Mohon tunggu...
Uli YatulFitriyah
Uli YatulFitriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi, Universitas Negeri Jakarta

Saya adalah mahasiswa baru dari prodi Sosiologi, UNJ yang menyukai bidang sosial terutama kerelawanan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pendidikan Tanpa Kekerasan Menjadi Fokus Utama Saat ini

1 November 2023   08:18 Diperbarui: 1 November 2023   08:27 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini, kekerasan marak terjadi di masyarakat. Umumnya justru dilakukan oleh kalangan remaja anak sekolah menengah pertama dan juga sekolah menengah atas. Kekerasan yang dilakukan tidak hanya kepada temannya namun bahkan kepada gurunya, yang mana notabennya guru adalah orang tua di sekolah. Kekerasan yang dilakukan tidak hanya berbentuk verbal atau perkataan, namun banyak kekerasan yang berbentuk fisik. Banyak kekerasan yang menyebabkan korbannya harus dilarikan ke rumah sakit atau bahkan sampai meregang nyawa.

Salah satu contoh kasus yang booming belakangan ini adalah pembacokan yang dilakukan oleh siswa Madrasah Aliyah kepada gurunya. Hal ini terjadi lantaran guru yang tidak mengizinkan siswanya untuk mengikuti ujian karena siswa tersebut tidak menyelesaikan tugasnya. Beruntungnya guru tersebut masih bisa diselamatkan nyawanya.

Motif siswa dalam melakukan kekerasan sangat banyak, salah satunya adalah karena ia tidak dapat menahan  emosi nya, hal tersebut seringkali menjadi sarana untuk mengekspresikan emosi nya seperti marah, sedih, dan emosi. Selain itu, adalah siswa mencari perhatian dari orang sekitarnya dikarenakan kurangnya perhatian dari keluarganya sendiri. Keluarga lah menjadi salah satu faktor utama. Kenapa begitu? Karena keluarga menjadi institusi pertama di mana seseorang bersosialisasi. Keluarga memiliki peran penting untuk membentuk karakter seseorang.

Faktor sosial dan ekonomi pun menjadi latar belakang dalam tindakan kekerasan seorang pemuda. Kenapa hal tersebut juga bisa melatarbelakangi tindakan kekerasan pemuda? Karena hal tersebut bisa menjadi tekanan kepada seseorang seperti contohnya kemiskinan, kurangnya perhatian orang tua seperti yang sudah dibilang tadi, dan juga perceraian orang tua.

Peran pemuda sangatlah penting yaitu menjadi agent of change atau dalam kata lain agen perubahan dan agen pembangunan. Maksudnya pemuda ikut andil dalam mendukung perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat dalam skala nasional maupun daerah dan juga pemuda melaksanakan pembangunan baik itu nasional maupun daerah.

Karena pentingnya peran pemuda tersebut, kekerasan haruslah dientaskan. Kekerasan dapat dientaskan dengan upaya dimulai dari institusi terkecil yaitu keluarga. Orang tua sangatlah berperang penting dalam pengentasan kekerasan. Orang tua harus memastikan anaknya tidak merasa tertekan dan tidak melampiaskan emosi nya ke lingkungan di luar keluarga. Orang tua juga harus memberikan pendidikan moral kepada anaknya agar dapat mencegah sifat kerasnya di masa dewasa.

Pengentasan kekerasan juga harus dilakukan di lingkungan sekolah, pemerintah memiliki satgas yang bernama TPPK (Tim Pencegah dan Penanganan Kekerasan). TPPK bertugas melakukan pencegahan dan penanganan di sektor pendidikan. Selain itu juga bertugas untuk mengedukasi peserta didik. Caranya adalah dengan mensosialisasikan program pencegahan dan penanganan kekerasan di instansi pendidikan dan juga orang tua murid. Selain itu, TPPK juga melakukan penguatan karakter dengan melalui implementasi nilai-nilai Pancasila dan mengenalkan budaya pendidikan tanpa kekerasan kepada seluruh warga satuan pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun