Ketika rinduku mengental puisiku menggumpal
Karena cinta tak berbalas dengan setimpal
Sajak mengutukku menjadi pria tak berasional
Hingga semburat cinta berubah menjadi sesuatu yang muhal
Darah cinta mengucurkan luka lara
Menumpahkan sejuta sungkawa
Kesakitan demi kesakitan datang tak terjadwal
Tak tertepis surut mendangkal
Desau angin yang mengejekku
Membekukan rindu menjadi pilu
Panas mentari datang membantu
Melelehkan pilu membanjirkan sembilu
Dirimu yang tak ingin mengingat
Tentang segala memoar yang pernah tergurat
Berjibaku dirimu ingin selalu menggugat
Menghapus cinta yang tak ingin kau catat
Kuputuskan memanggul cintaku sendiri
Sampai sukmamu menyembul kembali
Hari-hariku adalah balada yang terbakar
Menyungkurkan kerisauan yang berkelakar
Cintaku tersesat di  padang rimba
Terjerembab dalam hutan derita
Terkuyub lebatnya hujan lelara
Celaka, Luka, tewas ditikam satwa
Mengobarkan gelisah
Mengabarkan resah
Mengibarkan kelusuh
Menguburkan Peluh
Cinta dalam diam
Menyayatkan perih begitu dalam
Di kedalaman nurani, Kupanggul duka
Laut segala luka