Mohon tunggu...
Khoiry Bachrul Ulum
Khoiry Bachrul Ulum Mohon Tunggu... Penulis - Pengasuh Sepatumerah.net

Dunia hanya jembatan. Tempat menghamba kepada Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kematian adalah Kebutuhan Primer, Jangan Diratapi Terlalu Dalam

17 November 2019   01:05 Diperbarui: 18 November 2019   01:34 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesuai dengan prinsip ini Dr. Luns Planck,(1) percaya bahwa secara teoritis manusia adalah abadi, sampai batas yang luas. Sebab sel-sel tubuh manusia merupakan alat yang secara spontan berfungsi untuk menggantikan dan menyembuhkan tubuh yang sedang terserang penyakit. Meskipun demikian manusia tetap menjadi lemah dan mati.

Penyebab kematian tetaplah menjadi sebuah rahasia yang membuat kagum para sarjana. Tubuh kita ini selalu mengadakan pembaharuan. Zat-zat pelumas yang terdapat dalam sel-sel darah kita mengerut kemudian memperbarui diri. Demikian juga seluruh sel-sel tubuh, menjadi aus dan digantikan oleh sel-sel baru, terkecuali sel seluruh syaraf.

Penelitian ilmiah telah menjelaskan bahwa darah manusia seluruhnya memperbarui dirinya kembali sekitar empat tahun sekali. Seperti halnya seluruh atom tubuh manusia mengadakan perubahan dalam beberapa tahun. Dari hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tubuh manusia tidaklah seperti kerangka. Akan tetapi seperti sungai yang mengalir atau merupakan proses kerja yang terus menerus.

Dan disinilah semua teori yang menyatakan bahwa sebab terjadinya kematian karena tubuh menjadi lemah kekuatannya menjadi gugur. Sedangkan bagian-bagian tubuh yang aus atau yang keracunan pada masa kanak-kanak atau pada masa remaja, bagian-bagian tersebut telah terbuang dari tubuh sejak masa yang lama. 

Dan tentu saja hal ini tidak ada artinya bila dijadikan sebagai penyebab kematian. Sebab terjadinya kematian terletak pada tempat yang lain. Bukannya terdapat dalam pencernaan makanan, jaringan tubuh maupun dalam jantung.

Sebagian sarjana mengatakan bahwa jaringan urat syaraflah yang menjadi sebab kematian. Dasarnya adalah karena jaringan urat syaraf tetap tinggal dalam tubuh manusia sampai akhir hayat dan tidak mengadakan pembaruan. interpretasi yang menyatakan bahwa sistem syaraflah yang merupakan titik kelemahan dalam tubuh manusia itu benar, maka merupakan hal yang mungkin. 

Kita mempunyai dugaan bahwa dimana ada tubuh yang tidak mempunyai sistem syaraf, maka dia akan berumur lebih panjang daripada tubuh yang mempunyai sistem syaraf.

Namun penelitian ilmiah tidak mendukung pendapat ini. Sebagai contoh, sistem ini tidak terdapat pada pohon. Akan tetapi di antara pohon-pohon tersebut ada yang berumur panjang. 

Sedangkan gandum, yang tidak mempunyai sistem syaraf ini berumur tidak lebih dari setahun. Demikian pula dalam kehidupan amuba, tidak terdapat alat-alat syaraf. Padahal masa hidupnya tidaklah lebih dari setengah jam.

Berdasarkan interpretasi itu juga, maka binatang-binatang yang dianggap sebagai keturunan yang lebih tinggi dan yang lebih sempurna dan lebih baik sistem syarafnya, tidak boleh tidak akan hidup lebih lama daripada binatang-binatang keturunan yang lebih rendah dan lebih lemah sistem syarafnya. Tetapi kenyataan tidak menguatkan pendapat ini juga. 

Kura-kura, buaya dan ikan patik lebih panjang umurnya daripada binatang-binatang yang lain. Padahal binatang-binatang tersebut merupakan binatang jenis kedua (binatang keturunan rendah dan lebih lemah sistem syarafnya).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun