Potensi Perikanan dan Blue Economy di Desa Muara Angke
    Desa Muara Angke, terletak di Pantai Utara Jakarta, merupakan salah satu wilayah yang sangat kaya akan potensi perikanan. Sejarah panjang pengolahan ikan di Muara Angke telah menjadikannya sentral perikanan tradisional yang signifikan. Dalam beberapa dekade terakhir, Muara Angke telah terus berkembang sebagai pusat pengolahan ikan asin dan cumi-cumi, dengan ribuan nelayan dan pengolah ikan yang bergantung pada aktivitas ini sebagai mata pencaharian utama mereka.
Potensi Perikanan Muara Angke
    Muara Angke memiliki potensi perikanan yang sangat besar. Lokasinya strategis di pinggiran Ibu Kota Jakarta membuat daerah ini menjadi komponen penting dalam perputaran roda ekonomi lokal. Usaha perikanan di Muara Angke tidak hanya terbatas pada tangkap ikan; pengolahan ikan tradisional seperti ikan layang, pari, cucut, tenggiri, tongkol, lemuru, lesi, japu, jambal, dan jenis ikan lain-lain juga menjadi andalan. Sebuah survei tahun 2022 menunjukkan bahwa sebanyak 172 orang aktif dalam pengolahan ikan asin dan cumi-cumi, dengan mayoritas (161 orang) bergerak di bidang pengolahan ikan asin.
    Tahun 2020, hasil tangkapan ikan di Muara Angke mencapai 36,716,456 kilogram, dengan transaksi pelelangan ikan sebesar Rp 1,323,925,092,825. Jenis tangkapan ikan di Muara Angke juga sangat beragam, mencakup 38 jenis ikan. Potensi ini tidak hanya memberikan keuntungan langsung kepada nelayan dan pengolah ikan, tetapi juga berkontribusi besar pada ekonomi lokal.
Blue Economy di Desa Muara Angke
   Blue economy, atau ekonomi biru, merupakan strategi penggunaan sumber daya laut yang berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Di desa-desa pantai seperti Muara Angke, blue economy dapat dimanfaatkan untuk optimalisasi potensi perikanan dan non-perikanan. Namun, implementasi blue economy di wilayah pesisir seperti Tanakeke menemui tantangan seperti kondisi alam yang tidak selalu mendukung dan keterbatasan biaya pengembangan program-program terkait. Meskipun demikian, prinsip-prinsip ekonomi biru dirancang untuk menciptakan pertumbuhan positif dalam sektor ekonomi kelautan dan perikanan, serta menjaga kelestarian ekosistem laut.
    Untuk Muara Angke sendiri, pemerintah dan stakeholder lokal harus berkomunikasi intensif untuk mengoptimalkan potensi blue economy. Ini dapat dilakukan dengan meningkatkan teknologi pengolahan ikan, diversifikasi produk olahan ikan, serta promosi destinasi wisata marin yang aman dan berkelanjutan. Contohnya, pengembangan produk olahan ikan yang unggul seperti ikan bandeng atau udang dapat diekspor, meningkatkan pendapatan nelayan dan masyarakat sekitar.
Manfaat Implementasi Blue Economy di Muara Angke
    Implementasi blue economy di Muara Angke dapat memberikan manfaat berlimpah bagi masyarakat setempat. Berikut beberapa manfaat yang dapat :