Tak kenal maka tak sayang, Muhammad Rizieq Shihab adalah anak seorang pejuang kemerdekaan, mungkin karena dna keberanian dan ketegasan ayahnya Hussein Shihab yang kini mengalir di darahnya. Tak ada rasa takut dan gentar dalam perjuangan, seperti saat ayahnya diikat pada mobil jeep dan diseret oleh Belanda. Wajarlah kalau seorang pejuang dibenci, karena dia dilabelkan oleh musuh-musuhnya sebagai orang yang bengal dan jahat.
Karena kecintaannya pada Islam dan Indonesia beliau mendirikan Front Pembela Islam pada tanggal 17 Agustus 1998. Di media, FPI digambarkan sebagai ormas radikal yang suka mengobrak-abrik tempat maksiat. Namun tidak diberitakan bagaimana FPI sudah berkali-kali meminta penutupan tempat maksiat tapi tidak juga digubris oleh aparat. Para pembenci FPI itu mengolok-olok cara FPI memberantas maksiat, tapi mungkin mereka lupa FPI telah menyelamatkan anak gadis mereka dari pemerkosaan orang mabuk, dan menyelamatkan anak laki-laki mereka dari narkoba.
Saat terjadi bencana tsunami di Aceh, FPI memberangkatkan 1700 laskarnya untuk mengevakuasi jenazah korban tsunami. Habib dan istrinya, Syarifah Fadhlun Yahya terjun langsung ke lapangan. Mereka berdua tidur di samping kantung-kantung jenazah tanpa rasa takut dan jijik.Â
Sehingga jika kita melihat monumen tsunami, maka akan tercatat FPI adalah ormas yang paling banyak mengevakuasi sebanyak 100 ribu jenazah. Jika terjadi bencana alam di daerah, maka FPI adalah salah satu ormas yang pertama kali memberikan bantuan. Sungguh banyak jasa FPI bagi bangsa ini, namun tidak semua media fair memberitakannya.Â
Hal yang paling fenomenal yang pernah dilakukan Habib Rizieq adalah memimpin Aksi Bela Islam terhadap penghinaan Al Quran oleh Gubernur Jakarta, Ahok. Â Saat itu pendukung Ahok menganggap dia hanya terpeleset berbicara tentang Al Maidah 51. Namun mungkin mereka lupa (atau tidak peduli) bahwa Ahok sudah pernah menyinggung Al Maidah sejak dia menjadi Bupati Belitung dalam bukunya "Mengubah Indonesia" sehingga wajar saja kalau umat Islam meminta keadilan atas kelancangan Ahok. Tapi ternyata dendam akibat kekalahan Pilgub dan masuknya Ahok ke dalam penjara belum reda hingga saat ini.
Tak kenal maka tak sayang, andaikan para pembenci Habib tahu bagaimana beratnya kehidupan beliau setelah Aksi Bela Islam, bagaimana teguh hatinya meskipun disuap dengan uang triliunan, bahkan saat dirayu akan dibangunkan pesantren termegah di indonesia beliau menjawab "andainya diberikan tanah dari sabang sampai merauke saya tidak akan menghentikan perjuangan ini".Â
Bagaimana di sekitar pesantrennya dijadikan tempat latihan perang, sehingga terdengar suara tembakan dari pagi hingga malam. Namun beliau dan istri menghadapinya dengan sabar, malah menyembelih sapi dan dibagikan ke warga sekitar agar warga tidak takut dan menganggap suara tembakan itu seperti petasan dan dagingnya adalah hewan kurban seperti Idul Adha.
Namun teror itu tidak pernah berhenti, muncul chat fitnah Habib Rizieq dengan seorang perempuan untuk menghancurkan kehormatan beliau dan keluarganya. Â Bisa dibayangkan perasaan seorang istri dan tujuh anak perempuan melihat ayah tercintanya mendapatkan fitnah keji, namun mereka berusaha sabar menghadapinya. Teror semakin keras, hingga suatu hari penembakan diarahkan tepat di kamar tempat Habib shalat, maka di situasi itulah Habib merasa perlu untuk pergi dari Indonesia, demi keselamatan istri dan anak-anaknya.
Andaikan para pembenci Habib tahu, bagaimana beliau mengendalikan situasi di Indonesia dari kota Mekkah tentu mereka akan merasa malu. Yang terbaru, majunya seorang ustad sederhana dari kampung dalam Pemilihan Presiden 2019 adalah bukti kecerdikan beliau.
Berusaha memahami pembenci Habib Rizieq, mungkin mereka terlalu lama dicuci otak oleh media mainstream sehingga tak bisa lagi membedakan hitam dan putih. Dan sudah terlanjur keruh pikirannya dengan opini buzzer-buzzer bergaji 4 juta sebulan yang bermarkas di perumahan mewah Menteng.