri paman Khalid bin Al-Walid Saifullah Al-Maslul (Pedang Allah yang Terhunus) dan putri paman Abu Jahal bin Hisyam. Ummu Salamah termasuk perempuan-perempuan yang berhijrah periode awal. Sebelum dinikahi Rasulullah, ia adalah istri saudara beliau sepersusuan, Abu Salamah bin Abdil Asad Al-Makhzumi.

Bersama Abu Salamah, ia dikaruniai empat orang anak. Abu Salamah terluka dalam Perang Uhud la melakukan pengobatan selama satu bulan hingga sembuh. Kemudian lukanya kambuh dan meninggal dunia. Rasulullah menikahinya Tatkala masa iddahnya selesai pada bulan Syawal tahun 4 H.

la termasuk perempuan yang paling cantik dan paling mulia nasabnya. la adalah Ummahatul Mukminin yang paling akhir meninggal dunia. Dalam peristiwa Hudaibiyah, Ummu Salamah memiliki ide yang cemerlang yang ia sampaikan kepada Rasulullah.

Beliau melakukan perdamaian dengan penduduk Makkah dan menulis isi-isi perjanjian. Setelah itu beliau bersabda kepada para sahabat, "Bangkitlah, lalu sembelihkan kurban dan bercukurlah." Namun tidak ada seorang pun dari mereka yang bangkit setelah beliau mengulangi sabdanya tiga kali.

Rasulullah lantas meninggalkan mereka dan masuk ke tenda Ummu Salamah dan menceritakan apa yang beliau alami. Ummu Salamah berkata kepada beliau, "Wahai Nabiyallah, dirimu apakah mengharapkannya? Beranjaklah keluar, lalu jangan berkomunikasi dengan seorangpun dari mereka sampai dirimu menyembelih kurbanmu dan mengundang orang yang mencukur rambutmu dan dia kemudian mencukur dirimu."

Beliau bangkit, keluar dan tidak bicara kepada siapapun, lalu menyembelih hewan kurbannya dan mengundang pencukur beliau, lalu tukang cukurnya mencukur beliau. Tatkala para sahabat melihat Rasulullah melakukan hal demikian, mereka bangkit dan menyembelih hewan kurban.

Ummu Salamah merupakan istri Rasulullah yang kedua paling banyak meriwayatkan hadits setelah Aisyah. la meriwayatkan 378 hadits Al-Bukhari dan Muslim sepakat meriwayakan tiga belas hadits darinya. Al-Bukhari meriwayatkan tiga hadits tanpa Muslim dan Imam Muslim meriwayatkan tiga belas hadits tanpa Al-Bukhari.

Sesuai data Tuhfah Al-Asyrafumlah hadits yang diriwayatkan Ummu Salamah adalah 158 hadits. Ummu Salamah merupakan istri Rasulullah yang wafat paling terakhir. la meninggal tahun 62 H/681 M. la hidup sekitar sembilan puluh tahun dan dimakamkan di Baqi'. Sebuah riwayat menyebutkan bahwa ia meninggal pada bulan Dzulqa'dah 59 H. Ada juga yang berpendapat, ia meninggal tahun 61 H.

Zainab binti Jahsy bin Rabab

Dia adalah putri bibi Rasulullah. Beliau telah menjodohkannya dengan Zaid bin Haritsah. Zainab berkata, "Aku tidak rela dia menjadi suamiku karena aku adalah perempuan Quraisy yang mulia." Beliau bersabda, "Aku meridhainya untukmu." (HR. Al-Bukhari).

Allah menurunkan firman berkenaan dengannya, "Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Barangsiapa telah mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah berada dalam kesesatan yang nyata." (Al-Ahzab: 36).

Zainab pun melaksanakan perintah Rasulullah dengan mau menikah dengan Zaid bin Haritsah. Maskawinnya ketika itu sepuluh dinar, enam puluh dirham, baju kurung, baju besi, lima puluh mud gandum dan sepuluh mud kurma. Zainab hidup bersama Zaid selama sekitar satu tahun atau lebih Kemudian terjadi perselisihan di antara keduanya.

