Mohon tunggu...
Ultimate555
Ultimate555 Mohon Tunggu... Freelancer - writer

reincarnation of a very old soul positive vibes & spread loves

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Membangunkan Mimpi

31 Agustus 2020   22:48 Diperbarui: 31 Agustus 2020   22:37 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku seperti merasakan ada suara lembut dari hatiku yang paling dalam mengajakku untuk melakukannya. Semacam pernyataan, semacam persetujuan, semacam bunyi ketukan halus ketika petugas imigrasi mencap paspor yang menyatakan kita telah diizinkan dan sah untuk berpetualang di negeri mereka. 

Aku selalu merasa senang ketika mendengar suara lembut itu. Suara itu jarang terdengar, tapi begitu ia muncul selalu dibarengi dengan suntikan energi yang demikian dahsyatnya, dan aku langsung merasakan mulas ringan diperutku yang akan sembuh sendiri dengan beberapa helaan nafas.

Aku percaya itu adalah bentuk konfirmasi dari alam bawah sadarku yang selama ini memeluk impian itu dalam buaiannya yang hangat menunggu untuk dibangunkan. 

Sekali ia dibangunkan, hidupku akan berubah, tidak ada istilah untuk menyuruhnya tidur kembali. Ia akan menungguku untuk menjelaskan kepadanya apa yang akan aku lakukan berikutnya. 

Ia akan menjadi hakim atas diriku dan nyaliku yang cukup berani untuk membangunkannya. Ia akan memperhatikan tahap demi tahap apa usaha yang aku lakukan untuk mewujudkannya---mimpi yang telah dibangunkan itu.

Hanya ada dua hasil yang bisa ditunjukan kepadanya. Mimpi yang terwujud atau mimpi yang hanya akan menjadi impian belaka. Jika aku berhasil mewujudkannya, ia pasti bersorak dan tatapan matanya yang penuh kekaguman itu tidak akan pernah bisa memadamkan api kepuasan dalam jiwaku.  

Jika aku gagal mewujudkannya, ia yang tidak akan pernah kembali tidur itu akan menjadi kenangan pahit yang memang harus  bisa diterima oleh setiap insan bahwa akan ada mimpi yang akan tetap menjadi impian selamanya. Ia akan menjadi bagian masa lalu yang gagal seiring dengan berlalunya waktu. 

Ia akan duduk disana, didalam hati yang paling dalam, menceritakan pada jiwa, bahwa ia seharusnya tidak duduk disitu, ia seharusnya sekarang telah melepas partikel-partikel terkecil dari dirinya hari demi hari ketika tubuh mewujudkannya dalam pengalaman nyata. Ia hanya akan duduk disana, diam, melihat tubuh yang semakin menua dimakan waktu. 

Memperhatikan jiwa yang semakin tebal dengan tumpukan energi  kosmos atas semua yang terjadi dalam hidup. Ia tersenyum simpul dan berkata: "Hei, aku hampir saja ada disana."

Aku percaya impian yang tidak menjadi kenyataan akan menjadi hutang jiwa untuk kehidupan yang berikutnya. Membangunkan mimpi bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh. 

Seratus atau dua ratus, atau tiga ratus tahun lagi, pada kehidupan selanjutnya, di tubuh yang berbeda, ia masih akan tetap duduk disana, didasar hati yang paling dalam, membisikkan sesuatu kepada tubuh barunya, bukan ke telinganya, tapi ke jiwanya, dan berkata: "Aku mau kesana, aku telah dibangunkan, beratus-ratus tahun yang lalu, maukah kau membawaku kesana?" Dan jika ia beruntung, tubuh barunya akan menjadikannya mimpi yang sempurna, jika tidak, ia terpaksa harus kembali duduk dan menunggu kesempatan lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun