Lalu, setelah beberapa tahun bergelut sebagai karyawan diberbagai perusahaan  swasta yang ada di Banda Aceh, Fadil mencoba keberuntungan sebagai karyawan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Waktu itu saya juga buka bisnis jus sembari tes-tes kerja diperusahaan BUMN," kata Fadil kepada melalui rekaman suara WhatsApp.
Saat itu, kata Fadil, Allah belum memberinya rezeki ke jalan tersebut. Alhasil setelah beberapa kali apply di perusahaan BUMN dirinya tetap tidak lulus."Sempat down disatu sisi, kenapa tidak dapat apa yang saya inginkan, sedangkan teman saya dapat," lanjut Pria asli Aceh Utara itu.
Dari Lhoksukon Menuju Wuhan China
"Untuk proses awal mendapatkan beasiswa dulu awalnya ke China itu dapat beasiswa S2 dari 2016-2018," pungkasnya.
Ternyata jawabannya lain dirinya mendapatkan informasi terkait beasiswa ke China dari temannya yang sudah duluan menempuh pendidikan di negara yang terkenal dengan rajanya bisnis.Â
"Melanjutkan studi di luar negeri rasanya seperti mimpi bagi saya, ini impian banyak orang juga," tutur Fadil.
Awal tahun 2015 awal setelah mendapatkan informasi beasiswa tersebut dirinya mempersiapkan semua berkas, mulai dari study plan, pemilihan kampus, pemilihan jurusan dan sharing-sharing bareng temen yang sudah duluan ke China.Â
 "Lalu setelah semuanya lengkap saya apply dan alhamdulillah lewat," ungkap Fadil.
Terbayarkan perjuangan selama beberapa tahun, meski Allah tidak memberikan saya pekerjaan di BUMN, tapi Allah membuka jalan lain untuk saya. Syukur-syukur sekarang bisa lanjutin S3," jelas pria yang gemar berorganisasi tersebut.
Lanjut Fadil, September 2016 dirinya berangkat ke Wuhan China untuk menempuh pendidikan S2 nya dan Juli 2018 selesai.Kemudian ia balik ke Aceh sebentar untuk mengajar di Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Malahayati, Ujung Bate, Aceh Besar dua semester.Â