Sebutkan apa kelebihan kamu?
Sebutkan apa kelemanahan kamu?
Kedua pertanyaan tersebut sering kita dapati dalam lembar form identitas, bahkan menjadi pertanyaan yang sering diajukan oleh pewawancara, atau pertanyaan tersebut bisa berasal dari teman kita sendiri. Disadari atau tidak, kedua pertanyaan tersebut terkadang bisa membuat kita terdiam (dalam beberapa menit), bisa dikarenakan kita bingung akan menjawab apa? Bahkan bisa memunculkan perasaan takut untuk menjawab, karena takut jika jawaban kita tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh orang yang menanyakannya, atau bisa jadi kita sendiri yang tidak mau terbuka sama diri kita sendiri, dalam menerima kelebihan dan kekurangan kita sendiri.
Jadi, apa yang harus kita lakukan?
Mari kita mengenali diri kita sendiri, karena yang lebih bisa menjawab pertanyaan tersebut hanya kita sendiri.
Kenapa hal itu penting?
Karena dengan mengenali diri sendiri, kita bisa mengenali emosi, pola pikir dan perilaku kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari kita yang penuh dengan kejutan. Selain itu, menurut teman saya yang baru saja mengikuti seminar (terkait psikologi industri, HR, SDM) dengan mengenali diri sendiri, berarti kita mempunyai 'self branding' dimana kita (khususnya bagi jobseeker) harus bisa 'menjual' diri kita sendiri dengan packages yang ada di diri kita (itulah 'self branding'). Karena trend HR saat ini adalah 'company need people, so company ready for talent war and for us, we must ready to competitive to other. Right now, competitive is key to be success'.
Jadi, you must know your self, buatlah 'self branding'. 'when you wanna people hire or know you, you must know your self'.
Gimana cara mengetahui diri sendiri atau membuat 'self branding'?. Berdasarkan hasil share dengan sahabat-sahabat saya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Let we see :
1. Buatlah sebuah tabel yang isinya mengenai kelebihan dan kekurangan kita. tuliskan pada tabel apa yang kita ketahui mengenai kelebihan dan kekurangan.
2. Sebaiknya ada teman sharing untuk lebih mengenali diri kita sendiri, terkait kelebihan dan kekurangan kita. Oiya, ada istilah 'mirroring', jadikan orang lain sebagai cermin kita dalam mengetahui siapa sebenarnya diri kita. Maksudnya, orang lain bisa memberikan feedback bagi kita, jadinya tidak subjektif, lebih bisa objektif.
Sejauh ini, saya sudah membuatnya, dan banyak hal yang sudah didapatkan, ada yang tidak diketahui menjadi diketahui. Sejauh ini saya bisa mengetahui pola emosi, pikiran, dan perilaku saya. Positifnya, ketika diinterview, saya bisa menjawab lebih pede mengenai siapa diri saya, dan mungkin (yang saya rasakan) saya lebih bisa toleransi baik untuk diri sendiri maupun ke orang lain.
Let's know your self. Selamat membuat 'self branding' :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H