Zaid pergi kepada Rasulullah untuk mengadukan perihal istrinya dan meminta izin kepada beliau untuk menceraikannya. Rasulullah menasehatinya agar tetap bersabar dan bersabda kepadanya, "Pertahankanlah istrimu dan bertakwalah kepada Allah." (HR. Al-Bukhari).

Akan tetapi Zaid tidak sanggup meneruskan hidup bersama Zainab, maka ia menceraikannya Kemudian perintah Allah turun kepada Rasulullah agar beliau menikahi Zainab. Allah berfirman, "Dan (ingatiah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya, "Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah,"sedang  di dalam hatimu telah menyembunyikan apa yang sudah Allah nyatakan, dan dirimu merasakan takut kepada manusia, sedangkan Allah lah yang lebih layak untuk kamu takuti. Maka ketika Zaid telah memutuskan untuk mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami menikahkanmu dengannya agar orang-orang Mukmin tidak merasa keberatan untuk (menikahi) istri-istri dari anak-anak angkat mereka, saat anak-anak angkat itu sudah mengakhirkan keperluannya dari istrinya. Ketetapan Allah itu pasti terjadi". (Al-Ahzab: 37).

Hal ini demi membatalkan adat adopsi anak yang sudah berlaku di zaman jahiliyah. Seusai Zainab menjalani masa iddah, Rasulullah mengirim Zaid kepadanya untuk meminangnya untuk beliau. Zaid membacakan ayat- ayat di atas kepadanya.

Zainab sangat gembira, bersujud syukur kepada Allah dan bernadzar untuk berpuasa dua bulan karena Allah. Zainab bangga dengan keistimewaan yang tidak dimiliki istri-istri Rasulullah yang lain. la mengatakan, "Kalian dinikahkah oleh keluarga kalian dan aku dinikahkan Allah dari atas tujuh langit." (HR. Al-Bukhari).

Zainab berhati lembut dan kasih sayang terhadap orang-orang miskin. la pandai menyamak kulit dan membuatnya menjadi manik-manik. la bekerja dan menginfakkan hasilnya kepada orang-orang miskin. la meriwayatkan sebelas hadits dari beliau.

Rasulullah bersabda kepada istri-istrinya, "Yang paling cepat menyusulku (meninggal dunia) adalah yang paling panjang tangannya di antara kalian (yang paling banyak bershadaqah)." (HR. Al-Bukhari). Zainab adalah istri Rasulullah yang paling awal meninggal setelah beliau wafat. la wafat tahun 20 H/640 M.

Juwairiyah binti Al-Harits

Nama lengkapnya Barrah binti Al-Harits bin Abu Dharar bin Habib bin Aidz bin Malik dari suku Khuza'ah. Ayahnya seorang pemimpin Ban Mushthaliq. la menikah dengan anak pamannya, Musafi' bin Shafwan bin Abu Asy-Syafar, salah satu pemuda Khuza'ah.

Juwairiyah ingin merdeka dengan cara akad Kitabah (menebus diri secara berangsur). Kemudian ia mendatangi Rasulullah guna meminta tolong kepada beliau dalam akad Kitabah-nya. Dia berkata, "Duhai Rasulullah, aku adalah Juwairiyah putri dari Al-Harits bin Abu Dhirar seorang pemimpin dari kaumnya. Diriku telah mendapatkan musibah sebagaimana kabar yang jelas kauterima. Aku menjadi bagian Tsabit bin Qais bin Syimas atau anak pamannya. Aku ingin menebus diriku dengan akad Kitabah. Aku mendatangimu untuk meminta tolong kepadamu dalam akad ini."

Beliau bertanya, "Apakah dirimu ingin menerima sesuatu yang lebih baik daripada hal itu?" Juwairiyah menjawab, "Apa itu wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, "Aku membayarkanmu dan menikahimu." Juwairiyah berkata, "Ya, wahai Rasulullah, aku mau melakukannya." Aisyah berkata, "Berita tersebar kepada orang-orang bahwa Rasulullah telah menikahi Juwairiyah binti Al-Harits".

Orang-orang berkata, "Besan- besan Rasulullah!" Lantas orang-orang membebaskan para tawanan. Berkatalah Aisyah, "Pernikahan antara Rasulullah dengan Juwairiyah membuat 100 keluarga dari Bani Al-Mushthaliq terbebas. Aku tidak mengetahui perempuan yang paling besar berkahnya atas kaumnya melebihi Juwairiyah."

Juwairiyah binti Al-Harits meriwayatkan tujuh hadits dari Rasulullah. la meninggal tahun lima puluh Hijriyah. Ada yang berpendapat, ia meninggal tahun 56 Hijriyah. la dimakamkan di pekuburan Baqi'.

Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan

la adalah Ummul Mukminin Ramlah binti Abi Sufyan Shakhr bin Harb bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf. Tidak ada istri beliau yang paling dekat nasabnya dengan beliau kecuali Ummu Habibah. Tidak ada istri beliau yang maskawinnya lebih besar daripada Ummu Habibah. Dan tidak ada istri beliau yang dinikahi dari jarak jauh kecuali Ummu Habibah.

Ayahnya adalah Abu Sufyan pemimpin Quraisy. Saudaranya adalah Muawiyah bin Abu Sufyan, salah satu khalifah dinasti Bani Umayyah Karena keagungan posisi Ummu Habibah dalam daulah saudaranya di Syam, dikatakan kepada Muawiyah, "Paman kaum mukminin."

Ummu Habibah masuk Islam bersama suaminya Ubaidullah bin Jahsy di Makkah. Kemudian Ubaidullah dan Ummu Habibah hijrah bersama kaum muslimin ke Habasyah. Ketika keduanya tiba di Habasyah, suami Ummu Habibah murtad ke agama Nasrani dan meninggalkan Islam hingga meninggal di sana dalam agama Nasrani.

Maka Rasulullah meminangnya, sementara sang calon istri masih berada di Habasyah. Pernikahan beliau dengan Ummu Habibah bin Abu Sufyan ini merupakan titik perubahan bagi Abu Sufyan. Ketika ia mendengar berita pernikahan putrinya dengan Rasulullah sehingga beliau menjadi menantunya, ia tidak dapat menguasai dirinya hingga mengatakan, "Dia adalah pejantan yang tak terkalahkan."

Ummu Habibah meriwayatkan beberapa hadits dari Rasulullah. Jumlahnya mencapai 65 hadits. Al-Bukhari dan Muslim sepakat atas dua hadits darinya. Ummu Habibah memiliki hadits masyhur dalam pengharaman anak perempuan tiri dan saudara perempuan. la meninggal tahun 44 Hijriyah dan dimakamkan di Baqi'.

Shafiyah binti Huyai bin Akhthab

Nama lengkapnya Shafiyah binti Huyai bin Akhthab bin Sa'yah pemimpin kaum Yahudi Bani Nadhir Ummul Mukminin .Sebelum masuk Islam, ia dinikahi Salam bin Abu Al-Haqiq. kemudian digantikan oleh Kinanah bin Abu Al-Haqiq. Keduanya adalah penyair Yahudi.

Rasulullah menikahinya setelah penaklukan Khaibar Shafiyah merupakan perempuan yang cerdas, santun, dan mulia. la meriwayatkan sepuluh hadits dari Rasulullah. la meninggal tahun 52 H pada masa kekhalifahan Muawiyah. la dimakamkan di pekuburan Baqi Ada yang berpendapat bahwa ia meninggal tahun 50 H.

Maimunah binti Al-Harits

Maimunah Ummul Mukminin binti Al-Harits bin Hazn Al-Hilaliyah saudara perempuan Ummu AI-Fadhl istri Al-Abbas dan bibi Khalid bin Al-Walid dan bibi Ibnu Abbas. Suami pertamanya ketika ia belum masuk Islam adalah Mas'ud bin Amr Ats-Tsaqafi. Mas'ud menceraikannya. Kemudian ia dinikahi Abu Raham bin Abdil Uzza. Abu Raham meninggal, kemudian Rasulullah menikahinya seusai umrah Al-Qadha'.

As-Suhaili menyebutkan, ketika berita khithbah Rasulullah terhadap dirinya sampai kepadanya, saat itu ia sedang menunggang unta, ia berkata, Unta dan apa yang ada di atasnya milik Rasulullah." As-Suhaili mengatakan, "Tentang hal itu turunlah ayat, "Dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin." (Al-Ahzab: 50). Maimunah meninggal dunia pada tahun 61 H.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun