Mohon tunggu...
Afifatul Ulya
Afifatul Ulya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi UIN Walisongo Semarang

Mahasiswa Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Pendidikan Orang Dewasa Melalui Pendekatan yang Dikembangkan oleh Rasulullah SAW

17 Juni 2022   08:52 Diperbarui: 17 Juni 2022   08:57 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang  dewasa  merupakan seorang  yang  sudah mempunyai  banyak  pengalaman, wawasan, keahlian dan kemampuan menangani masalah kehidupan dengan mandiri (Sujarwo, 2007). 

Keterlibatan orang dewasa dalam belajar memberikan manfaat dalam melakukan perubahan hidup ke arah yang lebih baik. Fokus belajar berpusat pada kehidupan, proses pendidikan orang dewasa bukan hanya untuk memperoleh nilai yang bagus namun juga untuk meningkatkan kualitas hidupnya. 

Pendekatan pembelajaran yang digunakan pada pendidikan orang dewasa memiliki ciri khusus tersendiri dibandingkan dengan proses belajar anak-anak. Dalam hal ini, andragogi merupakan sebuah pendekatan pendidikan yang didasarkan pada ciri khusus orang dewasa, khususnya dalam proses pembelajaran (Budiwan, 2018)

Dalam proses pendidikan orang dewasa (andragogi), proses tersebut menghendaki kemandirian dan tidak mau diperlakukan seperti anak-anak, contohnya seperti ia diberi ceramah oleh orang lain tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. 

Apabila orang dewasa dibawa pada kondisi belajar yang memperlakukan dirinya dengan penuh penghargaan, maka ia akan melakukan proses belajar dengan penuh penghargaan pula. Ia akan melakukan proses belajar dengan melibatkan dirinya secara mendalam. 

Oleh karena itu, perlu diketahui cara-cara yang efektif untuk pendidikan orang dewasa. Dalam hal ini, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi orang dewasa dalam belajar dapat berupa faktor psikis dan fisik (Alfurqan & Rahman, 2017).

Rasulullah SAW merupakan sosok pemimpin yang pandai dalam berbagai bidang. Rasulullah bukan hanya seorang pemimpin, namun juga seorang panglima perang, pedagang (ekonom), psikolog, dan seorang pengajar. Sebagai pengajar, Rasulullah SAW telah membuktikan sikap profesionalnya dalam mendidik para sahabat dan generasi Muslim.

Dalam pendidikan Islam didasarkan dari Al-Qur'an dan Hadis yang menjadi sumber utama bagi umat Islam. Hal ini dipahami bahwa dalam Al-Qur'an dan Hadis itu dapat ditemukan berbagai metode pendidikan yang sangat menyentuh perasaan, mendidik jiwa dan membangkitkan semangat (Hidayat, 2015).

Beberapa pendekatan yang dikembangkan Rasulullah SAW yang dipandang representatif dan berpengaruh dalam mendidik para sahabat sebagai orang dewasa, di antaranya yakni :

1. Pendekatan Filosofis

Berdasarkan pendekatan filosofis, pendidikan islam dapat didefinisikan sebagai riset mengenai kependidikan yang berdasarkan ajaran Islam menurut konsep filosofis dari Al-Quran dan hadits. 

Pendekatan filosofis ini memandang bahwa manusia merupakan makhluk rasional sehingga segala sesuatu yang menyangkut pengembangannya didasarkan pada sejauh mana berfikir dapat dikembangkan. Yang menyatu dari pendekatan ini yakni terbentuknya sikap dan pandangan dasar yang meyakini bahwa islam sebagai agama samawi mengandung berbagai konsep, wawasan, dan ide dasar yang memberi inspirasi atas pandangan umat manusia untuk mengatasi masalah hidupnya. 

Pendidikan ini bertujuan agar orang dewasa dapat menggunakan pemikiran dengan leluasa sampai level tertinggi dari daya tangkapnya. Sehingga berpengalaman untuk terus berfikir dengan menggunakan kemampuan berfikirnya.

2. Pendekatan Sosio-Kultural

Pendekatan ini bertumpu pada pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang berjiwa sosial dan berkebudayaan sehingga dipandang sebagai "homo socius" dan "homo sapiens". Pendekatan ini sangat efektif untuk membentuk sifat kebersamaan siswa dalam lingkungannya, baik di sekolah maupun di masyarakat. 

Pola pendekatan ini ditekankan pada aspek tingkah laku dimana pendidik hendaklah dapat menanamkan rasa kebersamaan, dan siswa dapat menyesuaikan diri, baik dalam individu maupun sosialnya.

3. Pendekatan Induksi-Deduksi

  • Pendekatan Induksi, merupakan suatu pendekatan yang penilaiannya secara ilmiah bertentangan dengan peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang bersifat umum. Tujuan pendidikan ini adalah untuk melatih siswa agar terbiasa berfikir ilmiah, membanding, menimbang antara bagian-bagian dan mengambil kesimpulan dan prinsip-prinsip umum tersebut.
  • Pendekatan Deduksi, merupakan kebalikan dari pendidikan induksi. Jika induksi dari khusus ke umum, sementara deduksi merupakan suatu sistem analisa ilmiah yang dari peristiwa yang bersifat umum ke khusus. Tujuan dari pendekatan ini sama dengan induksi, pembedanya ada pada sifat khusus dan umumnya saja.

4. Pendekatan Fungsional

Pendekatan fungsional merupakan penyampaian materi dengan penegasan pada segi manfaat bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Materi yang disiapkan untuk peserta didik adalah materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam berinteraksi dengan masyarakat. 

Hal itu harus disadari sepenuhnya, bahwa materi yang disampaikan kepada peserta didik bukan hanya umtuk meningkatkan aspek kognitifnya, namun juga untuk kelangsungan hidupanya di masa depan. Melalui pendekatan ini hendaknya setiap sekolah di tanah air dapat menjembatani keinginan mereka.

5. Pendekatan Emosional

Pendekatan emosional merupakan upaya untuk membangkitkan perasaan dan emosi siswa dalam mepercayai, memahami dan mendalami ajaran agamanya. 

Melalui pendekatan emosional, setiap pendidik selalu berusaha untuk "membakar" semangat peserta didiknya dalam melaksanakan ajaran-ajaran agama yang sesuai dengan tuntunan Al- Quran. Memberikan sentuhan ruhani kepada peserta didik diyakini berperan besar dalam mamacu semangat mereka untuk beribadah dan menuntut ilmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun