Kemudian setelah menyelesaikan proses mengajarnya di Poltekpel Malahayati, ia mengapply lagi beasiswa untuk mengambil gelar Doktornya di Kota Wuhan juga, kota yang sama ketika dirinya menempuh pendidikan S2. "Karena sudah berpengalaman alhamdulillah lulus S3 di kampus yang sama dengan jurusan yang sama, mulai kuliah Agustus 2019 sampai dengan 2022," kata dia.
Persiapan Fadil kuliah di China
Terkait persiapan beasiswa ke China, kata Fadil, setiap mahasiswa yang ingin kuliah ke luar negri pasti ada persiapan seperti tes toefl dan melatih public speaking.
Biaya hidup Fadil di China ditanggung Pemerintah China
Beasiswa tersebut didapatkan Fadil dari Pemerintah China, China Goverment Scholarships (CGS). Semuanya diberikan oleh Pemerintah China, untuk setiap tahun ada beberapa slot untuk mahasiswa dari beberapa negara. "Itu semua sudah ditanggung mulai dari biaya kuliah, uang asrama, asuransi, dan biaya hidup sehari hari untuk bulanan," tambahnya.
Untuk biaya hidup beasiswa pemerintah China, S1 sampai S3, jumlahnya pun berbeda-beda, S1 2.500 RMB (Rp5 juta), S2 3 ribu RMB (Rp6 juta), dan S3 3.500 RMB (Rp7 juta).
Jumlah tersebut cukup untuk menabung setengah dan setengahnya lagi untuk biaya hidup. Selama di China dirinya tidak pernah kerja, karena sudah menjadi aturan di negara tersebut tidak boleh bekerja bagi mahasiswa inrasional yang dapat beasiswa,"jika ketauan akan di deportasi," tutur Fadil.
Mimpi Fadil untuk Aceh